X. ANALISIS FINANSIAL
A. Asumsi-asumsi yang Digunakan
Asusmsi-asumsi yang digunakan dalam analisis finansial industri sirup glukosa ini adalah sebagai berikut.
a. Umur ekonomis proyek diasumsikan selama 10 tahun.
b. Nilai sisa bangunan adalah 50 persen dari nilai awal, nilai sisa tanah adalah
100 persen dari nilai awal, dan nilai sisa mesin dan peralatan adalah 10 persen dari nilai awal.
c. Umur ekonomis mesin dan peralatan produksi adalah 10 tahun, umur
ekonomis peralatan kantor adalah 5 tahun. d.
Biaya pemeliharaan mesin dan peralatan per tahun adalah 5 persen dari harga mesin dan peralatan.
e. Kapasitas produksi adalah 2000 kg tapioka per hari dan menghasilkan 2480 kg
sirup glukosa per hari dengan kadar padatan 70 persen. f.
Jumlah hari kerja per tahun adalah 300 hari. g.
Discount factor diasumsikan sebesar 14 persen.
h. Pajak dihitung berdasarkan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 untuk
pajak badan, yaitu sebesar 28 persen. i.
Debt equity ratio DER sebesar 100 persen modal sendiri dan 0 persen modal
pinjaman dari bank. j.
Modal kerja dihitung berdasarkan biaya operasional produksi selama tiga bulan.
k. Proyek dimulai pada tahun ke-0, sedangkan produksi pertama mulai
berlangsung pada tahun ke-1. l.
Kapasitas produksi pada tahun ke-1 adalah 80 persen, kapasitas produksi pada tahun ke-2 adalah 90 persen, dan kapasitas produksi pada tahun ke-3 dan
seterusnya adalah 100 persen.
64
B. Biaya Investasi
Biaya investasi merupakan biaya yang diperlukan untuk mendirikan industri sirup glukosa ini. Biaya investasi meliputi biaya investasi tetap dan biaya
modal kerja. Biaya investasi tetap meliputi biaya prainvestasi, tanah dan bangunan, fasilitas penunjang, mesin dan peralatan produksi, alat kantor, sarana
distribusi, dan kontingensi. Biaya investasi tetap yang dibutuhkan adalah sebesar Rp 3,229,600,000.00. Rincian biaya investasi tetap tersebut dapat dilihat pada
Tabel 10.1 dan rincian lengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4.
Tabel 10.1. Komponen biaya investasi tetap
No Komponen
Nilai Total Rp
1 Biaya prainvestasi
60,000,000 2
Tanah dan bangunan 1,275,000,000
3 Fasilitas Penunjang
20,000,000 4
Mesin dan Peralatan 1,268,000,000
5 Alat kantor
13,000,000 6
Sarana Distribusi 300,000,000
Subtotal 2,936,000,000
Kontingensi 10 293,600,000
Total 3,229,600,000
Biaya modal kerja merupakan biaya yang dibutuhkan untuk menjalankan industri sirup glukosa ini. Pada penelitian ini, biaya modal kerja dihitung
berdasarkan biaya operasional yang dibutuhkan selama tiga bulan pada kapasitas produksi 80 persen. Biaya modal kerja meliputi upah tenaga kerja, biaya
administrasi, promosi, dan overhead, biaya bahan baku dan bahan penunjang, biaya kemasan, bahan bakar, listrik, dan biaya distribusi. Modal kerja yang
diperlukan oleh industri sirup glukosa ini adalah sebesar Rp 703,548,750.00. Rincian biaya modal kerja tersebut dapat dilihat pada Tabel 10.2 dan rincian
lengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5.
65 Tabel 10.2. Komponen biaya modal kerja
No. Komponen Modal Kerja
Nilai Rp
1 Upah tenaga kerja
108,300,000 2
Biaya administrasi, promosi, dan overhead 32,418,750 3
Bahan baku dan penunjang 479,040,000
4 Kemasan
44,640,000 5
Bahan bakar 13,500,000
6 Listrik
13,650,000 7
Distribusi 12,000,000
Total 703,548,750
C. Sumber Dana dan Struktur Pembiayaan