2.2.4 Analisis Market Value
Menurut Iskandar 2009, harga adalah sejumlah uang yang diminta, ditawarkan atau dibayarkan untuk suatu barang atau jasa. Biaya adalah sejumlah
uang yang dikeluarkan atas barang atau jasa atau jumlah yang dibutuhkan untuk menciptakan atau memproduksi barang atau jasa tersebut. Market value adalah
perkiraan jumlah uang pada tanggal penilaian, yang dapat diperoleh dari transaksi jual beli atau hasil penukaran aset antara pembeli dengan penjual dalam suatu
transaksi yang bebas ikatan, yang penawarannya dilakukan secara layak dan kedua pihak masing-masing mengetahui dan tanpa paksaan. Sedangkan menurut
Koi 2011, nilai pasar market value adalah nilai atau harga jual suatu barang yang jika barang tersebut dijual, besarnya harga jual tergantung dengan nilai pasar
yang berlaku untuk barang tersebut. Nilai pasar tidak tergantung dengan penyusutan barang tersebut, nilai pasar hanya dipengaruhi kondisi pasar.
2.3 Konsep Biaya dan Manfaat Ekonomi
Menurut Dunn 2003, Cost Benefit Analysis atau Analisis Biaya Manfaat adalah pendekatan untuk rekomendasi kebijakan yang memungkinkan dan
menganjurkan suatu kebijakan dengan cara menghitung total biaya dalam bentuk uang. Menurut Yesha 2013, analisis biaya dan manfaat sering kali digunakan
untuk menganalisis kelayakan proyek pemerintah. Pada proyek pemerintah, keuntungan manfaat sering kali tidak dapat diukur dengan jelas karena tidak
berorientasi kepada keuntungan. Dengan kata lain, keuntungan didasarkan kepada manfaat umum yang diperoleh oleh masyarakat.
Menurut Noor 2007, biaya adalah pengeluaran yang tidak dapat direlakan unavoidable exspenses dalam melakukan suatu kegiatan. Dengan
demikian, secara konsep, maka pengertian biaya adalah sebagai berikut. a.
Biaya cost tidak sama dengan pengeluaran expense. b.
Biaya cost harus menggambarkan kegiatan. c.
Biaya cost harus relevan dengan kegiatan yang dilakukan. Biaya total produksi atau lebih dikenal total cost TC merupakan
keseluruhan biaya yang harus dikeluarkan oleh produsen kaitannya dengan proses produksi yang sebagai aktivitas utama untuk menghasilkan suatu produk. Dalam
jangka pendek total cost sangat ditentukan oleh input berbagai produksi secara kuantitas maupun kualitas. Di mana input-input produksi tersebut dapat
memberikan konsekuensi pembiayaan bersifat tetap dan bersifat variabel. Menurut Gray, et al. 1993 opportunity cost adalah benefit yang
dikorbankan karena sejumlah sumber yang ada telah digunakan untuk kegiatan X, dan bukan kegiatan Y. Dengan kata lain, kegiatan Y tidak dilaksanakan karena
sumber yang seyogiyanya dapat dipergunakan untuk kegiatan Y tidak jadi dilaksanakan karena sumber yang seyogiyanya dapat dipergunakan untuk kegiatan
Y telah dipergunakan untuk kegiatan X. Jadi dalam hal ini, benefit yang seyogiyanya dapat dihasilkan oleh kegiatan Y, menjadi opportunity cost kegiatan
X, yang perlu dibandingkan dengan benefit netto kegiatan X sendiri. Menurut Kadariah 1999, manfaat dibagi menjadi tiga yaitu manfaat
langsung, manfaat tidak langsung, dan manfaat terkait. Pertama, manfaat langsung adalah berupa peningkatan output secara kualitatif dan kuantitatif. Kedua, manfaat
tidak langsung adalah manfaat yang muncul akibat adanya suatu kegiatan tertentu. Manfaat ini dapat berupa meningkatnya pendapatan masyarakat sekitar. Ketiga,
manfaat terkait adalah keuntungan-keuntungan yang sulit dinyatakan dengan sejumlah uang, namun benar-benar dapat dirasakan.
Manfaat yang dihasilkan dari kegiatan konversi kawasan hutan menjadi petambangan batubara adalah manfaat dari pertambangan batubara. Untuk
mengidentifikasi manfaat yang dihasilkan dari kawasan hutan digunakan valuasi sedangkan untuk mengidentifikasi manfaat yang dihasilkan batubara digunakan
market value , dimana penerimaan adalah cerminan dari manfaat yang dihasilkan
dari tambang batubara. Penerimaan dapat diartikan sebagai nilai produk total dalam jangka waktu tertentu baik yang dipasarkan maupun tidak Soekartawi,
2002. Penerimaan menurut Sunyoto 2013 adalah penerimaan perusahaan dari hasil penjualan output-nya kepada konsumen. Penerimaan total total revenue =
TR adalah keseluruhan penerimaan yang diterima perusahaan dari penjualan outputnya kepada konsumen. Penerimaan total atau total manfaat dirumuskan:
TR = P x Q .......................................................................................... 2
Keterangan: TR
= Total manfaat Rp Q
= Kuantitas yang dijual perusahaan kepada konsumen unit P
= Harga output yang dijual per unit Rpunit Menurut Devkota 2006 analisis biaya dan manfaat dapat dianalisis
menggunakan benefit cost ratio. Sedangkan kriteria kelayakan suatu kegiatan dapat dijalankan jika BC ≥ 1. Benefit cost ratio dirumuskan sebagai berikut:
BC =
TR TC
=
B
1
+B
2
+ , … + B
i
C
1
+C
2
+ , …+ Ci
...................................................
3 Keterangan:
BC = Benefit-cost ratio
TR = Total manfaat Rp
TC = Total biaya Rp
B
1
+B
2
+,...+B
i
= Penjumlahan manfaat Rp C
1
+C
2
+,...+C
i
= Penjumlahan biaya Rp Untuk penentuan kriteria pengambilan keputusan yaitu:
a. Jika nilai BC rasio ≥ 1, maka kegiatan atau usaha tersebut layak feasible
untuk dijalankan. b.
Jika nilai BC rasio 1, maka kegiatan atau usaha tersebut tidak layak not feasible
untuk dijalankan.
2.4 Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini terkait dengan identifikasi analisis biaya dan manfaat ekonomi konversi lahan kawasan hutan
menjadi pertambangan batubara yang pernah dilakukan sebelumnya dan dapat dijadikan sebagai rujukan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Penelitian Terdahulu
Peneliti Judul Penelitian
Analisis Hasil Penelitian
Iriani 2013
Analisis Nilai
Ekonomi Manfaat
dan Dampak Negatif Penambangan Pasir
Illegal di
Sungai Brantas
Kelurahan Semampir
Kota Kediri.
Analisis deskriptif
dan analisis
pendapatan. Total
manfaat dari
kegiatan penambangan
meliputi segala manfaat yang diterima oleh pihak-
pihak yang terlibat dalam aktivitas
penambangan yaitu sebesar Rp 61 703
085 000.33. Terdiri dari pendapatankeuntungan
pengusaha tambang pasir sebesar Rp 17 198 085
000.33, pendapatan buruh tambang pasir sebesar Rp
17
820 000
000, pendapatan kuli angkut
pasir sebesar Rp 10 674 000 000, pendapatan sopir
truk sebesar Rp 7 116 000 000,
dan pendapatan
premankeamanan sebesar Rp 8 895 000.
Albarqoni 2013
Valuasi Ekonomi Lahan Hutan yang Berpotensi
untuk Konversi menjadi Kawasan
Industri, Kariangau Balikpapan,
Kalimantan Timur. Analisis
WTP Willingness
To Pay
dan analisis resgresi
linier berganda.
Total manfaat
dari kegiatan
penambangan meliputi segala manfaat
yang diterima oleh pihak- pihak yang terlibat dalam
aktivitas penambangan
yaitu sebesar Rp 61 703 085 000.33. Terdiri dari
pendapatankeuntungan pengusaha tambang pasir
sebesar Rp 17 198 085 000.33, pendapatan buruh
tambang pasir sebesar Rp 17
820 000
000, pendapatan kuli angkut
pasir sebesar Rp 10 674 000 000, pendapatan sopir
truk sebesar Rp 7 116 000 000,
dan pendapatan
premankeamanan sebesar Rp 8 895 000.
Sayyidah 2013
Kerugian Ekonomi
Akibat Konversi
Lahan Perkebunan
Kelapa Sawit menjadi Pertambangan Emas
Studi Kasus: Desa Analisis
deskriptif, teknik
loss of
earning ,
contingen valuation
method CVM, dan regresi
linier berganda. Dampak
aspek sosial-
ekonomi dari penelitian ini
adalah terbukanya
lapangan pekerjaan,
meningkatkan pendapatan, terjadinya
kecelakaan
Daya Murni,
Kecamatan Pelepat
Ilir, Kabupaten
Bungo, Provinsi
Jambi. pertambangan, terjadinya
penyempitan lahan
perkebunan. Nilai
kerugian ekonomi dari produksi
kelapa sawit
akibat kegiatan konversi lahan pertambangan emas
dan pasir adalah sebesar Rp 2 066 333.3orang
bulan.
Selain itu,
responden mendapatkan
penerimaan dari
sewa lahan sebesar Rp 1 166
666.67 orangbulan. Nilai rataan WTP responden
adalah sebesar Rp 10 150 dan total WTP responden
untuk
reboisasi pasca
tambang adalah sebesar Rp 315 000.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah membahas mengenai manfaat ekonomi yang ditimbulkan dari kegiatan pertambangan, valuasi
ekonomi nilai guna hutan langsung dan tidak langsung, dan analisis ekonomi kegiatan konversi lahan pertambangan. Adapun beberapa kesamaan metode yang
digunakan dalam penelitian adalah mengkaji Willingness To Pay WTP dengan Contingen Valuation Method
CVM dan menganalisis faktor yang mempengaruhi WTP menggunakan analisis linier berganda. Perbedaan penelitian
ini dengan penelitian terdahulu adalah lokasi penelitian, dan tujuan penelitian. Penelitian ini akan menghitung nilai ekonomi total kawasan hutan, tidak sebatas
nilai ekologinya saja tetapi akan dihitung juga nilai bangunan yang terdapat pada kawasan hutan tersebut dengan menggunakan analisis nilai pasar market value.
Pada penelitian ini akan dilakukan perhitungan analisis biaya dan manfaat dari kegiatan konversi lahan kawasan hutan menjadi pertambangan, sedangkan
penelitian sebelumnya hanya menganalisis nilai manfaatnya saja.