Subjek dan Objek Penelitian Teknik Analisis

sistematik yang didalamnya mengandung tentang enam kecerdasan manusia dalam komunikasi intrapersonal dakwah dzatiyah yaitu kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan nafs yang terdapat pada buku Shalawat Untuk Jiwa Untuk memudahkan memahami kandungan isi pesan dakwah pada buku Shalawat untuk Jiwa, maka peneliti membuat kategori pesan dalam bentuk kategorisasi sebagai berikut: Tabel 1 Kategorisasi Pesan Bedasarkan kategorisasi tersebut peneliti membuat definisi operasional sebagai berikut:

a. Kecerdasan Intelektual

Kecerdasan intelektual merupakan dimensi Aql dalam dimensi manusia menurut psikologi Islam, kecerdasan intelektual dapat dilihat dari sikap seseorang yang mampu mengikat hawa nafsunya, sehingga hawa nafsunya tidak dapat menguasai dirinya. Ia mampu mengendalikan dirinya terhadap dorongan nafsu dan juga dapat memahami kebenaran agama, sebab orang yang dapat memahami kebenaran agama hanyalah orang yang tidak dikuasai nafsunya. No. Kategorisasi pesan 1. Kecerdasan Intelektual 2. Kecerdasan Emosional 3. Kecerdasan Nafs Sebaliknya orang yang dikuasai nafusnya tidak dapat memahami agama, Allah SWT berfir man dalam surat Al An‟Am ayat 25: 5                                     “Dan di antara mereka ada orang yang mendengarkani bacaanmu, Padahal Kami telah meletakkan tutupan di atas hati mereka sehingga mereka tidak memahaminya dan kami letakkan sumbatan di telinganya. dan jikapun mereka melihat segala tanda kebenaran, mereka tetap tidak mau beriman kepadanya. sehingga apabila mereka datang kepadamu untuk membantahmu, orang-orang kafir itu berkata: Al-Quran ini tidak lain hanyalah dongengan orang-orang dah ulu” QS:Al-An‟Am 25 Kecerdasan intelektual membuat manusia mampu menjadi manusia kreatif mencari dan menganalisa informasi untuk dijadikan sesuatu yang baru serta mempunyai pengetahuan yang luas.

b. Kecerdasan Emosional

Kecerdasaan emosional merupakan kecerdasaan qalb dalam dimensi manusia menurut psikologi Islam, qalb memiliki dimensi kecerdasan rasional dan kecerdasan emosional. Dimensi qalb adalah suatu dimensi jiwa yang mempunyai kemampuan lain yaitu penghayatan dan perasaan, seperti: rasa takut, benci, rindu, cinta, dan lain sebagainya. Fungsi emosional diitilahkan dengan zawq yang merupakan kondisi jiwa yang dapat merasakan kehaduiran apa yang dipahami dan dilakukan. 6 5 Baharudin, Paradigma Psikologi Komunikasi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004, h. 115. 6 Baharudin, Paradigma Psikologi Islami, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007, h. 130.

c. Kecerdasan Nafs

Nafs merupakan elemen dasar psikis manusia dan merupakan dasar dalam susunan organisasi jiwa manusia. Menurut ibnu abbas dalam setiap diri manusia terdapat dua unsur nafs yaitu nafs aqliyah dan nafs ruhiyah. Nafs aqliyah adalah kecerdasan untuk membedakan sesuatu sedangkan nafs ruhiyah adalah unsur kehidupan. Seseorang yang mempunyai kecerdasan nafs adalah manusia yang bisa berdamai dengan kemarahan, mampu menghikhlaskan apa yang bukan miliknya, serta tulus dan ikhlas dalam menjalani kehidupan. 7

