Analisis WTP Bequest Value

kriteria efisien. Analisis biaya dan manfaat merupakan alat bantu untuk membuat keputusan dengan mempertimbangkan kesejahteraan masyarakat. Analisis biaya dan manfaat ekonomi pada kawasan hutan dilakukan dengan menghitung BC rasio dari lahan kawasan hutan, yaitu dengan membagi jumlah manfaat yang diperoleh dengan biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan konversi. Dimana pada penelitian ini manfaat dalam konversi lahan adalah manfaat dari produksi batubara yang dianalisis menggunakan analisis market value, sedangkan komponen biayanya adalah biaya produksi batubara dan Total Economic Value TEV. TEV termasuk dalam opportunity cost dimana manfaat yang diperoleh dari sumber daya yang ada dalam kawasan hutan akan hilang jika lahan kawasan hutan di konversi menjadi pertambangan batubara. TEV di analisis menggunakan metode valuasi dan market value, sedangkan biaya produksi batubara menggunakan analisis market value. Hasil perhitungan manfaat dan biaya ekonomi dari kegiatan konversi lahan kawasan hutan Bukit Munggu dapat dilihat pada tabel 20 berikut: Tabel 20 Manfaat dan Biaya Ekonomi Kegiatan Konversi No. Keterangan Nilai Manfaat dan Biaya Rptahun Nilai Hasil I. Manfaat Manfaat Produksi Batubara 4 105 001 760 000 II. Biaya 2.1 Nilai Ekonomi Total 1 835 184 913 067 a. Nilai air 18 274 838 400 b. Nilai karbon 8 263 675 660 c. Nilai oksigen 176 752 694 191 742 000 d. Nilai rumput 353 808 000 e. Nilai keberadaan 296 912 000 f. Nilai warisan 297 586 800 g. Nilai pilihan 331 326 800 2.2 Biaya Produksi Batubara 1 070 300 000 000 Total Biaya 176 753 764 491 742 000 III. BC Rasio -0.000002 Sumber: Data diolah 2014 Dari tabel 21 dapat diketahui ada delapan nilai yang diestimasi pada valuasi total nilai ekonomi kawasan hutan dalam penelitian ini. Nilai manfaat yang dapat dihasilkan dari pertambangan batubara pada kawasan hutan Bukit Munggu adalah sebesar Rp 4.10 triliuntahun. Opportunity cost terbesar dari kawasan hutan adalah oksigen, dimana oksigen adalah kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Sebenarnya oksigen bukanlah barang ekonomi, namun jika terjadi penurunan kualitas udara maka oksigen menjadi barang ekonomi, maka dari itu dibutuhkan penilaian untuk oksigen. Berdasarkan perhitungan, nilai oksigen yang ada di kawasan hutan Bukit Munggu adalah sebesar Rp 176 752 triliuntahun. Untuk opportunity cost terbesar kedua adalah air. Air adalah salah satu sumberdaya yang memiliki nilai yang cukup besar, karena air adalah sumberdaya yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Manusia membutuhkan air setiap harinya untuk kebutuhan sehari-hari, seperti minum, mandi, dan mencuci. Sedangkan opportunity cost terendah adalah rumput. Dimana rumput hanya digunakan oleh peternak saja, sehingga nilainya tidak sebesar manfaat sumber daya dalam kawasan hutan yang dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat Tanjung Enim. Berdasarkan perhitungan nilai rumput adalah sebesar Rp 353.81 jutatahun . Selain itu biaya lain yang harus dikeluarkan adalah biaya untuk memproduksi batubara. Jumlah biaya yang dibutuhkan untuk menjalankan kegiatan pertambangan batubara di kawasan hutan Bukit Munggu adalah sebesar Rp 1.07 triliuntahun dengan asumsi produksi batubara dalam setahun sebanyak 4 000 000 tontahun. Biaya yang dibutuhkan dalam pertambangan batubara dibagi menjadi dua komponen, yaitu biaya produksi dan biaya tambang. Biaya tersebut adalah biaya yang dibutuhkan untuk kegiatan pertambangan batubara mulai dari biaya eksplorasi yaitu biaya untuk identifikasi lahan yang akan dijadikan tambang batubara sampai dengan biaya lingkungan yaitu biaya untuk reklamasi lahan pasca tambang. Penambangan batubara yang dilakukan oleh PTBA disertai dengan kegiatan reklamasi lahan pasca tambang batubara sesuai dengan peraturan pemerintah yang tercantum dalam UU No. 4 tahun 2009 Pasal 96. Adapun dari hasil perhitungan didapatkan total biaya dari kegiatan konversi lahan kawasan hutan Bukit Munggu menjadi pertambangan batubara adalah sebesar Rp 176 753 triliuntahun. Setelah mengetahui hasil estimasi dari manfaat dan biaya kegiatan konversi kawasan hutan Bukit Munggu menjadi pertambangan batubara maka analisis biaya dan manfaat ekonomi dapat dilakukan dengan menganalisis dari hasil perhitungan benefit cost rasio. Dari hasil perhitungan didapatkan benefit cost rasio pada studi kasus penelitian ini adalah sebesar -0.000002 berarti tidak mamenuhi kriteria BC rasio dimana suatu kegiatan dapat dijalankan jika hasil dari BC rasio lebih besar daripada satu. Manfaat yang dihasilkan dari lingkungan jika di moneterkan dan dibandingkan dengan kegiatan lain tentu nilai manfaatkan akan jauh lebih besar dari pemanfaatan lainnya. Tetapi jika ada kebutuhan yang lebih penting dan sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat banyak tentu kegiatan konversi lahan kawasan hutan dapat dipertimbangkan kembali, tentunya disertai dengan aturan dan ketetapan yang jelas dalam melakukan kegiatan konversi tersebut. Misalnya jika akan melakukan kegiatan konversi kawasan hutan menjadi pertambangan batubara adalah dengan menyertainya dengan kegiatan reklamasi, dimana manfaat ekologis kawasan hutan yang hilang saat dijadikan pertambangan dapat kembali memberikan manfaat ekologis bagi masyarakat. Walaupun manfaat ekologis yang didapatkan tidak akan sama persis seperti manfaat ekologis yang dihasilkan kawasan hutan pada saat sebelum dilakukan konversi lahan.

VII. SIMPULAN DAN SARAN 7.1

Simpulan 1. Manfaat yang dapat dihasilkan dari kegiatan penambangan batubara di kawasan hutan Bukit Munggu adalah sebesar Rp 4 105 001 760 000 tahun, sedangkan biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan penambangan batubara di kawasan hutan Bukit Munggu adalah sebesar Rp 1 070 300 000 000 tahun. Perkiraan cadangan batubara yang terdapat di kawasan hutan Bukit Munggu dapat dimanfaatkan selama kurang lebih untuk sepuluh tahun kedepan. 2. Nilai ekonomi total kawasan hutan Bukit Munggu adalah sebesar Rp 176 752 722 009 890 000 tahun, dimana dalam penelitian ini nilai ekonomi total kawasan hutan menjadi opportunity cost dalam kegiatan konversi kawasan hutan menjadi pertambangan batubara. Nilai ekonomi total adalah nilai yang didapatkan dari penjumlahan delapan hasil valuasi nilai ekonomi sumber daya kawasan hutan Bukit Munggu. Nilai ekonomi tersebut diantaranya adalah nilai air, nilai karbon, nilai oksigen, nilai rumput, nilai keberadaan existence value kawasan hutan, nilai warisan bequest value kawasan hutan, dan nilai pilihan option value kawasan hutan. 3. Berdasarkan hasil perhitungan manfaat yang dapat dihasilkan dari produksi batubara di kawasan hutan Bukit Munggu adalah sebesar Rp 4 105 001 760 000 tahun. Sedangkan biaya yang harus dikeluarkan dan dikorbankan untuk kegiatan konversi adalah sebesar Rp 176 753 764 491 742 000 tahun. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa manfaat yang dapat dihasilkan dari kegiatan konversi kawasan hutan Bukit Munggu menjadi pertambangan batubara lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan. Setelah dilakukan analisis biaya dan manfaat ekonomi didapatkan BC rasio sebesar -0.000002, sehingga dapat disimpulkan bahwa kegiatan konversi dari sudut pandang lingkungan belum dapat dijalankan.