Analisis lingkungan usaha dan formulasi strategi bersaing perusahaan dalam industri tanaman hias (Studi pada PT Godongijo Asri, Sawangan, Depok)

(1)

(Studi pada PT Godongijo Asri, Sawangan, Depok)

Oleh:

MITA PUSPONINGTYAS A 14104007

PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2 0 0 8


(2)

Bersaing Perusahaan dalam Industri Tanaman Hias (Studi pada PT. Godongijo Asri, Sawangan, Depok). Di bawah bimbingan HENY K. S. DARYANTO.

Kondisi agroklimat membuat Indonesia memiliki kekayaan flora dengan berbagai ragam keindahan dan keunikan. Sebagian jenis flora Indonesia berpotensi sebagai tanaman hias dan berpeluang untuk diberdayakan sebagai komoditas komersial yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat pelaku usaha tanaman hias. Selain itu, tanaman hias Indonesia pun berpotensi ekspor untuk memenuhi permintaan pasar tanaman hias Eropa bahkan dunia. Dengan melihat peluang pasar untuk negara-negara pengekspor tanaman hias, Indonesia dapat diperhitungkan dalam daftar pangsa pasar ekspor dunia yang tentunya didukung oleh produksi tanaman hias yang meningkat.

Sentra produksi tanaman hias berdasarkan total luas panen terbesar di Jawa Barat adalah Bogor dan Depok. Salah satu wilayah pusat perdagangan tanaman hias di Depok berada di Sawangan.

Godongijo sebagai perusahaan tanaman hias di Sawangan mengalami penurunan pendapatan pada beberapa bulan terakhir. Beberapa penyebab di antaranya dipengaruhi oleh sifat industri tanaman hias dengan kebutuhan pasar yang berbeda-beda karena tren yang berkembang, terjadinya ketidakmenentuan harga, fluktuasi penjualan, serta persaingan antara pengusaha tanaman hias. Oleh karena itu, Godongijo perlu mengembangkan keunggulan bersaing yang dapat memberikan laba tinggi yang stabil yang menentukan keberlanjutan usahanya. Perumusan strategi bersaing harus mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan perusahaan (faktor internal), peluang dan ancaman (faktor eksternal), serta posisi persaingan Godongijo terhadap pesaingnya.

Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk: (1) Melakukan identifikasi faktor eksternal dan internal yang menjadi peluang, ancaman, kekuatan, dan kelemahan bagi Godongijo, (2) Menganalisis posisi bersaing Godongijo, dan (3) Merumuskan alternatif strategi yang dapat dipilih oleh Godongijo untuk menjalankan usahanya.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil pengamatan langsung dan wawancara. Data sekunder diperoleh dari internal perusahaan, data dari BPS, artikel dan literatur dari perpustakaan dan dinas terkait. Metode perumusan strategi dilakukan berdasarkan analisis lingkungan eksternal dan internal, matriks EFE dan IFE, CPM, matriks IE, matriks SWOT, dan QSPM. Strategi selanjutnya dipetakan dalam arsitektur strategik.

Berdasarkan hasil analisis eksternal diperoleh peluang yang dihadapi godongijo adalah (1) kestabilan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika, (2) pecinta tanaman hias tak mengenal status ekonomi, jenis kelamin, dan usia, (3) penjualan dan impor tanaman hias tidak dikenai pajak, (4) perkembangan teknologi komputerisasi, komunikasi, informatika, dan transportasi, (5) perkembangan teknologi perbanyakan dan peningkatan kualitas tanaman hias, (6) kekuatan tawar-menawar terhadap pembeli kuat, dan (7) kekuatan tawar-menawar terhadap pemasok kuat. Sedangkan ancaman bagi Godongijo yaitu: (1) inflasi


(3)

sama. Hasil analisis internal diperoleh kekuatan Godongijo adalah (1) memiliki

Standard Operational Procedure (SOP), (2) new release dan trend setter tanaman hias adenium, (3) Produk dan pelayanan beragam, (4) Teknologi dalam promosi dan pelayanan, (5) memiliki cabang dan banyak agen, (6) modal sendiri, dan (7) inovasi dalam budidaya dan peningkatan kualitas tanaman hias. Kelemahan Godongijo yaitu: (1) masih ada rangkap jabatan, (2) terjadi turn over karyawan, (3) jarak yang jauh dengan Jakarta, (4) persentase pendapatan dari penjualan belum seimbang, dan (5) sumberdaya yang belum digunakan secara optimal. Total skor EFE sebesar 2,8600 berarti respon Godongijo terhadap lingkungan eksternal adalah baik, sedangkan total skor IFE sebesar 2.9924 menunjukkan Godongijo kuat secara internal.

Hasil CPM, Godongijo paling unggul dibandingkan pesaingnya, dengan kekuatan persaingan dominan pada promosi dan kelemahannya pada kesesuaian harga. Hasil analisis IE menempatkan Godongijo pada sel V yaitu posisi pertahankan dan pelihara, sehingga strategi yang tepat adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk. Berdasarkan hasil matriks SWOT, strategi bersaing yang dapat dikembangkan oleh Godongijo secara umum adalah menjadi one stop shopping and experience nursery dengan konsep edukasi dan dengan harga yang terjangkau. Analisis QSPM memperingkatkan strategi yang dapat diimplementasikan oleh Godongijo adalah sebagai berikut: (1) meningkatkan produksi tanaman hias non-adenium dengan budidaya mandiri untuk menekan harga, (2) meningkatkan promosi produk cafe, restoran, dan salon adenium, (3) mengembangkan skema diskon harga maupun diskon kuantitas pada hari-hari tertentu untuk meningkatkan penjualan, (4) membuat sistem kenggotaan untuk konsumen (member) dengan keuntungan lebih untuk member dibanding non member, (5) meningkatkan hubungan baik dan kinerja pelayanan kepada agen dan pemasok, (6) memperbaiki sistem manajemen sumberdaya manusia dan mengadakan program pelatihan bagi karyawan, (7) memanfaatkan lahan tersisa untuk wahana rekreasi baru yaitu kolam pemancingan.

Godongijo diharapkan dapat mensosialisasikan strategi dan program yang telah dirumuskan kepada seluruh karyawan sehingga setiap orang memiliki rasa tanggung jawab dan termotivasi untuk melaksanakan strategi dan program dalam rangka mewujudkan visi, misi, dan tujuan Godongijo. Sosialisasi terkait dengan perencanaan pelaksanaan strategi yang mencakup uraian strategi dan program yang akan dilaksanakan, posisi dan tugas setiap orang, tahapan dan waktu pelaksanaan, serta sistem insentif sebagai imbalan atas kinerja yang baik. Pelaksanaan strategi dan program membutuhkan komitmen dan konsistensi, serta sebaiknya diikuti dengan evaluasi secara bertahap sehingga penyesuaian dapat dilakukan sewaktu-waktu.


(4)

Puji syukur hanya bagi Allah SWT,

karena Allah SWT selalu punya hadiah untukku:

Sebuah cahaya untuk kegelapan,

Sebuah rencana untuk setiap hari esok,

Sebuah solusi untuk semua permasalahan,

Sebuah kebahagiaan untuk setiap kesedihan, dan

Sebuah kedewasaan untuk setiap ujian hidup…

Karya ini ku persembahkan untuk Papa dan Mama,

orang yang paling berjasa dan ku cintai


(5)

Oleh:

Mita Pusponingtyas A14104007

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada

Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008


(6)

Asri, Sawangan, Depok) Nama : Mita Pusponingtyas

NRP : A14104007

Menyetujui,

Dosen Pembimbing Skripsi

Dr. Ir. Heny K. S. Daryanto, M.Ec NIP. 131 578 790

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr NIP. 131 124 019


(7)

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL ”ANALISIS LINGKUNGAN USAHA DAN FORMULASI STRATEGI BERSAING PERUSAHAAN DALAM INDUSTRI TANAMAN HIAS (STUDI PADA PT GODONGIJO ASRI, SAWANGAN, DEPOK)” BELUM PERNAH DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI LAIN MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU.

SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH.

Bogor, Juni 2008

Mita Pusponingtyas A14104007


(8)

Penulis dilahirkan di Subang pada tanggal 22 Juni 1986 sebagai anak kedua dari dua bersaudara pasangan Ir. Agusto W. Martosudirjo dan Endang Sri Winarni. Pendidikan Penulis dimulai dari Taman Kanak-kanak Yos Sudarso, Subang. Kemudian Penulis melanjutkan pendidikan dasar di SD Negeri Soklat Subang dari tahun 1992-1998. Tahun 1998 Penulis melanjutkan pendidikan di SLTP Negeri 1 Subang hingga tahun 2001 dan menyelesaikan pendidikan di SMA Negeri 1 Subang pada tahun 2001-2004. Atas izin Allah SWT, pada tahun 2004 Penulis diterima di Program Studi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB).

Selama menjadi mahasiswa di Institut Pertanian Bogor, Penulis pernah menjadi Asisten mata kuliah Ekonomi Umum. Penulis juga aktif dalam organisasi diantaranya menjadi staf marketing Archipelago Student Company periode 2004-2005 dan staf divisi Public Relation UKM Century periode 2005-2006. Penulis pernah menjadi staf Biro Kewirausahaan, Departemen Keuangan, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Faperta periode 2005-2006 dan menjadi Kepala Departemen Pengabdian Masyarakat Himpunan Mahasiswa MISETA periode 2006-2007. Penulis adalah salah satu Mahasiswa Berprestasi Tingkat Persiapan Bersama (TPB) IPB tahun 2005 dan Mahasiswa Berprestasi Manajemen Agribisnis tahun 2007. Selama menyelesaikan kuliahnya, Penulis terpilih sebagai Penerima Beasiswa PPA-IPB tahun 2005-2007 dan sebagai Penerima Beasiswa


(9)

Segala puji hanya untuk Allah SWT karena hanya atas rahmat, hidayah, dan izin-Nya lah Penulis berhasil menyelesaikan penulisan skripsi berjudul Analisis Lingkungan Usaha dan Formulasi Strategi Bersaing Perusahaan dalam Industri Tanaman Hias (Studi pada PT Godongijo Asri, Sawangan, Depok) ini dengan baik. Shalawat serta salam pun senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW sebagai uswatun hasanah bagi keluarga, sahabat, dan para pengikutnya.

Penelitian ini merupakan suatu bentuk ketertarikan Penulis terhadap bidang manajemen strategi dikaitkan dengan usaha agribisnis tanaman hias yang sedang berkembang. Perkembangan usaha ini menuntut pengusaha untuk memiliki keunggulan dalam bersaing sehingga dapat menjamin keberlanjutan usahanya. Agar dapat memenangkan persaingan perusahaan perlu merumuskan dan mengimplementasikan strategi yang didasarkan pada lingkungan di dalam dan di luar perusahaan.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penelitian ini, namun penulis tetap berharap penelitian ini bermanfaat bagi banyak pihak, terutama bagi perusahaan. Semoga penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan lebih baik.

Bogor, Juni 2008

Mita Pusponingtyas A14104007


(10)

Penulis menyadari bahwa banyak pihak yang mendukung Penulis dalam menyelesaikan penelitian ini. Maka pada kesempatan ini Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Ir. Agusto W. M., Endang Sri Winarni, dan Heidi Retnoningtyas atas kasih sayang, doa, dan dukungan yang selalu mengalir saat senang maupun sedih. 2. Dr. Ir. Heny K. S. Daryanto, M.Ec sebagai dosen pembimbing yang telah

memberikan arahan, bimbingan, dan didikan yang terkait akademik dan moral. 3. Dr. Ir. Suharno, M.ADev sebagai dosen penguji utama yang telah memberikan

banyak masukan dan pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi Penulis.

4. Ir. Joko Purwono, MS sebagai dosen penguji dari Komisi Pendidikan yang telah memberikan pelajaran berharga untuk selalu teliti dan belajar lebih baik. 5. Ir. Anita Ristianingrum, M.Si sebagai dosen pembimbing akademik atas

segala saran dan bantuan untuk pengembangan diri Penulis selama kuliah. 6. Dosen, asisten, dan staf sekretariat serta staf Komisi Pendidikan Departemen

Manajemen Agribisnis atas bantuan dan dukungan selama Penulis menyelesaikan kuliah hingga proses seminar dan ujian skripsi.

