Potensi Pasar Studi Kelayakan Pendirian Industri Sirup Glukosa dari Tapioka di Pesantren Raudlatul Ulum, Pati

VI. ANALISIS PASAR DAN PEMASARAN

A. Potensi Pasar

Sirup glukosa banyak dibutuhkan oleh berbagai industri makanan dan minuman. Sirup glukosa lebih banyak dipilih sebagai pemanis dibandingkan gula pasir karena sifatnya yang stabil dan tidak mudah mengkristal, sehingga produk yang dihasilkan lebih baik. Selain itu, sirup glukosa juga dapat dikonsumsi secara langsung sebagai pengganti gula pasir. Sampai saat ini, kebutuhan sirup glukosa Indonesia masih banyak yang dipenuhi dari impor. Impor glukosa di Indonesia pada tahun 2008 mencapai 1,795,170 kg dengan nilai US 1,188,172. Tabel 6.1 memperlihatkan perkembangan ekspor dan impor glukosa di Indonesia. Tabel 6.1. Data ekspor-impor glukosa di Indonesia Tahun Ekspor Impor Bobot kg Nilai US Bobot kg Nilai US 2003 270 3,042 456,401 311,663 2004 1,857 4,448 2,785,795 1,035,894 2005 11,070 16,336 4,404,286 1,659,165 2006 3,118 5,438 14,077 27,743 2007 100 158 2,682,312 1,471,589 2008 2,086 3,630 1,795,170 1,188,172 Sumber : Departemen Perindustrian 2009 Sirup glukosa sudah lama dikenal di Indonesia, tetapi belum banyak diproduksi di Indonesia, dan masih mengandalkan pasokan impor. Kebutuhan sirup glukosa semakin lama semakin meningkat seiring dengan semakin tumbuh pesatnya industri makanan dan minuman di Indonesia. Beberapa tahun terakhir, sirup glukosa sudah banyak diproduksi di dalam negeri. Akan tetapi, produksi dalam negeri belum dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri yang makin meningkat sehingga nilai impor masih cukup tinggi. Dengan demikian, industri sirup glukosa ini masih prospektif untuk dikembangkan, mengingat kebutuhan dalam negeri yang terus meningkat dan nilai impor yang masih cukup tinggi. 35 Kebutuhan gula pasir dalam negeri juga semakin meningkat. Produksi gula dalam negeri sekarang ini tidak mampu memenuhi permintaan yang semakin meningkat, sehingga dilakukan impor gula. Peningkatan permintaan gula ini sebagian besar didorong dari peningkatan tingkat konsumsi gula masyarakat, peningkatan jumlah penduduk, dan berkembangnya industri makanan dan minuman. Untuk itu, sirup glukosa ini dapat dijadikan sebagai alternatif pengganti gula pasir, baik untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri maupun konsumsi rumah tangga. Tabel 6.2. Data Proyeksi SurplusDefisit Gula Tahun 2006-2008 Tahun Penawaran ton Permintaan ton SurplusDefisit ton 2006 2,357,219 2,598,831 -241,612 2007 2,478,016 2,629,258 -151,242 2008 2,605,002 2,660,041 -55,039 Sumber : Departemen Pertanian 2006 Kabupaten Pati memiliki industri makanan dan minuman yang cukup banyak dengan berbagai skala produksi. Pada 2008, industri makanan dan minuman pengguna gula atau glukosa yang sudah terdaftar di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pati berjumlah 81 industri dengan berbagai skala. Industri-industri ini dapat dijadikan target pemasaran produk sirup glukosa di Kabupaten Pati. Tabel 6.3 menunjukkan jumlah industri makanan dan minuman terdaftar di Kabupaten Pati, jumlah produksi, dan asumsi jumlah penggunaan gula pada industri-industri tersebut. Asumsi penggunaan gula pada industri-industri tersebut adalah sebesar 8,883,231 kg per tahun. Jika diasumsikan 35 persen dari pengunaan gula tersebut disubstitusi dengan sirup glukosa, maka asumsi jumlah penggunaan sirup glukosa pada industri-industri tersebut adalah sebesar 3,109,131 kg per tahun. Dengan kapasitas produksi yang ditetapkan, yaitu 2 ton bahan baku tapioka per hari atau 2,480 kg sirup glukosa per hari, maka jumlah produk sirup glukosa yang dapat ditawarkan di pasar adalah sebesar 744,000 kg sirup glukosa per tahun atau sebesar 24 persen dari asumsi penggunaan sirup glukosa dari industri-industri tersebut. 36 Tabel 6.3. Data IndustriUsaha Makanan dan Minuman Pengguna Gula atau Glukosa Terdaftar di Kabupaten Pati Jenis Produksi Jumlah Usaha Jumlah Produksi kg Asumsi Penggunaan Gula kg 1 Es lilin 2 141,000 28,200 Kecap 26 3,358,550 1,679,275 Kue basah 1 370 148 Makanan dari coklat dan kembang gula 1 3,000 1,800 Makanan ringan 5 28,114,000 5,622,800 Minuman ringan 15 2,285,600 457,120 Nata de coco 3 89,650 17,930 Roti dan sejenisnya 24 1,627,894 651,158 Sirup 4 708,000 424,800 Jumlah 81 36,328,064 8,883,231 1 Asumsi didasarkan pada rata-rata komposisi gula pada setiap produk Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pati 2001-2008 Industri makanan dan minuman pengguna gula atau glukosa di Kabupaten Pati tersebar di beberapa wilayah kecamatan. Industri terbanyak berada di Kecamatan Pati dan Juwana. Sebaran industri tersebut dapat dilihat pada Tabel 6.4. Tabel 6.4. Data Sebaran IndustriUsaha Makanan dan Minuman Pengguna Gula atau Glukosa Terdaftar di Beberapa Kecamatan di Kabupaten Pati Kecamatan Jumlah Usaha Batangan 1 Dukuhseti 2 Gembong 1 Jakenan 2 Juwana 14 Margorejo 5 Margoyoso 7 Pati 25 Pucakwangi 2 Sukolilo 3 Tayu 8 Tlogowungu 1 Trangkil 6 Wedarijaksa 4 Jumlah 81 Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pati 2001-2008 37

B. Strategi Pembentukan dan Pengembangan Pasar