Secara administratif, Kabupaten Bogor terdiri dari 411 desa dan 17 kelurahan 428 desakelurahan, 3.639 RW dan 14.403 RT yang tercakup dalam
40 kecamatan. Jumlah kecamatan sebanyak 40 tersebut merupakan jumlah kumulatif setelah adanya hasil pemekaran 5 lima Kecamatan di tahun 2005,
yaitu Kecamatan Leuwisadeng pemekaran dari Kecamatan Leuwiliang, Kecamatan Tanjungsari pemekaran dari Kecamatan Cariu, Kecamatan
Cigombong pemekaran dari Kecamatan Cijeruk, Kecamatan Tajurhalang pemekaran dari Kecamatan Bojonggede dan Kecamatan Tenjolaya pemekaran
dari Kecamatan Ciampea. Selain itu, pada akhir tahun 2006 telah dibentuk pula sebuah desa baru, yaitu Desa Wirajaya, sebagai hasil pemekaran dari Desa Curug
Kecamatan Jasinga BAPPEDA, 2008.
4.1. Morfologi Wilayah
Kabupaten Bogor merupakan wilayah daratan dengan tipe morfologi wilayah yang bervariasi, dari dataran yang relatif rendah di bagian utara hingga
dataran tinggi di bagian selatan, sehingga membentuk bentangan lereng yang menghadap ke utara, dengan klasifikasi keadaan morfologi wilayah serta
persentasenya sebagai berikut : a Dataran rendah 15 -100 m dpl sekitar 29,3 , merupakan kategori ekologi hilir; b Dataran bergelombang 100 - 500 m dpl
sekitar 42,6 , merupakan kategori ekologi tengah; c Pegunungan 500 - 1.000 m dpl sekitar 19,5 , merupakan kategori ekologi hulu; d Pegunungan tinggi
1.000 - 2.000 m dpl sekitar 8,4 , merupakan kategori ekologi hulu; dan e Puncak-puncak gunung 2.000 - 2.500 m dpl sekitar 0,2 , merupakan kategori
ekologi hulu BAPPEDA, 2008. Topografi di lokasi penelitian sangat bervariasi, mulai dari datar sampai
bergunung. Topografi di Kecamatan Cigudeg dominan berbukit sampai bergunung 67, di Kecamatan Babakan Madang berombak sampai berbukit
69, sedangkan di Kecamatan Sukamakmur berombak sampai bergunung 89. Rincian topografi daerah penelitian disajikan pada Tabel 3. Pengaruh
topografi yang menonjol terhadap sifat tanah, antara lain adalah kondisi drainase dan erosi.
Tabel 3. Kondisi topografi lokasi penelitian
Simbol Topografi
Lereng Beda
tinggi Cigudeg
Babakan Madang Sukamakmur
m ha
ha ha
f Datar
1 10
1,175.3 7
573.7 6
716.3 5
n Agak datar
1-3 10
1,504.3 10
1,786.1 18
815.3 6
u Berombak
3-8 10
1,199.2 8
2,396.7 24
3,561.3 25
r Bergelombang
8-15 10-50
1,213.9 8
1,929.6 20
2,585.1 18
c Berbukit kecil
15-30 10-50
1,520.7 10
69.6 1
1,060.7 7
h Berbukit
15-30 50-300
5,657.6 37
2,399.2 24
3,027.2 21
m Bergunung
30 300
3,007.0 20
716.2 7
2,634.3 18
Jumlah 15,278.0
100 9,871.0
100 14,400.0
100
Sumber : Peta Tanah Kabupaten Bogor skala 1:50.000 BAPPEDA, 2007
Pada daerah bergelombang-bergunung umumnya berdrainase baik-cepat dan proses erosi berlangsung cukup intensif terutama pada daerah terbuka yang
telah diusahakan pertanian. Hal ini dicirikan dengan adanya singkapan-singkapan batuan, erosi alur dan erosi parit di beberapa tempat, serta kedalaman tanah
dangkal dan sebagaian lapisan A terkikis, bahkan hilang seluruhnya. Dari dominasi persentase topografi, maka Kecamatan Cigudeg berpotensi paling tinggi
terhadap terjadinya lahan kritis. Kecamatan tersebut memiliki persentase lahan berbukit dan bergunung paling besar. Pada daerah dengan nilai kelerengan tinggi
ini menyebabkan erosi berlangsung secara intensif dengan terangkutnya tanah dan material lainnya melalui aliran permukaan.
4.2. Iklim