7. PT Godongijo Asri: Direktur (Bapak Chandra Gunawan), manajer (Bapak Slamet Budiarto, Bapak Yudha Hartanto, dan Ibu Jane Nadeak), serta seluruh staf, atas izin, bantuan, dan penerimaan yang sangat baik kepada Penulis selama pengambilan data.

8. Muharoji, Cecep Ali, Laura, Testiana, Ariani, Viona, Gandhi, dan Reny, Utari, Baiquni, Irsan, sebagai teman berbagi, diskusi, berdebat, saling menasehati dan mendukung, serta Ramiaji sebagai pembahas pada seminar hasil.


(11)

(Studi pada PT Godongijo Asri, Sawangan, Depok)

Oleh:

MITA PUSPONINGTYAS A 14104007

PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2 0 0 8


(12)

Bersaing Perusahaan dalam Industri Tanaman Hias (Studi pada PT. Godongijo Asri, Sawangan, Depok). Di bawah bimbingan HENY K. S. DARYANTO.

Kondisi agroklimat membuat Indonesia memiliki kekayaan flora dengan berbagai ragam keindahan dan keunikan. Sebagian jenis flora Indonesia berpotensi sebagai tanaman hias dan berpeluang untuk diberdayakan sebagai komoditas komersial yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat pelaku usaha tanaman hias. Selain itu, tanaman hias Indonesia pun berpotensi ekspor untuk memenuhi permintaan pasar tanaman hias Eropa bahkan dunia. Dengan melihat peluang pasar untuk negara-negara pengekspor tanaman hias, Indonesia dapat diperhitungkan dalam daftar pangsa pasar ekspor dunia yang tentunya didukung oleh produksi tanaman hias yang meningkat.

Sentra produksi tanaman hias berdasarkan total luas panen terbesar di Jawa Barat adalah Bogor dan Depok. Salah satu wilayah pusat perdagangan tanaman hias di Depok berada di Sawangan.

Godongijo sebagai perusahaan tanaman hias di Sawangan mengalami penurunan pendapatan pada beberapa bulan terakhir. Beberapa penyebab di antaranya dipengaruhi oleh sifat industri tanaman hias dengan kebutuhan pasar yang berbeda-beda karena tren yang berkembang, terjadinya ketidakmenentuan harga, fluktuasi penjualan, serta persaingan antara pengusaha tanaman hias. Oleh karena itu, Godongijo perlu mengembangkan keunggulan bersaing yang dapat memberikan laba tinggi yang stabil yang menentukan keberlanjutan usahanya. Perumusan strategi bersaing harus mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan perusahaan (faktor internal), peluang dan ancaman (faktor eksternal), serta posisi persaingan Godongijo terhadap pesaingnya.

Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk: (1) Melakukan identifikasi faktor eksternal dan internal yang menjadi peluang, ancaman, kekuatan, dan kelemahan bagi Godongijo, (2) Menganalisis posisi bersaing Godongijo, dan (3) Merumuskan alternatif strategi yang dapat dipilih oleh Godongijo untuk menjalankan usahanya.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil pengamatan langsung dan wawancara. Data sekunder diperoleh dari internal perusahaan, data dari BPS, artikel dan literatur dari perpustakaan dan dinas terkait. Metode perumusan strategi dilakukan berdasarkan analisis lingkungan eksternal dan internal, matriks EFE dan IFE, CPM, matriks IE, matriks SWOT, dan QSPM. Strategi selanjutnya dipetakan dalam arsitektur strategik.

Berdasarkan hasil analisis eksternal diperoleh peluang yang dihadapi godongijo adalah (1) kestabilan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika, (2) pecinta tanaman hias tak mengenal status ekonomi, jenis kelamin, dan usia, (3) penjualan dan impor tanaman hias tidak dikenai pajak, (4) perkembangan teknologi komputerisasi, komunikasi, informatika, dan transportasi, (5) perkembangan teknologi perbanyakan dan peningkatan kualitas tanaman hias, (6) kekuatan tawar-menawar terhadap pembeli kuat, dan (7) kekuatan tawar-menawar terhadap pemasok kuat. Sedangkan ancaman bagi Godongijo yaitu: (1) inflasi


(13)

sama. Hasil analisis internal diperoleh kekuatan Godongijo adalah (1) memiliki

Standard Operational Procedure (SOP), (2) new release dan trend setter tanaman hias adenium, (3) Produk dan pelayanan beragam, (4) Teknologi dalam promosi dan pelayanan, (5) memiliki cabang dan banyak agen, (6) modal sendiri, dan (7) inovasi dalam budidaya dan peningkatan kualitas tanaman hias. Kelemahan Godongijo yaitu: (1) masih ada rangkap jabatan, (2) terjadi turn over karyawan, (3) jarak yang jauh dengan Jakarta, (4) persentase pendapatan dari penjualan belum seimbang, dan (5) sumberdaya yang belum digunakan secara optimal. Total skor EFE sebesar 2,8600 berarti respon Godongijo terhadap lingkungan eksternal adalah baik, sedangkan total skor IFE sebesar 2.9924 menunjukkan Godongijo kuat secara internal.

Hasil CPM, Godongijo paling unggul dibandingkan pesaingnya, dengan kekuatan persaingan dominan pada promosi dan kelemahannya pada kesesuaian harga. Hasil analisis IE menempatkan Godongijo pada sel V yaitu posisi pertahankan dan pelihara, sehingga strategi yang tepat adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk. Berdasarkan hasil matriks SWOT, strategi bersaing yang dapat dikembangkan oleh Godongijo secara umum adalah menjadi one stop shopping and experience nursery dengan konsep edukasi dan dengan harga yang terjangkau. Analisis QSPM memperingkatkan strategi yang dapat diimplementasikan oleh Godongijo adalah sebagai berikut: (1) meningkatkan produksi tanaman hias non-adenium dengan budidaya mandiri untuk menekan harga, (2) meningkatkan promosi produk cafe, restoran, dan salon adenium, (3) mengembangkan skema diskon harga maupun diskon kuantitas pada hari-hari tertentu untuk meningkatkan penjualan, (4) membuat sistem kenggotaan untuk konsumen (member) dengan keuntungan lebih untuk member dibanding non member, (5) meningkatkan hubungan baik dan kinerja pelayanan kepada agen dan pemasok, (6) memperbaiki sistem manajemen sumberdaya manusia dan mengadakan program pelatihan bagi karyawan, (7) memanfaatkan lahan tersisa untuk wahana rekreasi baru yaitu kolam pemancingan.

Godongijo diharapkan dapat mensosialisasikan strategi dan program yang telah dirumuskan kepada seluruh karyawan sehingga setiap orang memiliki rasa tanggung jawab dan termotivasi untuk melaksanakan strategi dan program dalam rangka mewujudkan visi, misi, dan tujuan Godongijo. Sosialisasi terkait dengan perencanaan pelaksanaan strategi yang mencakup uraian strategi dan program yang akan dilaksanakan, posisi dan tugas setiap orang, tahapan dan waktu pelaksanaan, serta sistem insentif sebagai imbalan atas kinerja yang baik. Pelaksanaan strategi dan program membutuhkan komitmen dan konsistensi, serta sebaiknya diikuti dengan evaluasi secara bertahap sehingga penyesuaian dapat dilakukan sewaktu-waktu.


(14)

Puji syukur hanya bagi Allah SWT,

karena Allah SWT selalu punya hadiah untukku:

Sebuah cahaya untuk kegelapan,

Sebuah rencana untuk setiap hari esok,

Sebuah solusi untuk semua permasalahan,

Sebuah kebahagiaan untuk setiap kesedihan, dan

Sebuah kedewasaan untuk setiap ujian hidup…

Karya ini ku persembahkan untuk Papa dan Mama,

orang yang paling berjasa dan ku cintai


(15)

Oleh:

Mita Pusponingtyas A14104007

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada

Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008


(16)

Asri, Sawangan, Depok) Nama : Mita Pusponingtyas

NRP : A14104007

Menyetujui,

Dosen Pembimbing Skripsi

Dr. Ir. Heny K. S. Daryanto, M.Ec NIP. 131 578 790

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr NIP. 131 124 019


(17)

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL ”ANALISIS LINGKUNGAN USAHA DAN FORMULASI STRATEGI BERSAING PERUSAHAAN DALAM INDUSTRI TANAMAN HIAS (STUDI PADA PT GODONGIJO ASRI, SAWANGAN, DEPOK)” BELUM PERNAH DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI LAIN MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU.

SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH.

Bogor, Juni 2008

Mita Pusponingtyas A14104007


(18)

Penulis dilahirkan di Subang pada tanggal 22 Juni 1986 sebagai anak kedua dari dua bersaudara pasangan Ir. Agusto W. Martosudirjo dan Endang Sri Winarni. Pendidikan Penulis dimulai dari Taman Kanak-kanak Yos Sudarso, Subang. Kemudian Penulis melanjutkan pendidikan dasar di SD Negeri Soklat Subang dari tahun 1992-1998. Tahun 1998 Penulis melanjutkan pendidikan di SLTP Negeri 1 Subang hingga tahun 2001 dan menyelesaikan pendidikan di SMA Negeri 1 Subang pada tahun 2001-2004. Atas izin Allah SWT, pada tahun 2004 Penulis diterima di Program Studi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB).

Selama menjadi mahasiswa di Institut Pertanian Bogor, Penulis pernah menjadi Asisten mata kuliah Ekonomi Umum. Penulis juga aktif dalam organisasi diantaranya menjadi staf marketing Archipelago Student Company periode 2004-2005 dan staf divisi Public Relation UKM Century periode 2005-2006. Penulis pernah menjadi staf Biro Kewirausahaan, Departemen Keuangan, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Faperta periode 2005-2006 dan menjadi Kepala Departemen Pengabdian Masyarakat Himpunan Mahasiswa MISETA periode 2006-2007. Penulis adalah salah satu Mahasiswa Berprestasi Tingkat Persiapan Bersama (TPB) IPB tahun 2005 dan Mahasiswa Berprestasi Manajemen Agribisnis tahun 2007. Selama menyelesaikan kuliahnya, Penulis terpilih sebagai Penerima Beasiswa PPA-IPB tahun 2005-2007 dan sebagai Penerima Beasiswa


(19)

Segala puji hanya untuk Allah SWT karena hanya atas rahmat, hidayah, dan izin-Nya lah Penulis berhasil menyelesaikan penulisan skripsi berjudul Analisis Lingkungan Usaha dan Formulasi Strategi Bersaing Perusahaan dalam Industri Tanaman Hias (Studi pada PT Godongijo Asri, Sawangan, Depok) ini dengan baik. Shalawat serta salam pun senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW sebagai uswatun hasanah bagi keluarga, sahabat, dan para pengikutnya.

Penelitian ini merupakan suatu bentuk ketertarikan Penulis terhadap bidang manajemen strategi dikaitkan dengan usaha agribisnis tanaman hias yang sedang berkembang. Perkembangan usaha ini menuntut pengusaha untuk memiliki keunggulan dalam bersaing sehingga dapat menjamin keberlanjutan usahanya. Agar dapat memenangkan persaingan perusahaan perlu merumuskan dan mengimplementasikan strategi yang didasarkan pada lingkungan di dalam dan di luar perusahaan.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penelitian ini, namun penulis tetap berharap penelitian ini bermanfaat bagi banyak pihak, terutama bagi perusahaan. Semoga penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan lebih baik.

Bogor, Juni 2008

Mita Pusponingtyas A14104007


(20)

Penulis menyadari bahwa banyak pihak yang mendukung Penulis dalam menyelesaikan penelitian ini. Maka pada kesempatan ini Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Ir. Agusto W. M., Endang Sri Winarni, dan Heidi Retnoningtyas atas kasih sayang, doa, dan dukungan yang selalu mengalir saat senang maupun sedih. 2. Dr. Ir. Heny K. S. Daryanto, M.Ec sebagai dosen pembimbing yang telah

memberikan arahan, bimbingan, dan didikan yang terkait akademik dan moral. 3. Dr. Ir. Suharno, M.ADev sebagai dosen penguji utama yang telah memberikan

banyak masukan dan pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi Penulis.

