Peramalan Forecasting Definisi Pemasaran

8 tidak hanya putih atau ungu saja. Variasi warna inilah yang menjadi daya tarik utama tanaman ini.

2.2. Peramalan Forecasting

Peramalan merupakan kegiatan dalam menerapkan model yang telah dikembangkan pada waktu yang akan datang. Menururt Aritonang R 2002, terdapat dua dimensi waktu, yaitu dimensi waktu yang lalu dengan data yang tersedia dan dimensi waktu yang akan datang dengan data yang tidak tersedia. Teknik peramalan dimulai dengan melakukan eksplorasi kondisi atau pola data pada waktu sebelumnya untuk mengembangkan model yang sesuai dengan pola data dengan menggunakan asumsi bahwa pola data pada waktu sebelumnya akan berulang lagi pada waktu yang akan datang. Kemudian, model tersebut digunakan untuk meramalkan kondisi yang akan datang. Peramalan berfungsi untuk mengetahui hubungan, kecenderungan dan pola sistematis. Peramalan juga mampu memberi gambaran tentang masa depan perusahaan dalam mengambil keputusan, membuat perencanaan, dan sebagainya. Metode peramalan yang tersedia cukup banyak. Pemilihan metode harus dapat memberikan hasil ramalan yang akurat, tepat waktu, dan dapat dimengerti oleh manajemen sehingga dapat membantu dalam menghasilkan ramalan yang paling baik. Ada tiga unsur pokok yang berkaitan dengan masalah peramalan, yaitu : 1. Situasi ketidakpastian, peramalan tidak akan ada gunanya apabila pengambil keputusan sudah yakin terhadap hasil yang akan terjadi di masa depan. 2. Waktu, dalam semua situasi pengambilan keputusan pasti berhubungan dengan masa depan. 3. Keputusan-keputusan didasarkan pada ramalan yang dibuat berdasarkan analisis statistik untuk mengidentifikasi pola data historis. 9

2.3. Metodologi Peramalan

Semua metode peramalan, pada dasarnya menggunakan data masa lalu untuk memperkirakan atau memproyeksikan data di masa yang akan datang. Metode peramalan berdasarkan tekniknya dibagi menjadi dua, yaitu metode kuantitatif dan metode kualitatif.

2.3.1. Metode Peramalan Kuantitatif

Metode peramalan kuantitatif terbagi menjadi dua jenis, yaitu model deret waktu satu ragam dan model kausal. Model deret waktu satu ragam menitik beratkan pada observasi terhadap urutan pola data secara kronologis suatu peubah tertentu. Sedangkan model kausal fokus pada identifikasi dan determinasi hubungan antar variabel yang akan diramalkan. Dua hal yang harus diperhatikan untuk memperoleh peramalan yang terbaik adalah pengumpulan data dan penggunaan teknik peramalan yang tepat. Langkah-langkah yang harus dilakukan yaitu : 1. Tujuan peramalan dan peubah yang dianalisis ditentukan terlebih dahulu. 2. Data dikumpulkan. 3. Membuat dan menentukan pola data. 4. Estimasi model dan menghitung nilai yang akan diramalkan dan hasil estimasi.

2.3.2. Metode Peramalan Kualitatif

Metode peramalan ini tidak membutuhkan data seperti metode kuantitatif. tetapi merupakan hasil dari pemikiran intuitif, perkiraan, dan pengetahuan yang telah didapat. Bila metode dapat digunakan tetapi tidak sesuai, maka metode ini dapat digabungkan dengan metode kuantitatif. 1. Gabungan Tenaga Penjualan Setiap orang di bagian penjualan memperkirakan penjualan di wilayah atau daerah masing-masing yang kemudian digabung. 10 2. Survei Pasar Menanyakan input-input dari konsumen yang potensial yang memperhatikan perencanaan pembelian mereka di masa yang akan datang. 3. Dinamika Sistem Pada pendekatan ini menggunakan suatu skenario berupa satu sistem. Pengaruh tiap perubahan yang di skenariokan dari sistem itu harus dianalisis pengaruhnya. 4. Pendapat Dewan Eksekutif Perusahaan Dewan eksekutif perusahaan atau top managers berdiskusi dalam kelompok kecil, seringkali mengkombinasikan dengan model statistik. Hasilnya merupakan prediksi permintaan. 5. Metode Delphi Proses pengambilan keputusan iterasi yang melibatkan para ahli yang berada di lokasi berbeda untuk membuat peramalan dan bersifat perkiraan.

2.4. Definisi Pemasaran

Pemasaran sangat memegang peran penting dalam daur produk dari produsen ke tangan konsumen. Tidak ada gunanya memproduksi suatu produk yang bermanfaat tetapi tidak bisa sampai ke tangan konsumen karena jalur pemasaran terhambat. Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial yang terdiri dari individu dan kelompok yang mendapat apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain Kotler, 2005. Menurut Rangkuti 2002, pemasaran adalah suatu proses kegiatan yang dipengaruhi oleh beberapa faktor sosial, budaya, politik ekonomi, dan manajerial. Berbagai faktor tersebut menyebabkan masing-masing individu maupun kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang memiliki nilai komoditas. Tujuan pemasaran tidak selalu harus terfokus pada seberapa banyak penjualan. Tujuan yang lebih penting adalah mengetahui dan 11 memahami pelanggan customer dengan baik sehingga produk atau jasa tersebut cocok dan dapat terjual. Idealnya, pemasaran harus menghasilkan pelanggan yang siap membeli dan dapat memuaskan kebutuhan pelanggan. Penjualan terfokus kepada kebutuhan penjual untuk mengubah produknya menjadi uang tunai. Konsep pemasaran yang dikembangkan haruslah konsep pemasaran yang sudah didefinisikan sehingga orang tidak lagi hanya bicara bauran pemasaran, tetapi juga tahu bagaimana memenangkan pangsa pasar. Di dalam konsep pemasaran ditegaskan bahwa kunci untuk mencapai sasaran organisasi adalah perusahaan harus menjadi lebih efektif dibandingkan para pesaing dalam menciptakan, menyerahkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan kepada pasar sasaran. Konsep ini ditopang oleh empat pilar, yaitu pasar sasaran, kebutuhan pelanggan, pemasaran terpadu atau terintegrasi, dan kemampuan menghasilkan laba, yang semua itu dikontraskan dengan orientasi penjualan. Pemasaran membutuhkan sebuah manajemen untuk memilih pasar sasaran serta mendapatkan, mempertahankan, dan menambahkan jumlah pelanggan melalui penciptaan, penyampaian, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul. Manajemen inilah yang menentukan keberhasilan suatu perusahaan. Peluang yang berisiko paling besar adalah perusahaan yang gagal memantau pelanggan dan pesaing mereka, serta gagal untuk senantiasa dalam memperbaiki tawaran bernilai mereka.

2.5. Strategi Pemasaran