Wilayah Penelitian GAMBARAN UMUM

5.2.6 Pendapatan

Jumlah pendapatan responden pada penelitian ini dibagi menjadi beberapa kisaran pendapatan. Responden terbanyak dengan jumlah pendapatan pada kisaran Rp 1 100 000 – 2 000 000 yaitu sebanyak 11 orang atau 27 persen, sedangkan responden paling sedikit pada penelitian ini adalah dengan mempunyai pendapatan pada kisaran Rp 500 000 – Rp 1 000 000 sebanyak 2 orang atau 5 persen. Perbandingan sebaran responden berdasarkan pendapatan dapat dilihat pada Gambar 10. Sumber: Data Primer 2014 Gambar 10 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan

5.2.7 Jumlah Tanggungan

Pada penelitian ini responden terbanyak memiliki jumlah tanggungan 3 orang adalah sebanyak 15 orang atau 37 persen, sedangkan responden paling sedikit memiliki jumah tanggungan 5 orang adalah sebanyak 3 orang atau 8 persen. Perbandingan karakteristik sebaran tanggungan responden dapat dilihat pada Gambar 11. Sumber: Data Primer 2014 Gambar 11 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan 5 27 22 23 23 500.000 - 1.000.000 1.100.000 - 2.000.000 2.100.000 - 3.000.000 3.100.000 - 4.000.000 4.000.000 15 27 37 13 8 1 orang 2 orang 3 orang 4 orang 5 orang

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1

Analisis Biaya dan Manfaat Pertambangan Batubara Analisis biaya dan manfaat pada pertambangan batubara dihitung dari biaya yang dikeluarkan untuk pertambangan batubara, sedangkan untuk manfaat dihitung dari penerimaan yang didapatkan dari pertambangan batubara. Pada penelitian ini luas lahan yang akan dikonversi menjadi pertambangan batubara adalah seluas 257 ha. Perkiraan jumlah volume batubara yang terdapat pada lahan tersebut sebanyak 33 337 577 ton dengan kandungan 7000 Kcalkg GAR. Harga batubara yang digunakan pada penelitian ini adalah harga batubara acuan bulan Januari tahun 2014 yaitu sebesar 83.94 Direktorat Jendral Mineral dan Batubara, 2014 jika dikonversikan ke dalam nilai rupiah bulan Januari tahun 2014 yaitu sebesar Rp 12 226, sehingga didapatkan harga batubara 7000 Kcalkg GAR adalah sebesar Rp 1 026 250 ton. Produksi batubara diperkirakan setiap tahunnya adalah sebesar 4 000 000 ton, sehingga jika dihitung dari jumlah volume batubara yang dapat dihasilkan pada lahan seluas 257 ha adalah sebanyak 33 337 577 ton. Maka dengan membagi total volume batubara dengan produksi batubara per tahun, dapat diketahui bahwa cadangan batubara dapat digunakan untuk lebih kurang delapan tahun kedepan. Namun produksi batubara setiap tahunnya tergantung pada permintaan konsumen, jika permintaan konsumen terhadap batubara 7000 Kcalkg GAR menurun maka cadangan batubara dapat dimanfaatkan pada jangka waktu yang lebih lama atau malah sebaliknya.