4. Ir. Joko Purwono, MS sebagai dosen penguji dari Komisi Pendidikan yang telah memberikan pelajaran berharga untuk selalu teliti dan belajar lebih baik. 5. Ir. Anita Ristianingrum, M.Si sebagai dosen pembimbing akademik atas

segala saran dan bantuan untuk pengembangan diri Penulis selama kuliah. 6. Dosen, asisten, dan staf sekretariat serta staf Komisi Pendidikan Departemen

Manajemen Agribisnis atas bantuan dan dukungan selama Penulis menyelesaikan kuliah hingga proses seminar dan ujian skripsi.

7. PT Godongijo Asri: Direktur (Bapak Chandra Gunawan), manajer (Bapak Slamet Budiarto, Bapak Yudha Hartanto, dan Ibu Jane Nadeak), serta seluruh staf, atas izin, bantuan, dan penerimaan yang sangat baik kepada Penulis selama pengambilan data.

8. Muharoji, Cecep Ali, Laura, Testiana, Ariani, Viona, Gandhi, dan Reny, Utari, Baiquni, Irsan, sebagai teman berbagi, diskusi, berdebat, saling menasehati dan mendukung, serta Ramiaji sebagai pembahas pada seminar hasil.


(21)

Krishna, Rudie, atas segala dukungan, serta semua teman seperjuangan di AGB 41 yang telah banyak memberi kenangan persahabatan dan pelajaran hidup. We’ve got to get a move on with our life and you will be in my heart. Selamat Berjuang!

10.Yayasan Goodwill Internasional: pendiri (Mrs. Linneau), pengurus (Mr. Hara

and Mrs. Hara, Ibu Mien, Mbak Rosa, Mas Broto), teman-teman, alumni, dan

trainer. Also special for Coca-Cola Foundation and ANZA (Australian-New Zealand Association) for supporting my study which is part of my dream. 11.Gregori Garnadi Hambali dan keluarga, Bapak Rukmana Adha dan keluarga,

F. Rahardi, Bapak Djoko Sutedjo, S.Sos, MM (Dirjen Tanaman Hias), dan Redaksi Majalah Trubus serta Agrina, untuk segala masukan dan informasi yang sangat penting dan membantu Penulis.

12.Teman-teman di BEM Faperta (Kabinet Metamorfosa), CITOS, Ujungaris, FOKKUS, MISETA, Century, MSC, adik-adikku di HARMONY, dan kakak-kakakku di UGM, yang sangat berperan bagi Penulis sejak awal kuliah hingga penyelesaian skripsi ini. Tidak lupa pula kepada adik-adikku di AGB 42 yang selalu meniupkan semangat dan keceriaan bagi Penulis.

13.Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung memberikan bantuan dan dukungan secara moril maupun materil kepada Penulis selama kuliah maupun saat proses penyelesaian skripsi ini. Penulis mohon maaf atas segala kesalahan dan semoga Tuhan senantiasa membalas kebaikan Anda dengan yang lebih baik.


(22)

DAFTAR ISI

halaman DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v DAFTAR LAMPIRAN ... vi I. PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Perumusan Masalah ... 6 1.3 Tujuan Penelitian ... 11 1.4 Ruang Lingkup Penelitian... 11 1.5 Manfaat Penelitian ... 11 II. TINJAUAN PUSTAKA ... 12 2.1 Definisi Tanaman Hias... 12 2.2 Pengelompokkan dan Jenis Tanaman Hias ... 13 2.3 Karakteristik Tanaman Hias... 16 2.4 Daya Tarik dan Peran Tanaman Hias... 17 2.5 Perkembangan Industri Tanaman Hias ... 23 2.6 Penelitian Terdahulu ... 25 III. KERANGKA PEMIKIRAN ... 28 3.1 Manajemen Strategi ... 28 3.2 Strategi Generik ... 29 3.3 Proses Manajemen Strategi ... 30 3.3.1 Misi Perusahaan ... 31 3.3.2 Analisis Lingkungan Perusahaan... 32 3.3.3 Matriks EFE dan IFE ... 41 3.3.4 CPM ... 41 3.3.5 Matriks IE... 42 3.3.6 Matriks SWOT ... 42 3.3.7 QSPM... 43 3.4 Arsitektur Strategik ... 44 3.5 Kerangka Pemikiran Operasional ... 47 IV. METODE PENELITIAN... 50 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 50 4.2 Jenis dan Sumber Data ... 50 4.3 Metode Pengambilan Responden... 52 4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 52 4.4.1 Analisis Deskriptif ... 53 4.4.2 Analisis Lingkungan Eksternal ... 53 4.4.3 Analisis Lingkungan Internal... 54 4.4.4 Matriks EFE dan IFE ... 54


(23)

4.4.5 CPM ... 59 4.4.6 Matriks IE... 60 4.4.7 Matriks SWOT ... 62 4.4.8 QSPM... 63 4.4.9 Arsitektur Strategik ... 65 V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN... 67 5.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan... 67 5.2 Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan ... 69 5.3 Organisasi Perusahaan ... 70 5.4 Sumber daya Perusahaan... 73 5.4.1 Sumber daya Manusia ... 73 5.4.2 Sumber daya Keuangan... 75 5.4.3 Sumber daya Fisik... 76 5.4.4 Sumber daya Informasi ... 80 5.5 Kegiatan Operasional Godongijo ... 80 5.6 Pemasaran ... 83 5.7 Penelitian dan Pengembangan... 87 VI. ANALISIS LINGKUNGAN USAHA... 88 6.1 Analisis Lingkungan Eksternal ... 88 6.1.1 Faktor Ekonomi... 88 6.1.2 Kekuatan Sosial, Budaya, Demografi, dan Lingkungan ... 91 6.1.3 Kekuatan Politik, Pemerintah, dan Hukum... 92 6.1.4 Kekuatan Teknologi ... 92 6.1.5 Kekuatan Industri... 93 6.2 Analisis Lingkungan Internal... 97 6.2.1 Manajemen... 97 6.2.2 Pemasaran ... 98 6.2.3 Keuangan dan Akuntansi ... 100 6.2.4 Produksi/Operasi ... 100 6.2.5 Penelitian dan Pengembangan... 100 VII. PERUMUSAN STRATEGI BERSAING ... 102 7.1 Identifikasi Peluang dan Ancaman Eksternal Perusahaan ... 102 7.2 Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan Internal Perusahaan... 102 7.3 Analisis Matriks EFE ... 103 7.4 Analisis Matriks IFE ... 106 7.5 Analisis CPM ... 108 7.6 Analisis Matriks IE ... 112 7.7 Analisis Matriks SWOT ... 113 7.8 Analisis QSPM... 122 7.9 Rancangan Arsitektur Strategik ... 123 7.9.1 Tahapan Arsitektur Strategik ... 126 7.9.2 Program Peningkatan Keunggulan Bersaing Godongijo ... 128


(24)

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN ... 131 8.1 Kesimpulan ... 131 8.2 Saran... 133 DAFTAR PUSTAKA ... 134 LAMPIRAN


(25)

DAFTAR TABEL

Tabel Teks Halaman

1 Produksi Tanaman Hias dan Bunga Potong di Indonesia 2002-2006... 4 2 Luas Panen Tanaman Hias di Jawa Barat (Ha) 2006... 5 3 Penelitian Terdahulu ... 25 4 Kegunaan, Jenis, dan Sumber Data... 51 5 Analisis Lingkungan Eksternal ... 54 6 Analisis Lingkungan Internal... 54 7 Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal Perusahaan ... 56 8 Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Perusahaan... 56 9 Matriks EFE (External Factor Evaluation)... 58 10 Matriks IFE (Internal Factor Evaluation)... 59 11 Competitive Profile Matrix (CPM) ... 60 12 Matriks SWOT ... 62 13 QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) ... 64 14 Komponen Inti dan Komponen Pendamping Penyusun Arsitektur Strategik 65 15 Fungsi dan Tugas Direktur dan Staf Godongijo ... 71 16 Jumlah dan Tingkat Pendidikan Karyawan Godongijo ... 74 17 Jenis Produk berdasarkan Unit Bisnis... 84 18 Perbandingan Inflasi Bulanan, Tahun Kalender, Year on Year pada Tahun

2006-2008 ... 88 19 Kurs Transaksi Bank Indonesia Mata Uang USD... 89 20 Persentase Kontribusi Penjualan Produk terhadap Pendapatan Godongijo ... 99 21 Hasil Analisis Lingkungan Eksternal... 102 22 Hasil Analisis Lingkungan Internal ... 103 23 Hasil Analisis Matriks EFE... 104 24 Hasil Analisis Matriks IFE ... 107 25 Pembobotan Faktor Sukses Kritis CPM... 110 26 Skor Matriks CPM ... 111 27 Matriks SWOT Godongijo ... 115 28 Program Peningkatan Keunggulan Bersaing Godongijo ... 129


(26)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Teks Halaman

1 Model Proses Manajemen Strategis yang Komprehensif ... 31 2 Model Lima Kekuatan Bersaing Porter... 38 3 Perencanaan Strategik dengan Pendekatan Arsitektur Strategik ... 45 4 Kerangka Pemikiran Penelitian... 49 5 Matriks IE... 61 6 Kurs Rupiah terhadap Dolar Amerika... 90 7 Matriks IE Godongijo ... 113 8 Tahapan Arsitektur Strategik: Strategi Bersaing Godongijo ... 130


(27)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Teks Halaman

1 Daftar Pengusaha Agribisnis Tanaman Hias... 137 2 Struktur Organisasi PT Godongijo Asri ... 140 3 Daftar Produk dan Harga Jual Tanaman Hias Godongijo... 141 4 Pembobotan terhadap Peluang dan Ancaman serta Kekuatan dan Kelemahan

Godongijo... 157 5 Penilaian Bobot dan Rating Faktor Strategis Eksternal dan Internal... 161 6 Penilaian Bobot dan Rating Faktor Sukses Kritis CPM... 163 7 QSPM untuk Godongijo... 166 8 Foto Godongijo ... 167


(28)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kondisi agroklimat dengan iklim tropis membuat Indonesia dikenal sebagai salah satu pusat keanekaragaman hayati. Keanekaragaman hayati dapat dilihat dari jenis flora dan fauna yang ada di Indonesia. Sebagian dari kekayaan flora Indonesia berpotensi sebagai tanaman hias, salah satunya adalah flora khas Indonesia yaitu anggrek. Misalnya dari jenis anggrek, sekitar 40 persen dari 25.000 jenis anggrek di dunia terdapat di Indonesia1. Flora Indonesia lainnya dengan berbagai ragam keindahan dan keunikan, mempunyai peluang untuk diberdayakan sebagai komoditas komersial. Hal tersebut dapat memberikan kontribusi dalam peningkatan pendapatan masyarakat pelaku usaha bidang tanaman hias dan sebagai penghasil devisa negara.

Tanaman hias diminati masyarakat umumnya untuk dipelihara. Tanaman hias yang populer di masyarakat dapat dibedakan menjadi tanaman hias bunga dan tanaman hias daun. Tanaman hias bunga misalnya anggrek, euphorbia, mawar, krisan, dan adenium. Sedangkan tanaman hias daun contohnya anthurium, aglonema, dan philodendron. Tanaman hias digunakan untuk tujuan keindahan dan penghijauan di lingkungan rumah, kantor, restoran dan hotel. Selain karena tidak membutuhkan ruang yang luas, pemeliharaannya pun relatif mudah. Pemeliharaan dan pemuliaan tanaman hias merupakan salah satu cara untuk melindungi flora Indonesia dan konservasi lingkungan secara berkelanjutan. Tanaman hias secara ekonomi sangat menjanjikan sebagai sumber pendapatan

1


(29)

rumah tangga, terutama jika pemuliaan dan perdagangannya dilakukan dengan baik.

Pemerintah sangat mendukung pengembangan industri tanaman hias nasional secara komersial. Dalam sambutan yang dibacakan Dirjen Hortikultura2, Menteri Pertanian menyambut baik hadirnya Pekan Florikultura Nasional (PFN) bagi kegiatan pengembangan usaha dan industri tanaman hias, yang memberi kontribusi nyata terhadap pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional. Dengan demikian, diharapkan tercipta industri florikultura yang memiliki keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif hingga mampu bersaing di pasar internasional. Pada saat ini, kegiatan florikultura sudah menjadi sumber ekonomi yang cukup penting yaitu berdampak nyata menciptakan lapangan kerja, menjadi sumber pendapatan masyarakat, sumber devisa, dan mendorong tumbuhnya industri penunjang.

Tanaman hias Indonesia memiliki peluang yang sangat baik bagi pasar internasional. Indonesia sebagai salah satu negara yang mempunyai ciri khas dalam jenis tanaman hias berpotensi besar untuk budidaya dan ekspor tanaman hias. Permintaan pasar dunia akan tanaman hias pada tahun 2007 adalah sebesar US$80 milliar3. Dari angka tersebut untuk Indonesia baru memiliki nilai yang mencapai sekitar US$ 90 Juta, Thailand mencapai US$ 350 Juta, dan Malaysia mencapai US$150 Juta. Negara-negara lain yang berperan dalam perdagangan dunia florikultura antara lain Belanda (59 persen), Kolumbia (10 persen), Italia (6 persen), Israel (4 persen), Spanyol (2 persen), dan Kenya (1 persen). Beberapa

2

http://ppvt.setjen.deptan.go.id [diakses 17 Februari 2008] 3


(30)

negara produsen florikultura di Asia Tenggara yang perlu diperhitungkan memiliki prospek untuk perdagangan florikultura adalah Thailand dan Malaysia.

Untuk potensi ekspor pasar Eropa, data dari Asosiasi Pengusaha dan Petani Flora Indonesia (ASPENI) menyebutkan Indonesia baru meraih 1,5 persen dari total permintaan pasar Eropa yang berkisar US$ 60 milyar per tahun; Malaysia dan Cina masing-masing 11 persen dan 60 persen4. Pakar tanaman hias Indonesia, Gregori Garnadi Hambali yang juga breeder aglaonema menyatakan bahwa Indonesia sangat berpeluang untuk meningkatkan angka ekspor tanaman hias untuk memenuhi permintaan pasar Eropa dan dunia5. Hal ini dikarenakan tanaman hias Indonesia cukup banyak diminati masyarakat asing, terutama untuk jenis aglaonema, anthurium, dan adenium. Dengan budidaya dan pemeliharaan yang baik, didukung kegiatan pameran dan promosi di luar negeri, tanaman hias Indonesia akan semakin dikenal dan akhirnya permintaannya akan meningkat. Hal ini telah dibuktikan sendiri oleh Greg yang silangan aglaonemanya beberapa kali menjuarai kompetisi tanaman hias di luar negeri. Dengan melihat peluang pasar dunia untuk negara-negara ekspor tanaman hias, Indonesia dapat diperhitungkan dalam daftar pangsa pasar ekspor dunia.

Selain datang dari pasar ekspor, potensi pengembangan usaha tanaman hias pun datang dari permintaan pasar lokal. Permintaan yang tinggi akan bunga potong dan tanaman hias terutama terjadi di kota-kota besar, seperti DKI Jakarta, Surabaya, Medan, dan Denpasar. Peningkatan permintaan ini disebabkan oleh meningkatnya pendapatan konsumen, meningkatnya kesadaran penduduk akan keindahan lingkungan, dan pembangunan industri pariwisata serta pembangunan

4

http://www.distanhutdki.web.id. [diakses 17 Februari 2008] 5


(31)

perhotelan, perkantoran, komplek perumahan, taman-taman umum. Adanya berbagai acara penting (sebagai sarana peralatan tradisional) dalam ritual keagamaan, upacara kenegaraan, dan kegiatan tradisional pun meningkatkan permintaan komoditi ini (Direktorat Bina Produksi Hortikultura, 1996).

Potensi pasar ekspor dan lokal direspon dengan meningkatnya jumlah produksi tanaman hias dan bunga potong Indonesia. Pada Tabel 1 dapat dilihat peningkatan produksi tanaman hias dan bunga potong di Indonesia pada tahun 2002-2006. Peningkatan produksi terutama terlihat pada tanaman jenis anggrek dan anthurium. Anthurium yang dikenal dengan kuping gajah mulai banyak diminati dan menjadi tren sejak tahun 2005. Tanaman ini disukai karena corak daunnya dan warna bunga yang menarik untuk jenis anthurium bunga. Anggrek disukai biasanya karena warna bunga yang menarik dan bervariasi tergantung jenisnya. Bunga jenis lainnya seperti mawar, melati, herbras, dan kenanga biasanya dimanfaatkan sebagai bunga potong untuk karangan bunga maupun sebagai pelengkap dekorasi taman.

Tabel 1 Produksi Tanaman Hias dan Bunga Potong di Indonesia 2002-2006

Komoditas sat 2002 2003 2004 2005 2006

Anggrek tgk 4,995,735 6,904,109 8,027,720 7,902,403 10,903,444 Anthurium tgk 1,006,075 1,263,770 1,285,061 2,615,999 2,017,534 Heliconia tgk 797,139 681,920 804,580 1,131,568 1,390,117

Kenanga btg 0 2,553,020 1,082,596 1,131,621 905,039

Mawar tgk 55,708,137 50,766,656 61,540,963 60,719,517 40,394,027 Melati kg 18,233,644 15,740,955 29,313,103 22,552,537 24,795,996

Palem phn 1,189,617 668,154 530,325 751,505 986,340

Herbras tgk 0 3,071,903 3,411,126 4,065,057 4,874,098

Sumber : Departemen Pertanian, 2007

Produksi tanaman hias dipengaruhi oleh luas panen tanaman hias. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Propinsi Jawa Barat tahun 2007, total luas


(32)

panen untuk beberapa jenis tanaman hias pada 10 kabupaten dan kota di Jawa Barat tahun 2006, terlihat bahwa luas panen terluas adalah Bogor dengan 132.176 Ha, Depok dengan 92.650 Ha, dan Karawang dengan 84.693 Ha. Luas panen terluas selanjutnya adalah Bandung, Cirebon, Cianjur, Sukabumi, Garut, Ciamis, dan Bekasi. Dari Tabel 2 dapat disimpulkan bahwa Bogor dan Depok merupakan daerah sentra tanaman hias. Selain Anggrek, Anthurium, Heliconia, Mawar, Melati, dan Palem, jenis tanaman yang terdapat di Depok dan Bogor lainnya adalah Krisan, Zingiberaceae, Pakis, Adenium, Ficus, Aglaonema, Euphorbia, Bougenville, Cemara, Dracaena, dan Cordeline.

Tabel 2 Luas Panen Tanaman Hias di Jawa Barat (Ha) 2006

Kabupaten

dan kota Anggrek Anthurium Heliconia Kenanga Mawar Melati Palem Hebras Total Bogor 60 183 11 976 22 434 3 800 6 999 9 242 8 117 9 425 132 176 Depok 55 300 3 200 27 050 0 2 950 1 800 1 850 500 92 650 Karawang 40 000 463 6 546 2 000 0 14 800 20 884 0 84 693 Bandung 5 057 4 480 12 581 10 35 399 946 2 646 16 890 78 009

Cirebon 341 144 10 80 1 087 52 843 153 15 54 673

Cianjur 16 431 1 212 1 860 276 2 928 71 3 872 17 171 43 821 Sukabumi 3 000 800 300 17 522 3 300 0 2 501 2 300 29 723 Garut 1 389 11 081 808 1 843 10 182 780 591 202 26 876 Ciamis 2 199 6 225 565 667 6 127 5 123 3 059 1 480 25 445 Bekasi 3 605 1 650 3 647 0 4 165 3 483 17 179 0 33 729

Sumber: BPS Jawa Barat, 2007 (diolah)

Berdasarkan profil Kota Depok6, potensi usaha dan kegiatan ekonomi di Kota Depok sebagai salah satu sentra tanaman hias ditunjang oleh potensi pasar yang sangat besar, lahan yang tersedia masih sangat luas (50 persen), potensi sumber daya manusia yang besar, dan regulasi yang berlaku terkait dengan investasi dan sistem birokrasi yang semakin efisien. Salah satu wilayah pusat perdagangan tanaman hias berada di Sawangan, Depok. Berdasarkan data Dinas

6


(33)

Kebersihan dan Pertamanan Kota Depok tahun 2005, pada tahun 2004 di Sawangan terdapat 49 penjual tanaman hias. Jumlah ini meningkat menjadi 53 pada tahun 2005. Penjual tanaman hias ini terdiri dari perusahaan perorangan, perusahaan besar (berbentuk PT), dan koperasi.

Perusahaan besar di kawasan ini adalah PT Godongijo Asri (Godongijo) dan PT Istana Alam Dewi Tara (Istana Alam Nursery). Umumnya kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan di kawasan ini sama yaitu penjualan tanaman hias dan perlengkapan berkebun, budidaya, pemuliaan, serta konsultasi masalah tanaman hias. Perusahaan ini juga melengkapi dengan produk dan fasilitas lain untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang datang.

1.2 Perumusan Masalah

Perkembangan industri tanaman hias tidak lepas dari peran pakar dan pecinta tanaman hias (hobiis) yang membeli dan memelihara tanaman hias untuk tujuan penyaluran hobi semata. Tingginya minat masyarakat baik di dalam negeri maupun permintaan ekspor terhadap tanaman hias dapat terlihat dari meningkatnya perhatian masyarakat terhadap komoditi tersebut. Tanaman yang banyak diminati hobiis umumnya tanaman yang unik, langka dan sedang tren. Semakin unik dan terkenal suatu jenis tanaman hias, maka harga jualnya akan semakin tinggi.

Secara umum, tidak ada harga pasti dalam perdagangan tanaman hias. Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan pedagang dan pengusaha tanaman hias dalam menentukan nilai jual adalah frekuensi pembelian, jumlah pembelian dan subjektivitas pedagang terhadap status pembeli. Selain itu, harga dipengaruhi


(34)

juga oleh jenis dan varietas, ukuran tanaman, umur tanaman, tingkat laju pertumbuhan, keindahan dan keunikan tanaman/bunga. Selain itu, dasar pertimbangan lain adalah lamanya tanaman beredar di masyarakat, kelangkaan tanaman, kesehatan tanaman, dan lokasi penjualan, pengaruh hari-hari besar seperti Idul Fitri, Natal, Tahun Baru dan upacara adat, potensi pasar domestik dan luar negeri, serta kondisi perekonomian dan pembangunan secara global. Penentuan harga ditentukan oleh tren yang berkembang. Semakin bersifat massal, harga akan semakin turun7. Hal ini berpotensi menyebabkan ketidakmenentuan harga dan pendapatan bagi pengusaha tanaman hias.

Hal lain yang mempengaruhi perkembangan industri tanaman hias adalah tren tanaman hias cukup beragam, baik dalam rentang waktu pergantian tren maupun dalam jenis tanaman. Sekitar tahun 1970, bunga nusa indah yang menjadi primadona. Saat itu, hampir tidak ada halaman rumah di kota-kota besar yang tidak memajang tanaman ini karena dianggap melambangkan kesejahteraan pemiliknya itu. Memasuki periode 1980-an, selera masyarakat beralih pada bunga kertas (bugenvil). Tanaman dengan bunga warna-warni tersebut, saat itu banyak ditanam di pekarangan rumah. Sepuluh tahun kemudian, berkembang jenis tanaman hias untuk lansekap atau taman, terutama jenis palem-paleman, seperti palem botol, palem raja, dan ekor tupai. Tahun 1990 juga diwarnai tren tanaman peneduh, seperti kamboja dan cemara udang dengan bentuk semi bonsai.

Mulai tahun 1999, tren tanaman hias cepat berganti. Pergantian tren dapat berlangsung dalam satu hingga tiga tahun. Berawal dari adenium, kemudian berganti aglaonema, dan anturium. Beberapa jenis tanaman lain yang juga

7


(35)

menjadi tren antara lain euforbia, philodendron, pachypodium, dan sanseviera. Tren menyebabkan terjadinya fluktuasi permintaan dan penjualan pada jenis-jenis tanaman tersebut. Para pelaku bisnis tanaman hias menduga hingga 2008 tanaman yang bakal jadi tren adalah tanaman yang mempunyai sifat-sifat mirip anthurium, adenium, dan aglaonema8.

Terkait dengan sifat industri tanaman hias dengan kebutuhan pasar yang berbeda-beda karena tren yang berkembang, terjadinya ketidakmenentuan harga dan fluktuasi penjualan membuat pelaku usaha tanaman hias perlu memiliki strategi dalam menjalankan usahanya. Booming tanaman hias seperti adenium, anthurium, euphorbia, aglonema, dan sansevieria yang diikuti dengan harga jual tinggi untuk setiap pot tanaman-tanaman tersebut, semakin membuka peluang meraih keuntungan pada bisnis tanaman hias. Hal ini menyebabkan munculnya pendatang baru baik perorangan maupun perusahaan yang tentunya mengakibatkan semakin ketatnya persaingan dalam industri tanaman hias.

Salah satu pelaku usaha tanaman hias di kawasan Sawangan, Depok adalah PT Godongijo Asri, atau biasa disebut sebagai Godongijo. Perusahaan ini berdiri sejak 2003 yang dirintis dari hobi pemiliknya. Godongijo dibangun diatas lahan seluas 2,5 hektar di Cinangka, Kecamatan Sawangan, Depok.

Godongijo adalah perusahan berbentuk PT (Perseroan Terbatas), yang bergerak dalam bidang usaha tanaman hias, baik produksi, distribusi maupun pemasaran. Godongijo melakukan budidaya, pemuliaan dan penjualan beragam tanaman hias. Fasilitas dan produk yang ditawarkan Godongijo antara lain

showroom tanaman, salon dan klinik tanaman, cafe, restoran, tempat penjualan

8

Dadang, et al. Setelah Jenuh dengan Anthurium. http://www.agrina-online.com/showarticle.php? rid=10&aid =1035 [diakses 4 Maret 2008]


(36)

sarana produksi pertanian, perpustakaan dan toko buku pertanian, tempat parkir, serta tempat mainan anak-anak.

Godongijo menghadapi persaingan yang cukup ketat dalam industri tanaman hias. Selain karena di kawasan ini terdapat banyak perusahaan tanaman hias dengan fasilitas dan produk yang berbeda, secara geografis Depok juga berjarak dekat dengan sentra tanaman hias lainnya yaitu Bogor. Hal ini membuat Godongijo juga menghadapi persaingan dengan perusahaan tanaman hias yang ada di Bogor. Pesaing utama Godongijo antara lain Istana Alam Nursery. Istana Alam Nursery merupakan perusahaan tanaman hias yang belum lama berdiri dengan jarak yang dekat dengan Godongijo dan dengan konsep usaha yang sama. Munculnya pesaing baru dan faktor lain terkait perkembangan industri tanaman hias membuat Godongijo mengalami penurunan pendapatan pada beberapa bulan terakhir pada tahun 2007 hingga tahun 2008. Data perusahaan menyatakan sejak Juli hingga Desember 2007 Godongijo mengalami penurunan penjualan sebesar 50 persen dibandingkan penjualan pada Juli hingga Desember 2006. Sedangkan untuk bulan Januari hingga Februari 2008 penurunan penjualan sebesar 30 persen dibandingkan bulan yang sama tahun 2007. Untuk mengantisipasi hal ini, Godongijo perlu mengembangkan keunggulan bersaing yang dapat memberikan laba tinggi yang cenderung stabil dalam jangka panjang yang menentukan keberlanjutan dan pengembangan usahanya.

Menurut Porter (2007), keunggulan bersaing yang mampu menghasilkan laba yang tinggi secara berkelanjutan (sustainable) sangat ditentukan dari strategi bersaing yang dipilih perusahaan. Pada tingkat perumusan, strategi bersaing harus mempertimbangkan empat faktor utama yang menentukan batas-batas yang dapat


(37)

diraih perusahaan dengan berhasil. Kekuatan dan kelemahan perusahaan adalah profil internal dari kekayaannya dan keterampilannya relatif terhadap pesaing. Kekuatan dan kelemahan yang dipadukan dengan nilai-nilai pribadi perusahaan merupakan faktor internal bagi perusahaan. Faktor eksternal ditentukan oleh industri dan lingkungannya yang lebih luas. Peluang dan ancaman industri menentukan lingkungan persaingan, dengan resiko serta imbalan potensial yang melingkunginya.

Keempat faktor tersebut harus dipertimbangkan sebelum suatu usaha mengembangkan tujuan, kebijakan, dan strategi realistis yang akan diterapkan untuk dapat bersaing dalam industri. Dengan mempertimbangkan empat faktor tersebut, strategi bersaing yang baik dan tepat akan sangat membantu Godongijo untuk menciptakan keunggulan bersaing sehingga menghasilkan laba yang tinggi secara berkelanjutan. Faktor lainnya yang juga penting dalam menentukan strategi bersaing yang tepat adalah posisi persaingan Godongijo terhadap pesaingnya. Oleh karena itu perlu dilakukan pembahasan dari permasalahan yang ada untuk menentukan faktor eksternal dan internal yang dihadapi dan dimiliki Godongijo, menganalisis posisi persaingan Godongijo, serta melakukan penetapan strategi bersaing yang tepat untuk mendukung perkembangan perusahaan. Pembahasan dalam penelitian ini diantaranya:

1. Apa saja faktor eksternal dan internal yang menjadi peluang, ancaman, kekuatan, dan kelemahan bagi Godongijo?

2. Bagaimana posisi bersaing Godongijo dibandingkan pesaing utamanya? 3. Apa alternatif strategi bersaing Godongijo untuk menjalankan usahanya?


(38)

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Melakukan identifikasi faktor eksternal dan internal yang menjadi peluang, ancaman, kekuatan, dan kelemahan bagi Godongijo.

2. Menganalisis posisi bersaing Godongijo.

3. Merumuskan alternatif strategi yang dapat dipilih oleh Godongijo untuk menjalankan usahanya.

1.4 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini hanya akan mencakup analisis tentang formulasi strategi bersaing pada Godongijo. Tulisan ini tidak membahas tahap implementasi dan evaluasi pada strategi yang telah diformulasikan. Tulisan ini juga tidak membahas masalah yang terkait dengan proses pengembangan produksi tanaman hias.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan, seperti:

1. Perusahaan. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam merumuskan strategi bersaing untuk mengembangkan usahanya.

2. Pembaca. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan terkait strategi bersaing dalam pengembangan usaha tanaman hias dan menjadi bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya.


(39)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Tanaman Hias

Tanaman hias merupakan salah satu komoditas hortikultura yang bersifat non-pangan dan digolongkan sebagai florikultura bersama dengan bunga potong. Tanaman hias adalah tanaman yang mempunyai nilai keindahan baik karena bentuk, warna daun, tajuk maupun bunganya, sering digunakan sebagai penghias pekarangan atau ruangan di rumah-rumah atau gedung perkantoran9.

Berdasarkan kamus pertanian umum, tanaman hias didefinisikan sebagai tanaman yang memiliki nilai estetika. Tanaman hias menunjukkan hal-hal yang identik dengan keindahan lingkungan, penghantar keceriaan/kebahagiaan, penyejuk dan perbaikan mutu lingkungan, penghantar ketertiban, keterbudayaan (civility) dan keberadaban, pemicu kedamaian, serta persaudaraan dan keramah-tamahan. Rahardi, et al (1997) berpendapat bahwa tanaman hias merupakan tanaman yang mempunyai nilai keindahan dan daya tarik tertentu, serta mempunyai nilai ekonomis untuk keperluan hiasan di dalam dan di luar ruangan.

Tanaman hias dapat ditanam pada areal yang relatif sempit, mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dan diterima masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari, komoditi ini dibudidayakan untuk dinikmati keindahannya. Tanaman ini digunakan sebagai komponen utama untuk menghijaukan maupun mempercantik taman maupun sebagai tanaman hias dalam pot yang ditempatkan di meja ataupun digantung di areal rumah, ruang perkantoran, maupun apartemen. Tanaman hias akan membuat suasana sekitar rumah menjadi lebih hijau, memperindah

9


(40)

komposisi warna lingkungan sekitar dan tentu saja membuat keberadaan taman dan lingkungan sekitar rumah lebih semarak (Endah, 2007). Sedangkan menurut Sudarmono (1997), tanaman hias merupakan jenis tanaman tertentu baik yang berasal dari tanaman daun atau bunga yang dapat ditata untuk memperindah lingkungan sehingga suasana menjadi lebih artistik dan menarik.

2.2 Pengelompokan dan Jenis Tanaman Hias

Menurut Rahardi (1997), tanaman hias dibedakan menjadi dua golongan: 1. Tanaman hias dalam ruangan (indoor).

Tanaman hias yang cocok ditanam di dalam ruangan adalah tanaman hias yang dapat hidup berhari-hari dalam ruangan dan mempunyai ukuran yang tidak terlalu besar. Umumnya tanaman hias dalam ruangan merupakan tanaman berdaun indah. Ragam tanaman hias dalam ruangan yang populer antara lain: aglaonema, anthurium, palem, dan paku-pakuan.

2. Tanaman hias luar ruangan (outdoor).

Pada dasarnya semua jenis tanaman hias dapat digunakan sebagai penghias di luar ruangan, namun keberadaan jenisnya seringkali dientukan oleh model dan sifat tanaman yang tahan atau tidak terhadap matahari. Tanaman yang cocok untuk penghias luar ruangan adalah tanaman yang menyukai sinar matahari secara langsung. Tanaman hias luar ruangan umumnya berwujud pohon-pohonan (contohnya palem dan sikas) serta perdu-perduan (contohnya bougenvile, hibiscus, mawar, dan soka).


(41)

Menurut Endah (2007), jenis tanaman hias dapat digolongkan atas tiga dasar utama, yaitu:

1. Jenis tanaman hias berdasarkan bagian tanaman yang dinikmati.

a. Tanaman hias daun, adalah tanaman hias yang memiliki warna-warni daun yang indah dengan bentuk daun dan tajuk yang bervariasi, unik, dan eksotik. Oleh karena itu meskipun tidak berbunga, keindahan warna dan bentuk daunnya mampu menghadirkan keasrian di sekitar lingkungan rumah, perkantoran, atau apartemen. Contoh tanaman hias jenis ini antara lain: lili paris, palem, kuping gajah, sri rejeki, adam hawa, sambang darah, dan balanceng.

b. Tanaman hias bunga, adalah tanaman hias yang memiliki kemampuan menghasilkan bunga dengan aneka bentuk, warna, ukuran, dan keharuman yang unik. Misalnya Gerbera jamesonii, Hibiscus rosasinensis, dan krisan.

2. Jenis tanaman hias berdasarkan lokasi penanamannya

a. Tanaman hias dalam taman, yaitu tanaman hias sebagai komponen utama untuk mempercantik dan memperindah taman di lingkungan rumah, kantor, atau apartemen. Contohnya bougenvile, heliconia, dan kembang sepatu.

b. Bunga potong, yaitu tanaman hias yang ditanam untuk diambil bunga beserta tangkainya. Misalnya berbagai jenis mawar dan anyelir.

c. Bunga dalam pot, yaitu jenis tanaman hias yang ditanam dalam pot. Contohnya adalah euphorbia, adenium, anggrek, dan mawar.


(42)

3. Jenis tanaman hias berdasarkan panjang harinya

a. Tanaman hias hari panjang, yaitu tanaman hias yang proses pembungaannya terjadi bila memperoleh penyinaran lebih dari 14 jam sehari. Contohnya adalah spathiphyllum dan anthurium.

b. Tanaman hias hari pendek, yaitu tanaman hias yang proses pembungaannya terjadi dengan penyinaran kurang dari 12 jam sehari. Contohnya adalah krisan.

c. Tanaman hias netral, yaitu tanaman hias yang proses pembungaannya tidak dipengaruhi oleh lama tidaknya penyinaran. Contohnya kembang sepatu dan alamanda.

Pengelompokan dapat pula berdasarkan sifat komersial yang dimilikinya. Pengelompokan menurut Rahardi et al (1997) ini ditinjau dari nilai ekonomi yang tinggi dan daya jual tanaman hias, yang terbagi dalam tujuh golongan, yaitu :

1. tanaman anggrek yang dijual dalam bentuk tanaman dewasa, bibit anggrek, dan anggrek botolan,

2. bunga potong, di pasaran dapat dikelompokkan menjadi bunga potong anggrek dan non-anggrek,

3. tanaman hias pot, dibedakan menjadi tanaman hias dalam ruangan (indoor) dan di luar ruangan (outdoor),

4. tanaman hias hidroponik,

5. bonsai, yaitu tanaman hias dengan ukuran yang kerdil, 6. bunga kering, dan


(43)

2.3Karakteristik Tanaman Hias

Produk tanaman hortikultura pada umumnya mudah rusak (perishable) dan dibutuhkan dalam bentuk segar, serta harganya sering berfluktuasi sangat tajam antar waktu dan antar lokasi. Oleh karena itu penanganan hortikultura harus benar-benar sinkron antara aspek produksi, distribusi, dan konsumsi sesuai dengan karakteristiknya yang dapat berbeda pada setiap jenis produk. Begitu pula dengan tanaman hias sebagai produk hortikultura, pemahaman karakteristik tanaman hias diperlukan untuk penanganan yang baik, mulai dari budidaya sampai dengan pemasaran agar kualitas tanaman hias tetap baik sehingga berharga jual tinggi. Tanaman hias yang bersifat komersial pada umumnya mempunyai karakteristik sebagai berikut (Rahardi et al, 1997) :

1. Tidak tergantung musim

Tanaman hias dapat ditanam dan dipanen kapan saja sesuai dengan umur panennya. Selain itu, keberadaan tanaman hias di pasaran tidak mengalami kelangkaan.

2. Perputaran modalnya cepat

Tanaman hias mempunyai perputaran modal yang cepat karena berumur pendek, selang waktu antara tanam dan panen tidak lama, dan produknya cepat terjual.

3. Mudah rusak dan berisiko tinggi

Sifat ini merupakan sifat fisik produk tanaman hias. Tanaman hias mudah rusak oleh kesalahan perlakuan fisik selama pemanenan atau pengangkutan. Oleh karena itu, produk tanaman hias merupakan produk yang berisiko tinggi.


(44)

2.4Daya Tarik dan Peran Tanaman Hias

Pada umumnya pemilihan jenis tanaman hias adalah karena penampilan aneka ragam warna daunnya. Selain itu, dapat juga karena penampakan tajuk, bentuk daun, dan teksturnya. Tanaman hias daun banyak dipelihara karena kemudahannya dalam perawatan, persyaratan tumbuhnya ringan, dan tahan lebih lama dibandingkan dengan tanaman hias bunga.

Berbagai macam tanaman hias umumnya ditanam untuk menghijaukan dan mempercantik taman maupun sebagai tanaman hias dalam pot yang ditempatkan di meja atau areal sekitar rumah, perkantoran, hotel, restoran, dan apartemen. Tanaman hias yang ditanam di lingkungan sekitar rumah atau taman adalah jenis tanaman yang mempunyai keindahan pada daun selain kemampuannya untuk berbunga. Sementara itu, tanaman hias yang ditanam dalam pot umumnya dipilih dari jenis yang mempunyai kemampuan berbunga dan dapat sebagai penghias ruangan (Endah, 2007).

Keberadaan tanaman hias dalam taman akan membuat suasana menjadi lebih hijau, memperindah komposisi warna lingkungan sekitar, serta membuat lebih semarak. Sedangkan tanaman hias dalam ruangan secara alami dapat memerangi “Sick Building Syndrome”, dimana tanaman tersebut berguna untuk membersihkan udara di dalam ruangan dengan kemampuannya dalam menyerap zat-zat yang berbahaya di udara dalam ruangan. Keindahan tanaman hias dalam ruangan menimbulkan gairah dan semangat dalam bekerja. Selain hal tersebut, tanaman hias digunakan sebagai salah satu komponen dalam dekorasi ruangan untuk acara-acara tertentu seperti acara perkawinan, seminar, rapat, pameran, atau


(45)

berbagai acara seremonial maupun non-seremonial (Endah, 2007). Menurut Rukmana (1997), secara umum fungsi tanaman hias antara lain :

1. Keindahan (estetis)

Tanaman yang diatur menurut suatu komposisi yang dapat membuahkan rasa indah dan puas pada orang yang memandangnya. Perangkaian tanaman hias yang baik dapat digunakan sebagai penyaluran jiwa seni dan mengubah mood terhadap orang yang memandangnya.

2. Stabilitator atau pemelihara lingkungan

Pencemaran lingkungan telah terjadi dimana-mana. Keberadaan tanaman hias di sekitar kita dapat meredam suara, menyaring debu, menyerap gas-gas berbahaya, memelihara suhu dan kelembaban. Tanaman hias juga dapat menimbulkan udara yang sejuk dan nyaman walaupun udara bebas sebenarnya amat terik.

3. Pendidikan (edukatif)

Tanaman dapat menimbulkan rasa cinta pada alam dan membentuk watak seseorang. Hal ini dapat diterapkan pada penataan taman di sekolah-sekolah

4. Pemelihara kesehatan (higienis)

Keindahan tanaman hias dapat menumbuhkan rasa puas, tenteram, dan tenang sehingga memelihara kesehatan jiwa manusia. Dalam proses asimilasi, tanaman menghasilkan oksigen dari zat asam arang ke udara sehingga udara menjadi segar kembali.


(46)

5. Ekonomi dan sosial

Tanaman hias merupakan komoditi yang sangat komersial dan dapat mendatangkan penghasilan bagi seseorang. Keteraturan penataan tanaman hias akan menimbulkan citra yang berbeda di sekitarnya.

Beberapa jenis tanaman hias yang diusahakan di lokasi penelitian antara lain adenium, aglaonema, anthurium, euforbia, dan sansivieria. Penjelasan tanaman tersebut adalah sebagai berikut.

1. Adenium

Dadang (2007) menjelaskan, adenium atau kamboja Jepang memikat para penggemar tanaman hias karena variasi warna bunganya kaya dan indah. Ditambah lagi bentuk akarnya yang membesar membentuk bonggol. Inilah yang membuat adenium menjadi unik dan bernilai seni tinggi, mirip bonsai, sehingga banyak disukai para pencinta tanaman hias.

Bila selama ini Adenium populer dengan beragam jenis dan warna bunganya, kini muncul lagi jenis silangan baru. Bukan hanya bonggol

Adenium obesum yang akan diincar konsumen, tetapi sosok yang benar-benar mirip bonsai, yaitu A. arabicum dan A. socotranum.

Jenis yang juga diperkirakan akan menjadi tren masa depan yakni Soco hibrida. Sosoknya sangat bagus. Bonggol besar kokoh, berwarna putih perak dengan cabang-cabang yang juga kokoh. Secara alami, Soco hibrida memiliki sosok yang sudah layak disebut bonsai. Tak heran di beberapa lomba, Soco masuk dalam kelas tersendiri yakni Arabicum hibrida.


(47)

2. Aglaonema

Aglaonema (Tinambunan, 2005) adalah tanaman hias daun eksotik yang beragam jenisnya dan bernilai ekonomis cukup tinggi. Keindahan aglaonema terletak pada warna dan corak daun. Daun tanaman ini umumya berwarna hijau, dan untuk beberapa jenis ada yang berwarna putih, kuning, oranye, merah, tembaga, cokelat, keemasan dan kombinasi warna-warna tersebut. Tulang daunnya nampak jelas berwarna krem sedikit kemerahan. Panjang daunnya 20-30 cm dan lebarnya antara 10-12 cm. Daya tahan daun dapat mencapai 2-4 bulan, sebelum daun menguning dan rontok.

Di Indonesia, tanaman yang juga dikenal dengan nama sri rejeki ini memiliki sekitar 30 spesies. Tanaman dari suku Araceae (talas-talasan) ini sudah sejak lama populer dan memiliki harga yang cukup tinggi. Tanaman ini sangat cocok untuk dijadikan tanaman hias dalam ruangan (indoor). Persilangan aglaonema banyak menghasilkan jenis baru yang lebih menarik dan berbeda dari jenis tanaman yang sudah ada. Varian aglaonema yang kini populer di dunia antara lain Pride of Sumatera-peraih juara II kategori tanaman hias indoor pada ajang Floriade di Belanda, dan

Ruby Sunset yang mendapat gelar Favorit Tanaman Baru di arena Tropical Plant Industry Exhibtion 2007 di Miami, Florida, Amerika Serikat. Kedua varian ini hasil silangan Greg Hambali, pakar aglaonema Indonesia. 3. Anthurium

Anthurium (Supari Dh, 1999) atau yang sering dikenal dengan nama kuping gajah merupakan salah satu komoditas tanaman hias dari famili


(48)

Araceae, genus Anthurium, dan spesies Anthurim sp. Tanaman ini digolongkan menjadi dua, yaitu anthurium daun dan anthurium bunga. Anthurium daun memiliki bentuk dan warna daun yang menarik, sedangkan biasanya bunganya kurang menarik dibandingkan anthurium bunga. Jenis anthurium bunga biasa digunakan untuk daun potong.

Tanaman anthurium berasal dari daerah tropis dan merupakan tanaman berbentuk perdu yang tumbuh merambat dan memanjat. Akar tanaman berbentuk bulat kecil dan panjang serta mempunyai akar tunjang yang tumbuh dari pangkal batang yang menembus tanah hingga kedalaman 40-60 cm. Anthurium termasuk tanaman yang mempunyai batang lunak, basah (herbaceus) dan berbuku-buku tempat melekatnya tangkai daun. Dadang et al (2007) menyatakan, saat sedang tren, anthurium berhasil memunculkan fenomena hebat bagi banyak kalangan. Tanaman yang mempunyai 1.000-an jenis ini menjadi ketertarikan baru bagi banyak orang terhadap tanaman hias walaupun harganya terkadang tidak rasional. Di pameran tanaman hias maupun di internet, banyak nurseri yang memasang harga anthurium mulai Rp10.000 (bibit) hingga ratusan juta rupiah (indukan). Beberapa nurseri di Jawa Tengah, menetapkan harga untuk indukan anthurium gelombang cinta (Wave of Love), misalnya, seharga Rp400 juta-Rp500 juta. Ada pula indukan Anthurium jenmanii

cobra yang ditawarkan Rp150 juta. 4. Euphorbia

Menurut Tinambunan (2005) euphorbia adalah jenis tanaman hias dari family Euphorbiaceae. Tanaman hias berbunga semarak ini berasal dari


(49)

Madagaskar dan mulai dikenal di Indonesia pada tahun 2003. Warna bunga yang semarak dan bentuknya yang menarik membuat tanaman ini menjadi primadona baru di Indonesia. Hal ini didukung pula sifat euphorbia yang mudah dirawat, mudah dibudidayakan, tidak memakan banyak tempat, berbunga terus-menerus, dan harganya relatif terjangkau. Tanaman hias ini cocok tumbuh di daerah tropis, relatif tahan terhadap suhu ekstrem, dan mampu menghasilkan bunga sepanjang tahun. Batang euphorbia sekilas mirip kaktus, tetapi tidak terlalu besar dan tumbuh bercabang. Seluruh batangnya ditumbuhi duri seperti pada batang mawar. Bunga euphorbia beragam warnanya dan terbentuk berpasangan dengan posisi berhadapan antara bunga yang satu dengan yang lainnya, mengelilingi kelopak bunga yang ada di tengah.

Euphorbia dapat tumbuh di dataran tinggi maupun dataran rendah dan membutuhkan sinar matahari langsung. Media yang cocok untuk euphorbia yaitu media yang gembur, remah, dan porous, misalnya arang sekam yang dicampur kompos. Dengan batang yang tidak terlalu besar, tanaman ini bagus untuk ditanam di pot-pot kecil di depan pekarangan rumah (Dadang, 2007).

