di Kecamatan Sukamakmur selain sebagai petani, banyak juga yang bermatapencaharian sebagai pedagang, dengan persentase kurang lebih 25.
4.6. Pertanian
Pertanian di Kabupaten Bogor terdiri dari pertanian pangan, hortikultura, dan perkebunan. Tanaman pangan padi menyebar hampir di semua kecamatan,
dengan variasi luasan yang berbeda. Daerah pertanian hortikultura seperti sayuran dan buah juga menyebar pada hampir semua wilayah, tetapi konsentrasi
komoditas tertentu hanya menyebar pada wilayah tertentu. Tanaman jagung menyebar di kecamatan Darmaga, Cisarua, Megamendung, Cileungsi,
Klapanunggal, Rancabungur, Cibinong, Ciseeng, Gunung Sindur dan Rumpin. Tanaman kedelai menyebar hanya di Tamansari, Kemang, Rancabungur dan
Megamendung. Situasi yang sama juga terjadi pada sayuran dan buah. Daerah sayuran mendominasi terbatas pada beberapa kecamatan seperti Cisarua,
Darmaga, Leuwisadeng, Cigombong, sedangkan buah berasal dari Tanjungsari, Mekarsari, Jasinga, Tajurhalang, dan lain-lain. Tanaman perkebunan tersebar di
beberapa daerah utama yaitu teh di Ciawi, karet di Tanjungsari, dan kelapa sawit di Kecamatan Cigudeg, Leuwiliang, Leuwisadeng, Pamijahan, dan Rumpin.
Tanaman perkebunan ini secara keseluruhan terdapat pada lahan yang berkategori kelas 3 dengan kendala utama pada kelerengan, sehingga degradasi lahan melalui
proses erosi dan penurunan kesuburan menjadi kendala utama BAPPEDA, 2008. Kondisi sektor pertanian di lokasi penelitian diutamakan pada sektor
pertanian tanaman pangan dan perkebunan. Hasil produksi pertanian tanaman
pangan lahan kering padi gogo, jagung, kacang tanah, ubi kayu dan ubi jalar disajikan pada Tabel 10.
Pada Tabel 10 terlihat bahwa dari 5 komoditi tanaman pangan lahan kering, yang paling dominan di tanam di lokasi penelitian adalah ubikayu, kecuali
padi gogo di Kecamatan Cigudeg. Ubikayu paling luas ditanam di Kecamatan Sukamakmur dengan luas panen 655 ha. Ini artinya ubikayu menjadi andalan
utama budidaya pertanian lahan kering di daerah ini.
Tabel 10. Luas panen, produksi dan produktivitas tanaman pangan lahan kering di lokasi penelitian
No Komoditas
Sukamakmur Babakan Madang
Cigudeg 1
Padi Gogo a.
Luas panen ha 211
- 180
b. Produksi ton
575 -
507 c.
Produktivitas tonha 2,72
- 2,82
2 Jagung
a. Luas panen ha
4 -
6 b.
Produksi ton 13
- 19
c. Produktivitas tonha
3,29 -
3,30 3
Kacang Tanah a.
Luas panen ha 14
5 65
b. Produksi ton
18 6
81 c.
Produktivitas tonha 1,28
1,13 1,26
4 Ubikayu
a. Luas panen ha
655 607
92 b.
Produksi ton 12.141
11.380 1.720
c. Produktivitas tonha
18,54 18,75
18,72 5
Ubijalar a.
Luas panen ha 19
10 112
b. Produksi ton
248 128
1.600 c.
Produktivitas tonha 13,17
12,84 14,32
Sumber: Monografi Pertanian dan Kehutanan, DISTANHUT Kabupaten Bogor 2008
Sementara itu, di Kecamatan Babakan Madang, luas panen komoditi tanaman pangan lahan kering terlihat paling rendah dibandingkan dua kecamatan
lainnya. Hal ini diduga karena dampak konversi lahan yang lebih intensif terjadi di kecamatan tersebut dari lahan pertanian ke lahan non-pertanian seperti industri,
perdagangan dan jasa serta perumahan. Selain letaknya bersebelahan langsung dengan Kota Bogor, jika ditinjau dari letak geografis Kecamatan Babakan
Madang merupakan pintu keluar masuk yang menghubungkan langsung Provinsi DKI Jakarta dengan Kota Bogor dengan akses jalan tol. Hal inilah yang diduga
mempercepat terjadinya konversi lahan pertanian ke non-pertanian. Ditinjau dari sisi produktivitas lahan Kecamatan Cigudeg memiliki
produktivitas lahan yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan 2 kecamatan lainnya. Hal ini didukung oleh jenis tanah di Kecamatan Cigudeg lebih di
dominasi oleh jenis tanah yang relatif muda dan lebih subur seperti Andisol, Inseptisol dan Alfisol, sedangkan Kecamatan Babakan Madang dan Sukamakmur
lebih didominasi oleh tanah-tanah tua seperti Ultisol dan Oxisol yang secara kimia sudah lebih terdegradasi sehingga kurang subur. Sementara itu, hasil-hasil
produksi pertanian lainnya buah-buahan dan sayuran di tiap kecamatan dapat dilihat pada Tabel 11 dan Tabel 12.
Tabel 11. Produksi buah-buahan di lokasi penelitian
No Komoditas
Babakan Madang Cigudeg
Sukamakmur Jumlah
pohon Produksi
ku Jumlah
pohon Produksi
ku Jumlah
pohon Produksi
ku 1.
Jeruk besar -
20 -
- -
1 2.
Jeruk siam -
68 -
- 61
- 3.
Alpukat -
336 75
560 20
115 4.
Durian -
742 3.655
1.925 196
4.000 5.
Duku -
94 50
70 -
- 6.
Jambu biji -
1.425 -
1.491 -
52 7.
Jambu air 10
361 50
1.675 7
100 8.
Mangga 57
132 30
1.400 -
500 9.
Pepaya -
6.945 1.050
357 -
- 10.
Pisang -
11.705 8.150
9.370 4.717
3.772 11.
Rambutan 80
2.182 205
9.656 17
3.220 12.
Sawo 15
14 25
29 -
24 13.
Nenas 100
22 500
16 780
56 14.
Salak 50
2 -
29 -
462 Sumber: Monografi Pertanian dan Kehutanan, DISTANHUT Kabupaten Bogor 2008
Tabel 12. Produksi sayuran di lokasi penelitian
No Komoditas
Babakan Madang Cigudeg
Sukamakmur Luas
ha Produksi
ku Luas
ha Produksi
ku Luas
ha Produksi
ku 1.
Kacang panjang
4 358
105 5.960
30 489
2. Cabe besar
4 237
34 1.350
60 1.790
3. Cabe rawit
5 303
19 318
4 139
4. Terong
- -
22 919
- -
5. Mentimun
9 612
106 4.586
- -
6. Bawang
daun -
- -
- 18
597 7.
Tomat -
- 20
708 -
- 8.
Buncis 1
58 33
1.218 14
688 9.
Petsay 6
1.216 -
- 18
675 Sumber: Monografi Pertanian dan Kehutanan, DISTANHUT Kabupaten Bogor 2008
Komoditi buah-buahan dari Kecamatan Sukamakmur berturut-turut adalah jeruk besar, alpukat, durian, jambu biji, jambu air, mangga, pisang, rambutan,
sawo, nenas dan salak. Komoditi buah-buahan dari Kecamatan Babakan Madang adalah jeruk besar, jeruk siam, alpukat, durian, duku, jambu biji, jambu air,
mangga, pepaya, pisang, rambutan, sawo, nenas dan salak. Komoditi buah-buahan
dari Kecamatan Cigudeg yaitu alpukat, durian, duku, jambu biji, jambu air, mangga, pepaya, pisang, rambutan, sawo, nenas dan salak.
Produksi sayur-sayuran pada Kecamatan Sukamakmur adalah cabe besar, cabe rawit, bawang daun, buncis dan petsay. Produksi sayuran dari Kecamatan
Babakan Madang adalah cabe besar, cabe rawit, mentimun, buncis dan petsay. Sementara itu produksi sayuran dari Kecamatan Cigudeg adalah cabe besar, cabe
rawit, terong, mentimun, tomat dan buncis. Luas perkebunan rakyat di Kecamatan Cigudeg, Babakan Madang, dan
Sukamakmur masing-masing 613,57 ha, 273,04 ha, dan 1.427,98 ha Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor, 2008. Data luasan dan produksi dari
masing-masing komoditas di lokasi penelitian dapat dilihat pada Tabel 13. Komoditas yang diusahakan di areal perkebunan rakyat di lokasi penelitian antara
lain : 1 Kecamatan Cigudeg : cengkeh, pala, karet, kelapa, kelapa hibrida, aren, vanili, kopi, lada, kemiri, melinjo; 2 Kecamatan Babakan Madang : cengkeh,
kelapa, kelapa hibrida, kopi; 3 Kecamatan Sukamakmur : cengkeh, pala, kelapa, kelapa hibrida, vanili, kopi, lada, melinjo.
Tabel 13. Data luasan dan produksi komoditas perkebunan rakyat yang diusahkan di lokasi penelitian.
No Komoditas
Babakan Madang Cigudeg
Sukamakmur Luas
ha Produksi
ton Luas
ha Produksi
ton Luas
ha Produksi
ton 1
Cengkeh 10
9 105
82 124
91 2
Pala -
- 54
50 10
17 3
Karet -
- 22
194 -
- 4
Kelapa 115
416 204
727 24
142 5
Kelapa Hibrida 3
2 9
5 5
3 6
Aren -
- 22
113 -
- 7
Vanili -
- 25
49 7
24 8
Kopi 3
13 103
302 938
2.729 9
Lada -
- 3
14 11
45 10
Kemiri -
- 15
1 -
- 11
Melinjo -
- 6
12 10
2 Sumber: Monografi Pertanian dan Kehutanan, DISTANHUT Kabupaten Bogor 2008
Perencanaan penggunaan lahan mempunyai peran yang sangat penting dalam kaitannya dengan pembangunan pertanian berkelanjutan. Dari sektor
pertanian di 3 kecamatan tersebut jika tidak dilakukan perancanaan secara baik oleh intanstansi terkait, berkenaan dengan kondisi iklim, tanah dan morfologi
wilayahnya maka dapat berpotensi tinggi terhadap kerusakan lahan. Pada sisi
pelaksanaan juga menjadi kunci utama tercapainya pembangunan berkelanjutan. Peruntukan lahan yang tidak sesuai dengan kemampuan dan kesesuaian lahan
seperti yang direkomendasikan oleh regulator akan berpotensi tinggi terjadinya degradasi. Pimilihan komoditi, pemilihan teknik konservasi, pola tanam dan
teknik pemupukan yang tidak tepat dapat menyebabkan lahan menjadi cepat rusak. Seperti halnya tanaman pada pola tanam perkebunan rakyat yang ada di
lokasi penelitian yang merupakan jenis tanaman tinggi, dari sisi konservasi jenis tanaman tinggi mempunyai kemampuan melindungi tanah dari ancaman
kerusakan dan menjaga fungsi hidro-orologis dengan lebih baik Ekinci et al. 2008. Hal ini karena tanaman tersebut memiliki tajuk yang lebih luas dengan
jangkauan akar yang lebih dalam, sehingga tanaman mampu memegang tanah dan menyerap air lebih banyak Arsyad, 2006. Namun seperti diungkapkan
sebelumnya, bahwa tanaman perkebunan tersebut umumnya terdapat pada lahan- lahan yang berkategori kelas 3 dengan kendala utama pada kelerengan. Jika
penerapan teknik konservasinya tidak dilakukan secara baik, maka degradasi lahan melalui proses erosi dan penurunan kesuburan tanah menjadi ancaman
utama Sinukaban dan Banuwa, 1995; Santosa et al., 2001. Dari semua aspek yang dikaji pada keadaan umum wilayah di Kabupaten
Bogor, mengindikasikan adanya potensi tinggi terhadap terjadinya proses degradasi intensif. Kondisi morfologi wilayah yang didominasi oleh perbukitan
dan pegunungan, iklim tropis basah sampai dengan sangat basah, tanah yang didominasi oleh material vulkanik lepas, populasi penduduk yang terus meningkat
disebabkan oleh tingginya laju pertumbuhan alami dan migrasi masuk ke Kabupaten Bogor, dan tingkat pendidikan yang masih rendah merupakan kondisi
riil yang ada di lapangan. Keadaan ini menuntut perlunya kehati-hatian baik pada level perencanaan maupun operasiaonal di lapang dalam penerapan jenis
penggunaan lahan yang sudah direkomendasikan, sehingga dapat tercapai sasaran pembangunan pertanian yang berkelanjutan sesuai dengan yang tertuang dalam
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah RPJPD Kabupaten Bogor.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN