Daya Murni,
Kecamatan Pelepat
Ilir, Kabupaten
Bungo, Provinsi
Jambi. pertambangan, terjadinya
penyempitan lahan
perkebunan. Nilai
kerugian ekonomi dari produksi
kelapa sawit
akibat kegiatan konversi lahan pertambangan emas
dan pasir adalah sebesar Rp 2 066 333.3orang
bulan.
Selain itu,
responden mendapatkan
penerimaan dari
sewa lahan sebesar Rp 1 166
666.67 orangbulan. Nilai rataan WTP responden
adalah sebesar Rp 10 150 dan total WTP responden
untuk
reboisasi pasca
tambang adalah sebesar Rp 315 000.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah membahas mengenai manfaat ekonomi yang ditimbulkan dari kegiatan pertambangan, valuasi
ekonomi nilai guna hutan langsung dan tidak langsung, dan analisis ekonomi kegiatan konversi lahan pertambangan. Adapun beberapa kesamaan metode yang
digunakan dalam penelitian adalah mengkaji Willingness To Pay WTP dengan Contingen Valuation Method
CVM dan menganalisis faktor yang mempengaruhi WTP menggunakan analisis linier berganda. Perbedaan penelitian
ini dengan penelitian terdahulu adalah lokasi penelitian, dan tujuan penelitian. Penelitian ini akan menghitung nilai ekonomi total kawasan hutan, tidak sebatas
nilai ekologinya saja tetapi akan dihitung juga nilai bangunan yang terdapat pada kawasan hutan tersebut dengan menggunakan analisis nilai pasar market value.
Pada penelitian ini akan dilakukan perhitungan analisis biaya dan manfaat dari kegiatan konversi lahan kawasan hutan menjadi pertambangan, sedangkan
penelitian sebelumnya hanya menganalisis nilai manfaatnya saja.
III. KERANGKA PEMIKIRAN
Batubara adalah sumbedaya alam yang tidak dapat diperbarui yang tidak terdapat di seluruh lahan yang ada di Indonesia. Hanya beberapa wilayah di
Indonesia yang dianugerahi oleh Tuhan Yang Maha Esa sumberdaya alam batubara, salah satunya adalah di wilayah Kelurahan Tanjung Enim, Kabupaten
Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan. Sumberdaya alam batubara mempunyai banyak manfaat yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat maupun sektor
perindustrian, seperti pabrik kertas. Salah satu manfaat yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat adalah kebutuhan batubara untuk memenuhi energi nasional.
Hasil dari pertambangan batubara yang ada di Kelurahan Tanjung Enim sebagian besar digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi listrik di wilayah Pulau
Sumatera, Jawa, dan Bali. Pertambangan batubara yang berada di Kelurahan Tanjung Enim
merupakan salah satu sumber mata pencaharian masyarakat, pertambangan batubara diharapkan dapat menopang perekonomian masyarakat. Pemerintah
sudah memberikan izin untuk melakukan pertambangan batubara yang ada di wilayah Kelurahan Tanjung Enim, karena wilayah ini adalah salah satu penghasil
batubara terbesar di Indonesia yang dapat memenuhi kebutuhan energi nasional. Pertambangan batubara yang sudah dilakukan di Kelurahan Tanjung Enim adalah
pertambangan batubara yang peduli akan kelestarian lingkungan, terbukti dengan pelaksanaan reklamasi lahan pasca tambang yang dilakukan oleh PTBA setelah
kegiatan pertambangan batubara sudah selesai dilakukan. Hal ini juga yang mendukung pemerintah untuk tetap memberikan izin penambangan batubara
kepada PTBA. Peningkatan kebutuhan batubara mengakibatkan produksi batubara harus
ditingkatkan. Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi batubara adalah dengan memperluas lahan pertambangan batubara. Maka dari itu Bukit Munggu
yang merupakan salah satu wilayah yang memiliki cukup banyak cadangan batubara dengan kalor tinggi direncanakan untuk di konversi menjadi lahan
pertambangan batubara. Bukit munggu adalah kawasan hutan yang perizinan penggunaan lahannya dipegang oleh pemerintah Kehutanan, sehingga untuk
penggunaan lahan tersebut dibutuhkan perizinan dan biaya sewa lahan hutan yang diserahkan kepada pemerintah Kehutanan.
Penelitian ini akan menganalisis biaya dan manfaat ekonomi kawasan hutan dengan menggunakan metode valuasi kawasan hutan. Valuasi hutan yang
akan dihitung adalah nilai use value nilai penggunaan dan non use value nilai bukan penggunaan yang dihasilkan kawasan hutan. Metode untuk mendapatkan
nilai hutan adalah dengan menggunakan Willingness To Pay WTP masyarakat Kelurahan Tanjung Enim tentang keberadaan hutan, nilai warisan hutan, dan
manfaat pilihan hutan. Faktor yang mempengaruhi Willingness To Pay WTP masyarakat juga akan dianalisis menggunakan Minitab 14. Sedangkan untuk
menganalisis direct value nilai langsung kawasan hutan adalah dengan mengidentifikasi manfaat atau hasil hutan yang digunakan secara langsung oleh
masyarakat kelurahan Tanjung Enim, misalnya air. Salah satu indirect value nilai tidak langsung kawasan hutan yang akan dihitung adalah nilai karbon yang
dihasilkan kawasan hutan. Analisis biaya dan manfaat juga akan digunakan pada pertambangan
batubara yang direncanakan akan dilakukan di kawasan hutan tersebut. Analisis biaya dan manfaat akan dihitung berdasarkan biaya yang dikeluarkan dan manfaat
yang dapat dihasilkan dari pertambangan batubara, dimana manfaat batubara dihitung dari cerminan penerimaan yang didapatkan dari produksi batubara di
wilayah tersebut. Setelah itu akan digunakan analisis deskriptif untuk membandingkan manfaat dan biaya dari kawasan hutan dengan pertambangan
batubara. Kerangka pemikiran operasional dapat dilihat pada kerangka alur pemikiran Gambar 4.
Gambar 4 Kerangka Pemikiran Rekomendasi
Perbandingan Biaya dan Manfaat Kawasan Hutan dengan Pertambangan Batubara
Market Value Valuasi Ekonomi
CVM Pertambangan Batubara
Kawasan Hutan Identifikasi Manfaat dan Biaya
Kawasan Hutan dan Pertambangan Batubara Rencana Konversi Lahan Kawasan Hutan WIUP PTBA
menjadi Pertambangan Batubara WIUP PTBA memiliki potensi
Sumberdaya Batubara Peningkatan Kebutuhan Batubara
Menuntut Peningkatan Produksi Batubara