5. Sansevieria

Terdapat 60 spesies jenis sansevieria. Pesona tanaman hias berdaun seperti pedang, meruncing, ini tak kalah menarik dibanding tanaman hias daun lainnya. Selain itu sansivieria merupakan tanaman yang mudah dibudidayakan. Cara perbanyakan tanaman ini dapat dengan stek batang. Keunggulan sansevieria lainnya adalah kemampuannya dalam menyerap


(50)

polusi. Sasiviera banyak diminati untuk sebagai tanaman indoor yang diletakkan di pojok ruang kantor atau rumah. Bahkan, tanaman yang dikenal dengan nama Lidah Mertua ini kerap ditaruh di sudut dapur atau kamar mandi untuk meredam bau tidak sedap (Dadang, 2007).

2.5Perkembangan Industri Tanaman Hias

Menurut Lipsey, et al (1997), sekumpulan perusahaan yang memproduksi produk yang serupa atau sekelompok produk yang berkaitan erat dinamakan industri. Oleh karena itu perkembangan suatu industri tentunya ditentukan pula oleh perusahaan yang bergerak di industri tersebut. Direktorat Tanaman Hias membagi pelaku usaha agribisnis tanaman hias pada enam kelompok, yaitu produsen, kelompok tani, trader, pengusaha bibit/kultur jaringan, asosiasi/perhimpunan, dan lain-lain.

Dari data tahun 2005 diperoleh informasi tentang jumlah pelaku industri tanaman hias di Indonesia. Terdapat 46 produsen, 15 kelompok tani, 20 trader, 3 pengusaha bibit/kultur jaringan, dan 7 asosiasi/perhimpunan, dan 6 lain-lain yaitu perusahaan maupun perorangan yang tidak termasuk dalam kelima kelompok sebelumnya. Kelompok lain-lain ini bergerak dalam usaha jasa merangkai bunga dan konsultan lanskap. Daftar pengusaha agribisnis tersebut dapat dilihat pada Lampiran 1.

Catatan lain Departemen Pertanian10, Direktorat Tanaman Hias menyebutkan hingga 2006 telah tercatat terdapat sebanyak 127 perusahaan grower

tanaman hias di DKI Jakarta. Jumlah ini belum termasuk retailer yang tidak

10


(51)

terhitung banyaknya, mulai dari yang berskala besar hingga penjual tanaman hias di pinggir jalan. Tidak dapat diperoleh data pasti mengenai jumlah perusahaan tanaman hias di Indonesia maupun pada lingkup yang lebih kecil misalnya Jabodetabek. Hal ini karena dengan adanya PP No. 7 Tahun 2007, impor tanaman hias dibebaskan dari Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan tanaman hias tidak dikenai pajak atas penjualannya di dalam negeri sehingga tidak ada kewajiban bagi pengusaha tanaman hias untuk mendaftarkan perusahaannya pada dinas-dinas tertentu.

Hal lain mengenai industri tanaman hias diungkapkan Soekartawi (1996) yang mengatakan bahwa perkembangan bisnis tanaman hias dapat dilihat dari meningkatnya jumlah, variasi, dan penampilan yang menarik dari tanaman hias yang diperdagangkan. Selain itu meningkatnya kesejahteraan masyarakat dan tanggapan mereka terhadap keindahan lingkungan juga menjadi potensi bagi pengembangan bisnis tanaman hias.

Industri tanaman hias antara lain meliputi budidaya tanaman dalam pot, bunga potong, dan bunga hias. Perkembangan tanaman hias Indonesia akhir-akhir ini cukup menggembirakan. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal berikut (Bunasor dalam Tinambunan, 2005):

1. Pertumbuhan penduduk kota dengan kecenderungan peningkatan pendapatan.

2. Pembangunan komplek perumahan, perkantoran, perhotelan, dan restoran. 3. Perubahan selera dan gaya hidup masyarakat.

Dari segi ekonomi, perkembangan industri tanaman hias dapat dilihat dari nilai pasar yang meningkat. Sebagai gambaran, seperti diungkapkan Direktur


(52)

Tanaman Hias, Ditjen Hortikultura, Deptan dalam Dadang et al (2007), pada 1985 pasar tanaman hias dunia baru senilai US$19 miliar. Sepuluh tahun kemudian meningkat menjadi US$30 miliar. Kurun 2005-2006 meningkat lagi menjadi US$62 miliar. Berdasarkan catatan BPS, Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2006 dari tanaman hias mencapai Rp 4,9 triliun. Sementara nilai ekspornya rata-rata US$12 juta/tahun. Sekitar 75 persen ekspor didominasi tanaman tropis, sisanya anggrek. Permintaan dunia terutama datang dari negara-negara di Eropa dan Asia. Secara umum pertumbuhan industri tanaman hias mencapai 15-20 persen per tahun.

2.6Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian yang relevan dengan topik penelitian analisis lingkungan usaha dan formulasi strategi bersaing perusahaan antara lain:

Tabel 3 Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti

/Tahun Judul

Metode

Penelitian Hasil Penelitian

Dedy Wijaya Okta (2004)

Analisis Formulasi Strategi Bersaing Minuman Sari Buah Sirsak pada PT Minuman SAP dalam Menghadapi Persaingan Industri Minuman Ringan Matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT, QSPM

Strategi bersaing: memanfaatkan kemajuan teknologi pengemasan, memperluas jaringan distribusi menjaga dan meningkatkan kualitas produksi, meningkatkan modal kerja dalam membiayai promosi, memaksimalkan kapasitas produksi, dan

meningkatkan diferensiasi produk. Imelda Budiman (2004) Analisis Strategi Bersaing Obat Tradisional: Taman Sringanis Matriks IFE, matriks EFE, CPM, matriks IE, dan matriks SPACE

Strategi yang dapat dilakukan: membuka cabang baru di tempat yang strategis, menjual melalui pengobat/klinik yang memiliki misi dan tujuan yang sama, mengoptimalkan penggunaan situs internet dan pemasangan iklan di majalah dan tabloid kesehatan sebagai sarana promosi, menjaga dan meningkatkan hubungan dengan konsumen dan instansi pemerintah, dan melakukan uji laboratorium.


(53)

Nama Peneliti

/Tahun Judul

Metode

Penelitian Hasil Penelitian

Asril Tinambunan (2005) Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Hias pada PT Bina Usaha Flora (BUF) di Cipanas-Cianjur Matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT, QSPM

Strategi utama: menjalin

kerjasama dengan pelanggan tetap potensial, floris, Dinas Taman Kota, pengelola lapangan golf,

developer real estate untuk meraih pangsa pasar pada wilayah Cipanas-Cianjur, mengoptimalkan dan mengefektifkan kegiatan

personal selling, memberikan potongan harga, meningkatkan pelayanan dan melakukan open house. Entis Somantri (2005) Analisis Strategi Bersaing (Competitive Strategy) Manajemen Hero Supermarket dalam Industri Ritel Proses Hierarki Analitik (PHA)

Prioritas menyeluruh alternatif strategi bersaing pada hierarki keputusan adalah pelayanan. Pelayanan sangat penting dalam meraih keuntungan karena sebagai modal dalam menjalin hubungan yang harmonis dengan pelanggan. Eli Parluhutan (2006) Formulasi Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Annggrek Spesies di Unit Koleksi Anggrek Kebun Raya Bogor Matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT, QSPM

Strategi yang dapat dijalankan: mengoptimalkan dan

meningkatkan pemeliharaan peralatan yang ada, melakukan R&D dan standarisasi produk, mempertahankan dan

meningkatkan mutu produk dengan cara pengawasan produk, membangun kemitraan dan meningkatkan produk dengan memanfaatkan perkembangan teknologi budidaya,

mempertahankan keunggulan produk yang berkualitas,

meningkatkan promosi, pemberian merek dan mendaftarkan hak paten.

Suheri (2006) Analisis Strategi Bersaing Restoran berdasarkan Persfektif Konsumen (Studi kasus: Waroeng Girli Bogor) Metode tabulasi deskriptif, model matrik konsumen, analisis rasio Persepsi Nilai Guna (PNG) dengan Persepsi Harga (PH)

Strategi bersaing mengacu pada dua isu utama: kebijakan dimensi nilai guna restoran dan kebijakan pada dimensi harga menu restoran dengan cara menerapkan persepsi nilai guna yang lebih tinggi kepada konsumen dengan penurunan harga dan meningkatkan nualitas menu. Anindito Al Muttaqien (2007) Analisis Strategi Bersaing Agrowisata Vin’s Berry Park Matriks IFE, matriks EFE, CPM, matriks IE, matriks SWOT, dan QSPM

Strategi bersaing: menjadi agrowisata stroberi dengan muatan edukasi dan edutainment dengan harga terjangkau. Strategi bersaing utama adalah

menciptakan paket agrowisata dengan muatan edukasi yang lebih baik dan menarik.


(54)

Dari ketujuh penelitian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa perumusan strategi dapat dilakukan melalui identifikasi lingkungan perusahaan dan melalui persfektif konsumen. Metode yang digunakan antara lain matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, dan matriks SWOT. Strategi dapat pula dirumuskan dengan metode PHA. Beberapa penelitian dilengkapi dengan CPM dan matriks SPACE. Strategi yang telah dirumuskan kemudian dapat diurutkan dalam prioritas dengan QSPM. Penelitian tersebut juga dapat memberikan masukan kepada peneliti tentang strategi apa saja yang mungkin dirumuskan melihat kondisi perusahaan dan lingkungannya.

Dengan mempelajari penelitian terdahulu, peneliti mencoba melakukan analisis lingkungan perusahaan dan merumuskan alternatif strategi bersaing pada perusahaan tanaman hias. Peneliti memilih perusahaan tanaman hias karena beberapa hal, salah satunya belum pernah ada penelitian mengenai strategi bersaing pada perusahaan tanaman hias. Pada akhir formulasi strategi, peneliti mencoba memetakan strategi yang telah diprioritaskan pada jangka waktu tertentu. Peneliti berharap hal ini dapat membantu manajemen perusahaan dalam mengimplementasikan strategi dengan terlebih dahulu membuat perencanaan yang dihubungkan dengan waktu pelaksanaan.


(1)

III. Nilai Bobot Faktor Strategis Internal

Faktor Strategis Internal

Pakar 1

Pakar 2

Pakar 3

Jumlah

Rata-rata

Memiliki

Standard Operational Procedure

(SOP)

0.0758

0.1098

0.0795

0.2652

0.0884

New release

dan

trend setter

tanaman hias adenium

0.1061

0.1061

0.0985

0.3106

0.1035

Produk dan pelayanan beragam

0.1098

0.1061

0.0985

0.3144

0.1048

Teknologi dalam promosi dan pelayanan

0.0795

0.1023

0.0871

0.2689

0.0896

Memiliki cabang dan banyak agen

0.0947

0.0947

0.1023

0.2917

0.0972

Modal sendiri

0.0682

0.0720

0.1023

0.2424

0.0808

Inovasi dalam budidaya dan peningkatan kualitas

tanaman hias

0.1136 0.0985 0.1136 0.3258 0.1086

Masih ada rangkap jabatan

0.0530

0.0606

0.0644

0.1780

0.0593

Terjadi

turn over

karyawan 0.0530

0.0568

0.0530

0.1629

0.0543

Jarak yang jauh dengan Jakarta

0.1023

0.0568

0.0606

0.2197

0.0732

Persentase pendapatan dari penjualan produk

Godongijo belum seimbang

0.0833 0.0720 0.0568 0.2121 0.0707

Sumberdaya belum digunakan secara optimal

0.0606

0.0644

0.0833

0.2083

0.0694

Total 1

1

1

3

1

IV. Nilai Rating Faktor Strategis Internal

Faktor Strategis Internal

Pakar 1

Pakar 2

Pakar 3

Jumlah

Rata-rata

Memiliki

Standard Operational Procedure

(SOP)

4

4

4

12

4

New release

dan

trend setter

tanaman hias adenium

4

4

4

12

4

Produk dan pelayanan beragam

4

4

4

12

4

Teknologi dalam promosi dan pelayanan

4

4

3

11

4

Memiliki cabang dan banyak agen

3

4

4

11

4

Modal sendiri

3

3

4

10

3

Inovasi dalam budidaya dan peningkatan kualitas

tanaman hias

3

4

4

11

4

Masih ada rangkap jabatan

2

1

1

4

1

Terjadi

turn over

karyawan 2

2

1

5

2

Jarak yang jauh dengan Jakarta

1

1

1

3

1

Persentase pendapatan dari penjualan produk

Godongijo belum seimbang

1

1

2

4

1


(2)

Lampiran 6 Penilaian Bobot dan Rating Faktor Sukses Kritis CPM

I. Nilai Bobot Faktor Sukses Kritis CPM

Pakar 1 (Praktisi Tanaman Hias)

Faktor Sukses Kritis A

B

C

D

E

F

G

H

Total

bobot

A

0 3 2 3 3 1 2 1 15 0.1339

B

1 0 3 3 1 3 1 1 13 0.1161

C

2 1 0 1 1 1 2 1

9 0.0804

D

1 1 3 0 1 1 3 1 11 0.0982

E

1 3 3 3 0 1 3 1 15 0.1339

F

3 1 3 3 3 0 3 1 17 0.1518

G

2 3 2 1 1 1 0 1 11 0.0982

H

3 3 3 3 3 3 3 0 21 0.1875

Total

13 15 19 17 13 11 17 7 112

1

Pakar 2 (Pakar Tanaman Hias)

Faktor

Sukses

Kritis A B C D E F G H Total bobot

A

0 3 2 3 3 3 3 2 19 0.1696

B

1 0 3 2 3 3 3 2 17 0.1518

C

2 1 0 1 3 2 2 1 12 0.1071

D

1 2 3 0 3 3 2 2 16 0.1429

E

1 1 1 1 0 1 1 1

7 0.0625

F

1 1 2 1 3 0 2 1 11 0.0982

G

1 1 2 2 3 2 0 1 12 0.1071

H

2 2 3 2 3 3 3 0 18 0.1607

Total

13 15 19 17 13 11 17 7 112

1

Pakar 3 (Hobiis, Manajer Perusahaan Swasta)

Faktor

Sukses

Kritis A B C D E F G H Total bobot

A

0 3 3 3 3 3 3 3 21 0.1875

B

1 0 3 1 3 1 1 1 11 0.0982

C

1 1 0 2 1 1 2 1

9 0.0804

D

1 3 2 0 2 1 1 2 12 0.1071

E

1 1 3 2 0 1 1 1 10 0.0893

F

1 3 3 3 3 0 1 1 15 0.1339

G

1 3 2 3 3 3 0 3 18 0.1607

H

1 3 3 2 3 3 1 0 16 0.1429

Total

13 15 19 17 13 11 17 7 112

1

Keterangan:

A = Lokasi

B = Ragam Koleksi Tanaman Hias

C = Kesesuaian Harga

D = Kualitas Tanaman Hias

E = Penataan Tanaman Hias

F = Pelayanan dan Fasilitas

G = Adanya Produk Lain

H = Promosi


(3)

II. Nilai Rata-rata Bobot Faktor Sukses Kritis CPM

Faktor Sukses Kritis

Pakar 1

Pakar 2

Pakar 3

Total

Rata-rata

Lokasi

0.1339 0.1696 0.1875 0.4911 0.1637

Ragam Koleksi Tanaman Hias

0.1161

0.1518

0.0982

0.3661

0.1220

Kesesuaian

Harga

0.0804 0.1071 0.0804 0.2679 0.0893

Kualitas

Tanaman

Hias

0.0982 0.1429 0.1071 0.3482 0.1161

Penataan

Tanaman

Hias

0.1339 0.0625 0.0893 0.2857 0.0952

Pelayanan

dan

Fasilitas

0.1518 0.0982 0.1339 0.3839 0.1280

Adanya

Produk

Lain

0.0982 0.1071 0.1607 0.3661 0.1220

Promosi

0.1875 0.1607 0.1429 0.4911 0.1637

TOTAL

1 1 1 3 1

III. Nilai Rating Faktor Sukses Kritis CPM

1.

Godongijo

Faktor Sukses Kritis

Pakar 1

Pakar 2

Pakar 3

Jumlah

Rata-rata

Lokasi

2

2

2

6

2.00

Ragam Koleksi Tanaman Hias

4

3

3

10

3.33

Kesesuaian Harga

3

3

2

8

2.67

Kualitas Tanaman Hias

4

3

3

10

3.33

Penataan Tanaman Hias

3

4

4

11

3.67

Pelayanan dan Fasilitas

4

2

4

10

3.33

Adanya Produk Lain

3

3

3

9

3.00

Promosi 4

4

3

11

3.67

2. Istana Alam Nursery

Faktor Sukses Kritis

Pakar 1

Pakar 2

Pakar 3

Jumlah

Rata-rata

Lokasi

2 2 2 6 2.00

Ragam Koleksi Tanaman Hias

1

2

2

5

1.67

Kesesuaian

Harga

1 1 1 3 1.00

Kualitas Tanaman Hias

3

2

3

8

2.67

Penataan Tanaman Hias

3

1

1

5

1.67

Pelayanan dan Fasilitas

1

1

2

4

1.33

Adanya Produk Lain

1

1

1

3

1.00

Promosi

3 3 4

10 3.33

3.

Wijaya

Faktor Sukses Kritis

Pakar 1

Pakar 2

Pakar 3

Jumlah

Rata-rata

Lokasi

4

4

3

11

3.67

Ragam Koleksi Tanaman Hias

2

4

3

9

3.00

Kesesuaian Harga

4

3

3

10

3.33

Kualitas Tanaman Hias

2

4

4

10

3.33

Penataan Tanaman Hias

1

3

2

6

2.00

Pelayanan dan Fasilitas

2

4

1

7

2.33

Adanya Produk Lain

2

2

2

6

2.00


(4)

4. Oasis Sentul Nursery

Faktor Sukses Kritis

Pakar 1

Pakar 2

Pakar 3

Jumlah

Rata-rata

Lokasi

3

3

4

10

3.33

Ragam Koleksi Tanaman Hias

3

3

4

10

3.33

Kesesuaian Harga

3

2

3

8

2.67

Kualitas Tanaman Hias

4

3

3

10

3.33

Penataan Tanaman Hias

4

3

2

9

3.00

Pelayanan dan Fasilitas

2

2

3

7

2.33

Adanya Produk Lain

3

2

2

7

2.33

Promosi 2

2

3

7

2.33

5.

Kuntum

Nurseries

Faktor Sukses Kritis

Pakar 1

Pakar 2

Pakar 3

Jumlah

Rata-rata

Lokasi

1

1

3

5

1.67

Ragam Koleksi Tanaman Hias

2

1

2

5

1.67

Kesesuaian Harga

3

4

4

11

3.67

Kualitas Tanaman Hias

1

1

1

3

1.00

Penataan Tanaman Hias

2

2

3

7

2.33

Pelayanan dan Fasilitas

4

2

4

10

3.33

Adanya Produk Lain

4

4

4

12

4.00


(5)

L

a

mpi

r

a

n

7

Q

S

P

M

untuk G

o

do

ng

ij

o

S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 Faktor-faktor kunci Bobot

AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS Kekuatan

Memiliki Standard Operational Procedure (SOP), 0.0690 1 0.0690 2.5 0.1726 1 0.0690 3.5 0.2417 1 0.0690 1 0.0690 1 0.0690

New release dan trend settertanaman hias adenium, 0.0722 3 0.2167 1.5 0.1083 2 0.1444 2 0.1444 3 0.2167 3 0.2167 1.5 0.1083 Produk dan pelayanan beragam 0.0817 3 0.2452 2.5 0.2044 3 0.2452 2 0.1635 3.5 0.2861 2 0.1635 4 0.3270 Teknologi dalam promosi dan pelayanan, 0.0746 4 0.2984 1.5 0.1119 3 0.2238 1 0.0746 2 0.1492 1 0.0746 1 0.0746 Memiliki cabang dan banyak agen 0.0730 4 0.2921 3 0.2190 2 0.1460 1 0.0730 2 0.1460 1 0.0730 3 0.2190 Modal Sendiri 0.0635 2.5 0.1587 2.5 0.1587 2.5 0.1587 1 0.0635 2.5 0.1587 1 0.0635 1 0.0635 Inovasi dalam budidaya dan peningkatan kualitas

tanaman hias 0.0817 1 0.0817 2.5 0.2044 1 0.0817 2.5 0.2044 2.5 0.2044 1 0.0817 3.5 0.2861

Kelemahan

Masih ada rangkap jabatan, 0.0452 1 0.0452 1 0.0452 1 0.0452 3.5 0.1583 1 0.0452 1 0.0452 1 0.0452 Jarak yang jauh dengan Jakarta, 0.0492 1 0.0492 4 0.1968 3 0.1476 1.5 0.0738 2.5 0.1230 1.5 0.0738 3 0.1476 Persentase pendapatan dari penjualan

produk GI belum seimbang 0.0452 1.5 0.0679 2 0.0905 3.5 0.1583 1 0.0452 1.5 0.0679 1.5 0.0679 4 0.1810 Terjadi turn over karyawan 0.0643 1 0.0643 1 0.0643 1 0.0643 4 0.2571 1 0.0643 1 0.0643 1 0.0643 Sumberdaya belum digunakan secara optimal, 0.0579 1 0.0579 2 0.1159 1 0.0579 1 0.0579 1 0.0579 1 0.0579 3.5 0.2028

Peluang

Kestabilan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika 0.0565 1 0.0565 2 0.1131 3 0.1696 1 0.0565 2.5 0.1413 1 0.0565 3.5 0.1979 Pecinta tanaman hias tak mengenal status ekonomi,

jenis kelamin, dan usia 0.0575 3.5 0.2013 2.5 0.1438 3.5 0.2013 1 0.0575 2 0.1150 1 0.0575 3 0.1725 Penjualan dan impor tanaman hias tidak dikenai pajak, 0.0507 2 0.1014 2 0.1014 1.5 0.0760 1.5 0.0760 3.5 0.1774 2 0.1014 4 0.2027 Perkembangan teknologi komputerisasi, komunikasi,

informatika, dan transportasi 0.0424 3 0.1272 1.5 0.0636 3.5 0.1484 1 0.0424 1 0.0424 1 0.0424 2.5 0.1060 Perkembangan teknologi perbanyakan dan

Peningkatan kualitas tanaman hias 0.0429 1 0.0429 2.5 0.1072 1.5 0.0643 1 0.0429 2 0.0858 1 0.0429 4 0.1715 Kekuatan tawar-menawar terhadap pemasok kuat 0.0595 1 0.0595 1 0.0595 1 0.0595 1 0.0595 2 0.1189 1 0.0595 1 0.0595

Kekuatan tawar-menawar terhadap pembeli kuat, 0.0604 4 0.2417 2 0.1209 3.5 0.2115 1.5 0.0906 2 0.1209 1.5 0.0906 3.5 0.2115 Ancaman

Munculnya pendatang baru yang dekat dan konsep

bisnis utama yang sama, 0.0595 3.5 0.2081 2 0.1189 3.5 0.2081 2.5 0.1486 2.5 0.1486 1 0.0595 4 0.2378 Inflasi semakin meningkat, 0.0546 2.5 0.1365 2.5 0.1365 3 0.1637 1.5 0.0819 3.5 0.1910 1 0.0546 2.5 0.1365 Cuaca tidak menentu dan bencana alam, 0.0619 1.5 0.0928 3.5 0.2166 2.5 0.1547 1.5 0.0928 3 0.1857 1.5 0.0928 1 0.0619 Barrier to entry kecil, 0.0361 3.5 0.1262 2 0.0721 3.5 0.1262 2.5 0.0902 2.5 0.0902 1 0.0361 4 0.1442 Kenaikan TDL dan harga BBM, 0.0575 2.5 0.1438 2.5 0.1438 3 0.1725 1.5 0.0863 3.5 0.2013 1 0.0575 2.5 0.1438 Berubah-ubahnya tren tanaman hias, 0.0551 2 0.1101 3 0.1652 2.5 0.1377 1.5 0.0826 3.5 0.1927 2 0.1101 4 0.2203


(6)

Lampiran 8 Foto Godongijo

Showroom

Tanaman Hias

Showroom

Adenium

Floriculture Suppliers

Salon Adenium

Café

Restoran

Bookstore

Tempat Parkir