Kritik Terhadap Ketidakadilan Kritik Terhadap Masalah Kemiskinan

commit to user keluarganya. Seseorang akan takut untuk membaca koran lagi yang di dalamnya masih banyak informasi-informasi positif yang dibutuhkan kita. Selain uraian di atas dalam cerpen Koran juga juga terdapat kritik sosial lainnya seperti uraian berikut.

a. Kritik Terhadap Ketidakadilan

Ketidakadilan pemerintah dalam memberikan kebijakan pun muncul dalam cerpen Koran. Tercermin dalam kutipan berikut. “Ya, demo. Lalu apa lagi? Paling berita harga BBM, tarif listrik, dan tarif telepon yang naik serentak Korupsi yang susah diberantas Mana ada berita yang enak dibaca? Isinya kesengsaraan semua begini kok” protes Bang Sani.Koran:30 Kuraih koran pemberian Mas Parjo. Kubaca perkembangan kebijaksanaan Amerika Serikat terhadap warga muslim di sana, lalu komentar beberapa anggota DPR soal naiknya harga-harga menyusul kenaikan BBM, telepon, dan tarif listrik, sedang para konglomerat yang utangnya trilyunan malah dibiarkan bebas. Sungguh ajaib keadilan yang diberikan aparat pemerintah pada rakyatnya.Koran:34 Kutipan di atas menunjukkan ketidakadilan pemerintah dalam mengeluarkan kebijakan. Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan, seperti kenaikan BBM, telepon, tarif listrik. Semata-mata hanya menambah beban rakyat kecil saja dan yang menjadi korban hanya rakyat kecil. Berbeda dengan perlakuan terhadap konglomerat atupun koruptor yang dibiarkan bebas menghabiskan uang rakyat. Rasa keadilan pun sirna terutama kepada rakyat kecil.

b. Kritik Terhadap Masalah Kejahatan

Kejahatan merupakan suatu tindakan seseorang atau kelompok yang melawan hukum yang ada atau disebut dengan tindakan kriminal. Tindakan kriminal dapat diuraikan dalam beberapa contoh misalnya tindakan pemerkosaan, pembunuhan, korupsi Permasalahan sosial yang di sajikan dalam kumpulan cerpen “Emak Ingin Naik Haji” merupakan salah satu cara yang digunakan pengarang untuk menyampaikan kritik terhadap fenomena yang terjadi di masyarakat, kritik terdadap tindakan kejahatan dalam kumpulan cerpen tersebut adalah sebagai berikut. commit to user 1 perkosaan Kritik terhadap tindakan pemerkosaan tercermin dalam kutipan cerpen ‘Koran’ berikut ini: Guru SD bernama Maman Jumadi 30 tahun, dikeroyok massa setelah salah satu muridnya mengadu telah diperlakukan tidak senonoh... Bapak dari tiga anak tersebut saat ini meringkuk di Polres Bogor.Koran:32 Kutipan di atas menunjukkan tokoh Udin merasa trenyuh dan kaget setelah dia membaca head-line sebuah surat kabar tentang kabar pencabulan ataupun pemerkosaan yang dilakukan oleh seorang Guru kepada anak didiknya yang bukan lain adalah teman Udin sendiri, si Maman. Kutipan di atas mengkritik perbuatan seorang guru yang tak sepatutnya dilakukan, bukankah guru itu digugu dan ditiru. Kritik terhadap perkosaan ditujukan kepada para pelaku tindak asusila tersebut. 2 korupsi Korupsi, kolusi, dan nepotisme biasanya dilakukan oleh para pejabat atau pengusaha. Keadaan keuangan yang relatif kuat memungkinkan mereka untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang oleh hukum dan masyarakat dikualifikasikan sebagai tindak kejahatan. Kritik terhadap penyelewengan uang untuk kepentingan pribadi atau orang lain korupsi. Tercermin dalam kutipan cerpen ‘Koran’ berikut: “Ya, demo. Lalu apa lagi? Paling berita harga BBM, tarif listrik, dan tarif telepon yang naik serentak Korupsi yang susah diberantas Mana ada berita yang enak dibaca? Isinya kesengsaraan semua begini kok” protes Bang Sani.Koran:30 Koruptor menganggap dirinya kebal terhadap hukum karena kuatnya kekuasaan dan keuangan yang dimilikinya. Oleh sebab itu mereka susah diberantas. Siapa yang salah pemerintah kah, atau aparat penegak hukum yang begitu susahnya memberantas koruptor-koruptor tersebut. Banyaknya uang rakyat yang dikorupsi berdampak bertambahnya kesengsaraan rakyat kecil. commit to user 3 terorisme ...salah seorang buronan yang diduga terkait jaringan pemboman di Makasar, berinisial MS. sehari-hari dikenal sebagai tukang parkir di Muara Angke...Koran:35 MS? Tukang parkir Muara Angke? Muhammad Sani, Bang Sani? Bom? Kapan pula lelaki itu ke Makasar?Koran:35 Kutipan dalam cerpen Koran di atas menunjukkan tokoh Udin terkejut setelah membaca berita di koran bahwa temannya Muhammad Sani terlibat jaringan terorisme di Makasar. Terorisme merupakan salah satu tindakan kejahatan yang melanggar hukum. Yang tidak sedikit kerugian materiil maupun moril yang ditimbulkan akibat adanya terorisme. Agama yang menjadi kedok untuk melancarkan aksinya. Yang tidak lagi memperdulikan korbannya, banyak manusia tidak berdosa yang menjadi korban mereka. Kritik ditujukan kepada teroris maupun komplotannya agar kembali ke jalan yang benar, jangan agama yang menjadi tameng melancarkan aksinya. Kepada pemerintah agar memberantas jaringan-jaringan terorisme sampai pada sel-selnya agar tidak meresahkan masyarakat. 4 pembunuhan Kritik terhadap pembunuhan tercermin dalam cerpen ‘Koran’ ditunjukkan dalam kutipan sebagai berikut. Dan kemarin, dalam keributan antara preman Tanah Abang, jagoan bongkaran itu tewas dibacokKoran: 34 Kutipan di atas terlihat adanya beberapa tindak kejahatan yaitu pembunuhan, bentrok antara kelompok preman satu dengan kelompok preman yang lain. Kutipan di atas mengkritik terjadi bentrokan maupun kerusuhan yang sering kali memakan korban baik korban luka maupun korban yang tewas. Kerusuhan bukan hanya merugikan diri sendiri tetapi juga merygikan orang lain. 5 kritik terhadap masalah pelanggaran norma-norma di masyarakat Masalah pelanggaran norma-norma di masyarakat dalam cerpen Koran diungkapkan untuk memberikan kritikan terhadap adanya pelacuran. commit to user Kritik sosial yang terefleksi melalui masalah-masalah sosial dalam cerpen Koran adalah pelacuran. Kritik terhadap maraknya pelacuran terlihat dalam cerpen Koran. Seperti tampak dalam kutipan berikut: ”Rokok apa rokok, Pra?” Mang Usup Nyamber. Maklum, wilayah kekuasaan Japra memang terkenal sama pelacur kelas teri yang biasa memberi servis dengan harga miring, big sale istilah kerennya, terutama setiap tanggung bulan.Koran:31 Kutipan di atas menggambarkan maraknya wanita tuna susila yang menjajakan dirinya dengan harga yang murah yang terutama setiap tanggung bulan.

3. Cerpen Jendela Rara

Cerpen Jendela Rara menceritakan tentang tokoh Rara yang yang ingin sekali mempunyai jendela pada rumahnya, selama ini keluarga Rara yang hidup dalam kemiskinan dan hidup dibawah kolong jembatan dan rumahnya pun hanya terbuat dari triplek berdempetan dengan rumah-rumah lainnya, dan tidak ada jendela untuk sekedar keluar masuk udara. Oleh sebab itu Rara memohon kepada ibunya dan kakaknya untuk dibuatkan jendela karena menurut Rara jendela penting bagi kehidupan, untuk keluar masuk udara dan keluar masuk sinar matahari. Meski dengan perjuangan yang keras Rara pantang menyerah berusaha mewujudkan mimpinya. Kritik sosial yang terdapat dalam cerpen Jendela Rara diantaranya;

a. Kritik Terhadap Masalah Kemiskinan

Kemiskinan merupakan salah satu masalah pelik yang pada umumnya dijadikan sebagai pangkal dari suatu masalah. Masalah kemiskinan juga menjadi dasar penghalang untuk mewujudkan mimpi. Hal ini tercermin dalam cerpen ’Jendela Rara’. Cerpen ’Jendela Rara’ menceritakan seorang anak perempuan berusia sembilan tahun yang bermimpi mempunyai rumah yang ada jendelanya. Tetapi apa daya kemiskinan merupakan masalah dasar untuk mewujudkan mimpi seseorang. ”Mak kapan kita punya rumah?”Jendela Rara: 87 commit to user Sejak ia mengerti arti tempat tinggal, pertanyaan itu kerap disampaikannya pada Emak. Mulanya perempuan berusia empat puluh limaan, yang rambutnya beruban di sana-sini itu, tak menjawab. Baginya tak terlalu penting apa yang ditanyakan anak-anak. Kerasnya kehidupan membuat ia dan lakinya, hanyut dalam kepanikan setiap hari, apa yang bisa dimakan anak-anak esok. Maka pertanyaan apa pun dari anak-anak, lebih sering hanya lewat ditelinga. Jendela Rara: 87-88 ”Mak kapan kita punya rumah?”Jendela Rara: 88 Kanak-kanak seusia Rara, tak mengenal jera atau bosan mengulang pertanyaan serupa. Dan kali ini, ia berhasill mendapat perhatian lebih dari Emak. Sambil menyandarkan punggungnya di dinding tripleks mereka yang tipis, Emak menatap sekeliling. Matanya menyenter rumah kotak mereka yang empat sisinya terbuat dari tripleks. Hanya satu ruangan, di situlah mereka sekeluarga, ia, suami dan lima anaknya__sekarang empat__memulai dan mengakhiri hari-hari. Tak ada jendela, karena rumah-rumah di kolong jalan tol menuju bandara itu terlalu berdempet. Bahkan nyaris tak ada celah untuk sekedar lalu-lalang, kecuali gang senggol yang terbentuk tak sengaja akibat ketidak beraturan rumah-rumah tripleks di sana.Jendela Rara: 88 Kutipan di atas menunjukkan bahwa keluarga Rara yang hidup dalam garis kemiskinan yang sehari-hari hanyut dalam kepanikan dalam mencari sesuap nasi atau memenuhi kebutuhan sehari-hari lainnya. Emak dan Bapak banting tulang setiap hari untuk memenuhi kebutuhan keluarga tersebut. Tempat tinggal bukan masalah pokok bagi keluarga Rara yang penting bisa makan itu saja sudah lebih dari cukup. Mereka terpaksa tinggal di bawah kolong jembatan, apa daya kemiskinan yang telah membuat mereka terpaksa tinggal di situ dan menghalangi mimpi mereka mempunyai rumah. Kemiskinan pun merupakan salah satu sebab Asih putus sekolah, Emak dan Bapak tak mampu membiayai sekolah Asih. Tercermin pada kutipan berikut: Anak yang ketiga perempuan, sebetulnya dulu rajin sekolah, apa daya ia tak sanggup menyekolahkan si Asih. Jadilah gadis lima belas tahun itu drop out dari sekolah, dan sekarang kabarnya sudah jadi anak buah Mami. Jendela Rara: 90 Untuk makan saja Emak dan Bapak benar-benar kerja keras banting tulang. Tercermin dalam kutipan berikut. Jun menatap Emak dan Bapak yang tiduran di atas sehelai tikar usang. Wajah kedua orangtuanya itu tampak letih. Pastilah. Bukan pekerjaan ringan commit to user mencomoti barang dari tempat sampah satu ke tempat sampah lain. Belum hasil mulung bapak, ternyata besi-besi tua. Memang bawa untung yang lebih besar. Tapi berat yang dipikul juga jelas jauh dibandingkan sampah botol plastik atau barang-barang lain. Malah akhir-akhir ini cuaca makin panas.Jendela Rara: 92 Kritik terhadap kemiskinan ditujukan kepada pemerintah bahwa masih banyak saudara kita yang hidup dalam garis kemiskinan, hidup di bawah kolong jembatan, yang tak sepantasnya menjadi tempat tinggal, dengan mendirikan lapangan pekerjaan salah satu cara untuk mengentaskan kemiskinan. Kebijakan pemerintah seringkali tidak melibatkan partisipasi masyarakatnya dan pembuatan program pembangunan tidak didasarkan atas kebutuhan masyarakat tetapi didasarkan atas kepentingan penguasa. Sistem dan struktur yang timpang di atas berdampak secara sosial, ekonomi, dan politik. Terjadi ketimpangan secara sosial, ekonomi, dan politik akibat kebijakan pemerintah, misalnya secara sosial terjadi jurang pemisah antara si kaya dan si miskin, dimana si kaya merasa bahwa mereka telah memiliki segala-galanya. Memang benar secara materi berkecukupan. Sementara si miskin secara materi tidak berkecukupan, namun demikian mereka memiliki kualitas hidup kebahagiaan lahir dan bathin sebagai manusia yang mampu menikmati hidup. Kritik juga ditujukan kepada orang-orang kaya yang hidup serba kecukupan, tidak ada salahnya untuk membantu atau memberikan sedikit harta untuk meringankan mereka, dan janganlah menutup mata, tidak ada salahnya kita menoleh ke sisi lain bahwa masih banyak saudara kita yang hidup dalam kondisi yang kekurangan. Kesenjangan yang terjadi ditengah-tengah masyarakat adalah disebabkan oleh adanya perbedaan yang mencolok antara satu individu dengan individu yang lain. Atau antara satu kelompok masyarakat dengan kelompok masyarakat yang lain. Perbedaan itu antara lain misalnya antara si kaya dan si miskin atau antara si pintar dan si bodoh. Kritik terhadap adanya kesenjangan sosial juga muncul dalam cerpen Jendela Rara. Mata lelah Emak mulai menggenang. Andai saja ia bisa memantulkan dua sisi bayangan pikiran di benaknya. Pastialh seperti cermin yang memantulkan dua sisi bayangan. Rumahnya dan penduduk lain di bawah commit to user kolong jembatan ini, di satu sisi.dan rumah Pak RT, di sisi lain, dengan jendela-jendela kaca yang besar.Jendela Rara:98-99 Kutipan di atas menunjukkan kesenjangan sosial yang terjadi di lingkungan Rara. Keluarga Rara dan tetangga Rara tinggal di bawah kolong jembatan, jendela yang Rara impikan untuk keluar masuk udara maupun sinar matahari tidak mungkin ada, sebab kondisi rumah yang saling berdempetan. Di sisi lain rumah Pak RT sekaligus orang yang berkuasa di situ, berdiri dengan megahnya dengan jendela-jendela kaca yang besar. Kritik terhadap pembunuhan juga terdapat dalam cerpen Jendela Rara seperti dalam kutipan berikut. Anaknya yang keempat, bocah laki-laki, selisih dua tahun dari Rara, tewas dua bulan lalu, dengan luka di leher dan anus.Jendela Rara: 90 Kutipan diatas menunjukkan bahwa terjadi sebuah pembunuhan dengan korban bocah laki-laki, dan kritik nyang disampaikan adalah bahwa sering kali tindakan kekerasan ataupun pembunuhan, korbannya adalah anak-anak dan tidak menutup kemungkinan sebelum dibunuh anak-anak tersebut dicabul atau disodomi. Kritik terhadap pembunuhan tersebut ditujukan kepada para pelaku tindak pembunuhan yang begitu kejam dan tindak kriminalitas tersebut seolah sudah menjadi fenomena yang sering terjadi dan muncul di masyarakat kita. Dalam cerpen Jendela Rara juga tampak kritik terhadap pelacuran. Tercermin dalam kutipan berikut. Rara tahu, tidak Cuma kakaknya yang berubah. Tapi juga kakak si Inah, Ibu si Ipul, dan banyak lagi. Konon mereka dulu juga anak madrasah. Tapi daya tarik rumah pelacuran, yang terletak hanya beberapa ratus meter dari madrasah, terlalu menggoda. Itu jalan pintas dapat duit. Realitas masyarakat di sudut-sudut Jakarta yang bukan tidak diketahui orang.Jendela Rara:94 ” Tapi banyak yang lebih penting dari jendela,” Asih tak mau kalah, ”Makan kamu misalnya” lanjutnya kesal. Bayangkan, ia sudah capek-capek tiap malam, kadang lembur merelakan badannya melayani empat tamu dalam semalam. Apa adiknya itu tahu?.Jendela Rara:95 commit to user

b. Kritik Terhadap Eksploitasi Anak