6.1.1 Manfaat Pertambangan Batubara

Pertambangan batubara di daerah Tanjung Enim yang dikelola oleh PTBA merupakan pertambangan batubara yang berpengaruh bagi pemenuhan kebutuhan energi dunia, baik nasional maupun internasional. Menurut Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tahun 2013, produksi batubara nasional paling besar dimanfaatkan oleh PLN Perusahaan Listrik Negara untuk memenuhi kebutuhan energi listrik nasional. Dimana pada tahun 2014 pemanfaatan batubara oleh PLN adalah sebesar 60.08 persen dari total pemanfaatan batubara nasional. Maka dari itu batubara adalah sumber daya yang sangat penting bagi keberlangsungan kegiatan manusia, karena sebagian besar kegiatan manusia membutukan energi listrik begitu pula dengan proses produksi industri seperti industri semen dan kertas. Menurut Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia tahun 2013, pada tahun 2014 PTBA diwajibkan untuk memenuhi kebutuhan energi nasional sebesar 4 498 880 ton. Permintaan batubara untuk pemenuhan kebutuhan energi setiap tahunnya semakin meningkat, sejalan dengan peningkatan permintaan batubara maka produksi batubara pun setiap tahunnya mengalami pengingkatan. Peningkatan produksi batubara PTBA selama lima tahun pada periode tahun 2008 sampai tahun 2012 dapat dilihat pada Gambar 12. Sumber: Laporan Tahunan PTBA 2012 Gambar 12. Produksi Batu Bara PTBA Unit Tanjung Enim Tahun 2008-2012 Pada tahun 2008 PTBA memproduksi batubara Unit Pertambangan Tanjung Enim sebanyak 10 086 509 ton, hingga tahun 2012 produksi batubara meningkat menjadi 13 064 168 ton. Peningkatan produksi ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan energi dunia. Dimana penjualan batubara untuk keperluan domestik maupun ekspor semakin meningkat setiap tahunnya dan penjualan terbesar PTBA adalah untuk keperluan domestik yaitu PLTU yang berada di seluruh wilayah Indonesia dan industri pabrik. Peningkatan penjualan batubara PTBA pada periode tahun 2008 hingga tahun 2012 dapat dilihat pada Gambar 13 berikut ini. 2000000 4000000 6000000 8000000 10000000 12000000 14000000 2008 2009 2010 2011 2012 Ju m lah P ro d u k si to n Tahun Sumber: Laporan Tahunan PTBA 2012 Gambar 13. Penjualan Batubara PTBA Unit Tanjung Enim Tahun 2008-2012 Penjualan batubara pada tahun 2008 sebanyak 12 797 922 ton, untuk keperluan domestik sebanyak 8 321 310 ton. Hingga pada tahun 2012 penjualan menjadi sebanyak 15 335 883 ton, untuk keperluan domestik sebanyak 8 435 302 ton. Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sumber daya batubara masih sangat dibutuhkan di negeri ini. Sumber daya batubara masih menjadi salah satu pilihan bagi PLTU maupun industri untuk pembangkit tenaga listrik. Tetapi untuk memproduksi batubara memang dibutuhkan aturan dan strategi yang baik, agar sumber daya batubara dapat dimanfaatkan secara bijak untuk memenuhi kebutuhan manusia. Maka dari itu pada penelitian ini akan menganalisis biaya dan manfaat ekonomi wilayah kawasan hutan Bukit Munggu yang terdapat sumber daya batubara melimpah di dalamnya dan direncanakan akan dikonversi menjadi pertambangan batubara. Secara ekonomi, akan dianalisis apakah pada kawasan hutan ini akan lebih bermanfaat saat tetap menjadi kawasan hutan atau saat dikonversi menjadi pertambangan batubara. Untuk perhitungan manfaat pertambangan batubara yang dihasilkan, akan diestimasi dari jumlah penerimaan dari kegiatan pertambangan batubara. Seperti yang sudah dijelaskan pada metode penelitian bahwa penerimaan dari produksi batubara adalah cerminan dari manfaat yang dihasilkan dari pertambangan batubara. Penerimaan 2000000 4000000 6000000 8000000 10000000 12000000 14000000 16000000 2008 2009 2010 2011 2012 P en ju ala n B atub ar a to n Tahun Domestik Ekspor Jumlah Penjualan pertambangan batubara adalah pemasukan input yang diperoleh dari kegiatan produksi batubara. Pada lahan kawasan hutan Bukit Munggu yang akan dikonversi menjadi pertambangan batubara ini, jumlah manfaat yang dapat dihasilkan dari produksi adalah sebesar Rp 4 105 001 760 000 tahun. Jumlah manfaat batubara didapatkan dari mengalikan jumlah volume batubara yang dapat dihasilkan dalam setahun dengan harga batubara sesuai dengan harga pasar, dimana volume batubara yang rata-rata diproduksi dalam setahun adalah sebanyak 4 000 0000 tontahun dengan harga batubara 7000 Kcalkg GAR adalah sebesar Rp 1 026 250 ton. Berikut adalah perhitungan manfaat dari pertambangan batubara. Manfaat Batubara = 4 000 000 tontahun x Rp 1 026 250 ton = Rp 4 105 001 760 000 tahun

6.1.2 Biaya Pertambangan Batubara

Untuk melakukan suatu kegiatan produksi dibutuhkan biaya, termasuk dalam pertambangan batubara. Biaya yang dikeluarkan untuk pertambangan batubara bukan jumlah yang sedikit, karena banyak komponen biaya yang diperlukan untuk kegiatan pertambangan batubara. Biaya yang dibutuhkan pada pertambangan batubara mulai dari biaya eksplorasi hingga reklamasi lahan pasca tambang batubara agar lahan tersebut dapat dimanfaatkan kembali. Pada perhitungan biaya pertambangan batubara dalam penelitian ini daianalisis dari komponen biaya dengan metode full costing. Menurut Khasanah et al. 2011, full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi kedalaman harga pokok produksi. Harga pokok produksi yang dihitung melalui pendekatan full costing terdiri dari unsur harga pokok produksi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead variabel, dan biaya overhead tetap ditambah dengan biaya non produksi biaya pemasaran, biaya administrasi, dan umum. Uraian komponen biaya yang dibutuhkan untuk pertambangan batubara di lahan kawasan hutan Bukit Munggu dapat dilihat pada Tabel 7 berikut ini: