Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1
Peralatan untuk melakukan survei tanah, yaitu pedoman observasi, bor tanah, ring sampel, altimeter, Global Positioning System GPS, Abney level,
buku Munsel, skop, cangkul, pisau, meteran, kamera, dan kantong sampel komposit.
2 Seperangkat komputer yang dilengkapi berbagai software untuk keperluan
analisis statistik antara lain bivariate correlation analysis, discriminant analysis, cluster analysis, dan simple linear regression analysis.
3.3. Prosedur Penelitian dan Variabel Pengamatan
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode survei melalui studi kasus dan analisis di laboratorium. Pelaksanaan kegiatan penelitian dibagi ke
dalam 3 tiga tahapan kegiatan, yaitu: 1
Inventarisasi data di lokasi penelitian : a. Pengumpulan data fisik lingkungan pada tiap unit lahan kunci yang ada
di 3 kecamatan, yang didasarkan pada klasifikasi unit kekritisan lahan oleh Dinas Pertanian dan Kehutanan, yaitu berdasarkan tiap kategori
tingkat kekritisan lahan meliputi: Sangat Kritis SK, Kritis K, Agak Kritis AK, Potensial Kritis PK, dan Tidak Kritis TK. Masing-
masing kelas kekritisan lahan diulang 4 kali di tiap kecamatan, sehingga terdapat 60 unit lahan kunci 5 kelas kekritisan x 4 ulangan x 3
kecamatan. b. Pengambilan contoh tanah untuk analisis laboratorium sifat fisik dan
kimia tanah pada 60 unit lahan kunci. Jumlah keseluruhan contoh tanah adalah 120 contoh yang terdiri dari 60 contoh untuk analisis fisik, dan 60
contoh untuk analisis kimia. Khusus contoh untuk analisis kimia diambil secara komposit dari setiap lahan kunci 1 contoh komposit berasal dari
5 titik pengambilan. c.
Pengambilan data produksi ubikayu pada 30 unit lahan kunci 5 kelas kekritisan x 2 ulangan x 3 kecamatan.
d. Pengumpulan data sekunder dari instansi terkait, terdiri dari : 1 peta kekritisan lahan, 2 data iklim dari stasiun iklim terdekat, 3 data
penggunaan lahan. 2
Mengolah, menganalisis dan interpretasi data. a.
Validasi kriteria kekritisan lahan saat ini kriteria direktorat RKT. Validasi dimaksudkan untuk mengetahui tingkat keakuratan kriteria
Direktorat RKT tersebut dalam mengklasifikasikan lahan kritis. Validasi kriteria dilakukan dengan cara mengkriteriakanmengkelaskan ulang
satuan-satuan lahan yang sebelumnya telah dikriteriakandikelaskan oleh Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor pada Tahun 2008,
dengan menggunakan perangkat kriteria lahan kritis yang sama. Validasi dilakukan terhadap 30 unit lahan kunci yang ada di lokasi
penelitian 5 kelas kekritisan x 2 ulangan x 3 kecamatan. Keakuratan pengkelasan dilihat dari hasil tabulasi silang antara hasil pengkriteriaan
ulang dengan hasil pengkriteriaan sebelumnya, yaitu apakah memberikan hasil pengkelasan yang sama, relatif sama, ataukah
berbeda. b. Merumuskan kriteria hasil pengembangan untuk skala tinjau dan semi-
detil melalui seleksi variabel, reklasifikasi kelas kekritisan, pembobotan variabel dan skoring kriteria. Seleksi variabel, reklasifikasi kelas
kekritisan, pembobotan variabel dan skoring kriteria dilakukan melalui proses penyaringan screening process dengan menggunakan beberapa
jenis analisis statistik yang dikombinasikan dengan judgment peneliti. Melalui proses screening tersebut kemudian diperoleh jumlah kelas
kekritisan lahan paling optimal, variabel-variabel pewakil untuk identifikasi kekritisan lahan, beserta bobot dan skornya, baik untuk
kriteria tingkat tinjau maupun semi-detil. Penetapan variabel-variabel yang akan dilibatkan dalam membangun kriteria didasarkan pada
variabel-varibel indikator untuk identifikasi tingkat kekritisan lahan seperti yang sudah diuraikan sebelumnya, yaitu: 1 semua variabel yang
digunakan pada kriteria Direktorat RKT kriteria existing; 2 Variabel sifat-sifat tanah fisik, kimia, biologi; 3 Variabel fisik lingkungan dan
manajemen tambahan lainnya yang diasumsikan berpengaruh terhadap
kekritisan lahan. Selanjutnya dilakukan judgment dan penyesuaian- penyesuaian, yaitu menentukan variabel mana yang relevan dan tidak
relevan untuk diukur di lapangan atas dasar pertimbangan efektifitas, dan efisiensi biaya, waktu, dan tenaga. Berdasarkan pertimbangan
tersebut maka kemudian ditetapkan jumlah lengkap variabel yang dilibatkan dalam proses screening untuk membangun kriteria lahan kritis
yaitu 27 variabel, dengan rincian sebagai berikut : variabel sifat kimia tanah pH, C-org, N-tot, P
2
O
5
, Al, Ca, Mg, K, Na, KTK, dan KB, variabel sifat fisik tanah persentase pasir, persentase debu, persentase
liat, struktur, bulk density dan permeabilitas, variabel fisik lingkungan lereng, batuan di permukaan, singkapan batuan, tingkat erosi,
kedalaman efektif tanah, penutupan vegetasi, dan drainase, variabel manajemen penggunaan lahan, tindakan konservasi, dan kelembagaan.
Selengkapnya hasil pengumpulan data di lapangan terhadap 27 variabel tersebut dicantumkan pada Lampiran 6.
3 Menelaah keterkaitan hubungan antara kekritisan lahan dan produktivitas
lahan. Bentuk dan keeratan hubungan tingkat kekritisan lahan dengan produktivitas lahan di telaah dengan menggunakan analisis regresi linear
sederhana dan analisis korelasi. Jenis data, sumber data, teknik pengumpulan data, analisis data dan output
yang diharapkan untuk ketiga tujuan penelitian tertera pada Tabel 1. Tabel 1. Matriks tujuan, jenis data, sumber data, teknik pengumpulan data, teknik
analisis data, dan output yang diharapkan
Tujuan Jenis Data
Sumber Data Teknik
Pengumpulan Data
Teknik Analisis
Data Output
1. Mengevaluasi kriteria
dan klasifikasi tingkat kekritisan lahan saat
ini Primer
Produktivitas, lereng, erosi,
batuan, manajemen
Survei lapang Validasi
Keakuratan klasifikasi
kriteria saat ini 2.
Menghasilkan kriteria dan klasifikasi tingkat
kekritisan lahan untuk kawasan
budidaya pertanian lahan kering skala
tinjau dan semi-detil Primer,
Sekunder Fisik-kimia-
biologi lahan, topografi,
tutupan lahan, manajemen
Survei lapang, analisis
laboratorium Bivariate
correlation, Discriminant,
Cluster Kriteria dan
klasifikasi hasil pengembangan
3. Melihat keterkaitan
tingkat kekritisan lahan dengan
produktivitas lahan Primer,
Sekunder Tingkat
kekritisan lahan, Produksi
tanaman Survei lapang
Simple Linear Regression
Bentuk hubungan dan
keterkaitan hubungan
Adapun, rincian lengkap seluruh variabel utama dan variabel pendukung yang diamati di lapang adalah sebagai berikut :
1 Data fisik lingkungan :
a. Erosi: jenis erosi, tingkat erosi. b. Jenis tanah.
c. Kedalaman efektif tanah. d. Drainase.
e. Iklim curah hujan. f. Keadaan batuan batuan dipermukaan dan singkapan batuan.
g. Topografi lereng. h. Tutupan lahanpenutupan vegetasi
2 Data sifat fisik dan sifat kimia tanah :
a. Tekstur persentase pasir, liat dan debu, struktur, permeabilitas, dan bulk density.
b. pH H
2
O, KTK, KB, basa-basa dapat ditukar K, Ca, Na, Mg kejenuhan Al, N-total dan P
2
O
5
Bray I. c. Kandungan C organik tanah.
3 Data manajemen dan data produktivitas lahan
a. Manajemen; terdiri dari penggunaan lahan landuse, tindakan konservasi, dan kelembagaan
b. Produktivitas lahan; yaitu data produksi ubikayu per hektar.
3.4. Analisis Data 3.4.1. Analisis Gerombol