Tabel 3. Kondisi topografi lokasi penelitian
Simbol Topografi
Lereng Beda
tinggi Cigudeg
Babakan Madang Sukamakmur
m ha
ha ha
f Datar
1 10
1,175.3 7
573.7 6
716.3 5
n Agak datar
1-3 10
1,504.3 10
1,786.1 18
815.3 6
u Berombak
3-8 10
1,199.2 8
2,396.7 24
3,561.3 25
r Bergelombang
8-15 10-50
1,213.9 8
1,929.6 20
2,585.1 18
c Berbukit kecil
15-30 10-50
1,520.7 10
69.6 1
1,060.7 7
h Berbukit
15-30 50-300
5,657.6 37
2,399.2 24
3,027.2 21
m Bergunung
30 300
3,007.0 20
716.2 7
2,634.3 18
Jumlah 15,278.0
100 9,871.0
100 14,400.0
100
Sumber : Peta Tanah Kabupaten Bogor skala 1:50.000 BAPPEDA, 2007
Pada daerah bergelombang-bergunung umumnya berdrainase baik-cepat dan proses erosi berlangsung cukup intensif terutama pada daerah terbuka yang
telah diusahakan pertanian. Hal ini dicirikan dengan adanya singkapan-singkapan batuan, erosi alur dan erosi parit di beberapa tempat, serta kedalaman tanah
dangkal dan sebagaian lapisan A terkikis, bahkan hilang seluruhnya. Dari dominasi persentase topografi, maka Kecamatan Cigudeg berpotensi paling tinggi
terhadap terjadinya lahan kritis. Kecamatan tersebut memiliki persentase lahan berbukit dan bergunung paling besar. Pada daerah dengan nilai kelerengan tinggi
ini menyebabkan erosi berlangsung secara intensif dengan terangkutnya tanah dan material lainnya melalui aliran permukaan.
4.2. Iklim
Iklim wilayah Kabupaten Bogor termasuk iklim tropis sangat basah di bagian selatan dan iklim tropis basah di bagian utara, dengan rata-rata curah hujan
tahunan 2.500 - 5.000 mmtahun, kecuali di wilayah bagian utara dan sebagian kecil wilayah timur curah hujan kurang dari 2.500 mmtahun. Suhu rata-rata di
wilayah Kabupaten Bogor adalah 20° - 30°C, dengan rata-rata tahunan sebesar 25°C. Kelembaban udara 70 . Kecepatan angin cukup rendah, dengan rata - rata
1,2 mdetik dengan evaporasi di daerah terbuka rata-rata sebesar 146,2 mmbulan BAPPEDA, 2008. Curah hujan bulanan di tiga kecamatan lokasi penelitian
Cigudeg, Babakan Madang dan Sukamakmur, disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4. Curah hujan bulanan di Kecamatan Cigudeg, Babakan Madang dan Sukamakmur
Kecamatan Curah Hujan mm
Rerata Jan
Feb Mar
Apr Mei
Jun Jul
Ags Sep
Okt Nop
Des Cigudeg
366 310
276 280
197 191
125 100
163 251
315 231
234 Babakan
Madang 402
416 455
502 406
359 219
168 283
399 439
397 370
Sukamakmur 138
494 265
230 198
208 65
70 67
127 190
343 200
Sumber: BMG Dramaga, Balitklimat Cimanggu Tahun 2000-2009, Stasiun Cikasungka Cigudeg Tahun 2005-2009, Stasiun Sukamakmur Tahun 2002-2004 dan 2007.
Curah hujan bulanan terendah terjadi di Kecamatan Sukamakmur dengan rata-rata curah hujan 200 mmbulan atau 2.808 mmtahun, dan curah hujan
tertinggi yaitu 370 mmbulan atau 4.440 mmtahun terjadi di Kecamatan Babakan Madang.
Berdasarkan data di atas maka Kecamatan Babakan Madang berpotensi lebih tinggi terhadap kekritisan lahan. Hal ini terjadi karena dengan permeabilitas
tanah yang cepat, maka intensitas pencucian dari daerah perakaran menuju lapisan di bawahnya terjadi lebih intensif akibat curah hujan yang lebih tinggi pada lahan-
lahan tersebut.
4.3. Tanah
Secara umum wilayah Bogor terbentuk oleh batuan vulkanik yang bersifat piroklastik, yang berasal dari endapan batuan sedimen dua gunung berapi, yaitu
Gunung Pangrango berupa batuan breksi tufaan dan Gunung Salak berupa aluvium dan kipas aluvium. Endapan permukaan umumnya berupa aluvial yang
tersusun oleh tanah, pasir, dan kerikil hasil dari pelapukan endapan. Bahan induk tersebut menghasilkan tanah-tanah yang relatif subur BAPPEDA, 2008.
Menurut sistem klasifikasi tanah Soil Taxonomy Soil Survey Division Staff, 2006, di lokasi penelitian ditemukan 5 ordo tanah, yaitu: Inceptisol,
Andisol, Oxisol, Ultisol, dan Alfisol Tabel 5. Tabel 5. Penyebaran jenis tanah di lokasi penelitian
No Ordo Tanah Cigudeg
Babakan Madang Sukamakmur
ha ha
ha 1
Inceptisol 8,844.4
57.9 5,241.0
53.1 8,561.9
59.5 2
Andisol 6,380.9
41.8 1,943.7
19.7 2,931.5
20.4 3
Oxisol 0.0
0.0 2,085.1
21.1 2,877.6
20.0 4
Alfisol 52.7
0.3 0.0
0.0 29.0
0.2 5
Ultisol 0.0
0.0 601.2
6.1 0.0
0.0 Jumlah
15,278.0 100.0
9,871.0 100.0
14,400.0 100.0
Sumber : Peta Tanah Kabupaten Bogor skala 1:50.000 BAPPEDA, 2005
Dari Tabel 5 di atas terlihat bahwa di Kecamatan Cigudeg ditemukan jenis tanah Inceptisol, Andisol dan Alfisol. Demikian juga di Kecamatan Sukamakmur
ditemukan jenis tanah tersebut ditambah Ultisol, sedangkan di Kecamatan Babakan Madang tidak ditemukan jenis tanah Alfisol. Dari Tabel 5 tersebut juga
dapat dilihat bahwa tanah pada ketiga kecamatan tersebut didominasi oleh tanah Inceptisol dan Andisol. Tanah Andisol dan tanah Inceptisol yang terbentuk dari
abu volkan umumnya memiliki bulk density rendah Hardjowigeno, 1986, gembur atau sangat gembur, tidak lekat sampai agak lekat dan tidak plastis sampai
agak plastis. Hal ini menyebabkan tanah mudah diolah, dan perkembangan akar tanaman cukup baik Rachim, 2007. Namun jika berada pada posisi landscape
yang ekstrim seperti lereng gunung dimana proses erosi berlangsung secara aktif, maka tanah ini lebih mudah terdegradasi. Permasalahan lainnya, kebiasaan petani
dalam membudidayakan komoditas sayuran yang tidak menerapkan teknik konservasi secara baik menyebabkan tanah menjadi mudah tererosi.
4.4. Sifat Fisika dan Kimia Tanah