commit to user
c. Kritik Terhadap Pendidikan
Pendidikan merupakan hak setiap warga negara untuk memperolehnya. Namun, dalam kenyataannya hanya orang-orang berduit saja yang mampu untuk
mengeyamnya. Tercermin dalam kutipan berikut: Anak yang ketiga perempuan, sebetulnya dulu rajin sekolah, apa daya ia tak
sanggup menyekolahkan si Asih. Jadilah gadis lima belas tahun itu drop out dari sekolah, dan sekarang kabarnya sudah jadi anak buah Mami.Jendela
Rara: 90
Rara anaknya yang bontot. Keras kepala dan punya keinginan kuat. Sekarang masih sekolah di madrasah ibtidaiyah, itu pun karena kebaikan
hati kakak pengajar di sana, ia tak harus membayar sepesar pun. Syukurlah.Jendela Rara: 90
Kutipan di atas menunjukkan bahwa Asih harus putus sekolah gara-gara orang tuanya tak mampu lagi membiayai sekolahnya. Sedangkan Rara dapat
sekolah karena kebaikan kakak pengajarnya yang tidak mengharuskan Rara untuk membayar biaya sekolahnya. Hal tersebut disebabkan orang tuanya tak mampu
apabila untuk membayar semua biaya sekolah Rara. Dan masih banyak Rara-Rara lain yang bernasib sama.
Menunjukkan bahwa pendidikan sekarang hanya diperuntukkan kepada orang-orang berduit saja. Sungguh ironis, di sisi lain anak-anak sekolah dituntut
adanya standarisasi pendidikan dengan adanya ujian nasional, di sisi lain anak- anak dibebani dengan biaya pendidikan, apakah orang tuanya mampu
membayarnya. Belum lagi harus belajar dengan fasilitas yang minim. Kritik ditujukan kepada pemerintah yang sesegera mungkin membenahi
sistem pendidikan kita dan meningkatkan fasilitas-fasilitas pendidikan.
4. Cerpen Bulan Kertas
Cerpen Bulan Kertas menceritakan kehidupan Yu Tarmi dan Kasih anak angkatnya. Cerita dimulai ketika Kasih bingung setelah lulus sekolah, Yu Tarmi
menginginkan Kasih untuk melanjutkan sekolahnya namun setelah memikirkan secara matang Kasih memutuskan untuk mencari pekerjaan dan ingin membantu
Yu Tarmi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka dan yang lebih utama keinginan luhur Asih untuk melepaskan dan meninggalkan kehidupan malam Yu
commit to user
Tarmi yang selama ini bekerja sebagai Pekerja Seks Komersial PSK di sebuah rumah bordil dekat rumah mereka. Biarlah Kasih bekerja banting tulang asalkan
Yu Tarmi ibu angkatnya tersebut terlepas dari dunia malam tersebut dan meninggalkannya. Kritik sosial yang terkandung dalam cerpen Bulan Kertas
adalah kritik terhadap pelacuran juga muncul dalam cerpen Bulan Kertas. Seperti dalam kutipan berikut:
Kasih bahagia melihatnya. Meski Ibu, perempuan yang konon berasal dari pesisir Utara Jawa itu menyandang predikat yang lumayan buruk di mata
masyarakat, lonte.Bulan Kertas:116 Dua sisi hati Kasih berperang. Ingin Kuliah. Sungguh. Tapi di sisi lain, ia
ingin membahagiakan Ibu. Barangkali kalu ia bisa mencari nafkah, perempuan setengah baya itu tidak perlu lagi bekerja untuk Papi.Bulan
Kertas:119
Kasih anak pelacur. Teman-teman dan gurunya tahu itu. Ia bahkan nyaris mengalami pelecehan seksual dari beberapa lelaki, yang mengira Kasih tak
beda dengan Ibunya. Perempuan panggilan. Perempuan yang merusak rumah tangga orang, karena rumah bordil, ke sanalah para lelaki hidung
belang menghabiskan uang. Bulan Kertas:120-121
Kasih anak pelacur. Ya...Tapi suatu hari ia akan mengajak rembulannya berubah. Hidup sebagai perempuan terhormat. Berpikir begitu, semangatnya
bangkit. Ia memandang Yu Tarmi, dan berkata tegas.Bulan Kertas:121
Blass. Lega perasaan Kasih telah menyampaikan keinginannya. Biarlah mereka bersusah-susah, ngirit, hidup sesederhana mungkin. Tak jadi
masalah asalkan ibu bisa berhenti dari pekerjaan yang membuat Kasih tidur tidak tenang setiap malam. Dia tidak tega membayangkan ibu yang mulai
senja, masih membanting tulang dengan menjual tubuh. .Bulan Kertas:123
Lampu bulat-bulat kecil membiaskan cahaya warna-warni di antara hentakan musik dangdut. Beberapa karyawati Papi terlihat mojok menemani tamu di
warung-warung minum dan di pinggiran gang. Wajah-wajah full make up, dengan tubuh dibalut kaos super ketat dan celana panjang atau rok bawah
pinggul. Bulan Kertas:124
Kasih mempercepat langkah. Mata gadis itu menyipit melihat pasangan keluar-masuk rumah-rumah, yang berisi sepuluh sampai lima belas kamar
berukuran kecil. Kamar mandi umum yang dilengkapi shower dan bonus handuk kecil yang bertarif sepuluh ribuan, yang biasa dipakai berdua,
sehabis kencan, mulai bergemericik. Bulan Kertas:124
commit to user
Melewati keramaian yang seperti pasar malam, Kasih melangkah lebih cepat. Tas di bahunya berayun-ayun. Tubuh kasih yang kecil tenggelam
dalam keramaian lalu-lalang orang yang keluar-masuk rumah bordil. Teriakan para lelaki hidung belang, tawa keras mereka, dan celotehan genit
anak buah Papi Lani yang duduk bergerombol di depan rumah-rumah yang menyewakan kamar, adalah warna tiap malam sempat diakrabinya. Bulan
Kertas: 125
Kasih terus melangkah. Alunan musik dangdut yang makin kerasmenyeruak dari tape besar di ruang-ruang yang menyerupai bar kecil, di antara tawa
mengikik dan celotehan tak keruan. Bulan Kertas: 125
Pelacuran atau prostitusi adalah penjualan jasa seksual untuk uang. Seseorang yang menjual jasa seksual disebut pelacur, yang kini sering disebut
dengan istilah Pekerja Seks Komersial PSK. Ini menunjukkan bahwa perilaku perempuan itu sangat begitu buruk hina dan menjadi musuh masyarakat, Mereka
juga digusur karena dianggap melecehkan kesucian agama dan mereka juga diseret ke pengadilan karena melanggar hukum. Prostitusi atau pelacuran selain
meresahkan juga mematikan, karena merekalah yang ditengarai menyebarkan berbagai penyakit di antaranya penyakit AIDS.
Kritik terhadap pelacuran ditujukan kepada para penjaja cinta yang rela menjual diri demi sejumlah uang yang mereka dapatkan dari para lelaki hidung
belang. Alasan yang mereka nyatakan atas pekerjaan yang mereka lakukan pada umumnya karena desakan ekonomi.
5. Cerpen Laki-laki yang Menyisir Rindu