D. Teknik Analisis

Data yang sudah terkumpul, akan di analisa dengan cara mengkategorisasikan setiap teks masuk ke kategorisasi yang sudah di buat, tentang tiga kecerdasan manusia dalam komunikasi intrapersonal dakwah dzatiyah yaitu kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan nafs yang terdapat pada buku Shalawat Untuk Jiwa kemudian dianalisa untuk mencari isi pesan yang paling dominan diantara pesan yang terkandung dalam buku Shalawat untuk Jiwa. Dalam pengolahan data ini, peneliti melakukannya dalam bentuk coding sheet atau lembar koding yaitu berupa tabel daftar cek yang berisi kategori-kategori subjek yang hendak diukur. 8 Kemudian unit analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah isi pesan tentang tiga kecerdasan manusia dalam komunikasi intrapersonal dakwah dzatiyah yaitu kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan nafs Untuk Jiwa yang terkandung dalam buku Shalawat untuk Jiwa. Peneliti menggunakan rumus Hostly yang menjadi salah satu acuan dalam analisis isi 7 Baharudin, Paradigma Psikologi Islami, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007, h. 92. 8 Jumroni dan Suhaimi, Metode-Metode Penelitian Komunikasi, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006, cet. 1, h. 75. secara kuantitatif untuk mencari koefisien reabilitas kategori antar juri dan untuk mengukur rata-rata perbandingan nilai keputusan antar juri yaitu sebagai berikut: Koefisien Reabilitas : Keterangan : 2M : Nomor keputusan yang sama antar juri N1+N2 : Jumlah item yang dibuat oleh tim juri M : Kesepakatan antar juri N : Jumlah yang diteliti Setelah itu diperoleh data-data nilai keputusan antar juri komposit realibilitas dengan menggunakan rumus: Komposit Realibilitas: Keterangan: N : Jumlah Juri X : Rata-rata koefisien reabilitas antar juri Setelah itu untuk menghitung frekuensi masing-masing kategori menggunakan rumus sebagai berikut: Keterangan : P : Prosentase F : Frekuensi N : Jumlah Populasi

E. Analisis Isi

1. Pengertian Analisis Isi

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa karangan, perbuatan, dsb untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya sebab-musabab, duduk perkara, dsb. 9 Analisis isi berupaya mengungkap berbagai informasi di balik data yang disjikan di media atau teks. Analisis muncul pada beberapa waktu terakhir dan digunakan dalam berbagai penelitian sejarah, jurnalisme, ilmu politik, penididkan, psikologi dan sebagainya. Analisis isi pada awalnya banyak digunakan dalam ilmu komunikasi sebagai upaya mengungkap makna dibalik simbol dan bahasa yang menjadi sarana komunikasi. Analisis isis dikategorikan dalam tipe penelitian nonreaktif dikarenakan objek yang menjadi sasaran penelitian tidak memberikan reaksi atau pengaruh terhadap peneliti. Peneliti cukup menganalisis berbagai data dari berbagai sumber. 10 Data yang didapat dalam analisis isi mempunyai banyak ragam, seperti contoh adalah berita kriminal yang disajikan oleh beberapa surat kabar, peneliti ingin mengetahui berita kriminal apa yang paling banyak diberitakan. Metode analisis isi ini sangat tepat digunakan dalam bidang keilmuan komunikasi karena objek dalam penelitian ini adalah isi pesan yang disampaikan oleh sutau media komunikasi. Metode analisis isi merupakan suatu teknik 10 Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi dan Data Sekunder, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2010, h. 88-89. sistematik untuk menganalisis isi pesan dan mengolah pesan, atau suatu alat untuk mengobservasi dan menganalisis isi perilaku komunikasi yang terbuka daei komunikator yang di pilih. 11 Penggunaan analisis isi dilakukan bila ingin memperoleh keterangan dari isi komunikasi yang disampaikan dalam bentuk lambang. Analisis isi dapat juga digunakan untuk menganalisis semua bentuk komunikasi seperti: surat kabar, buku, puisi, lagu, cerita, lukisan, pidato, surat, peraturan, undang-undang, musik, iklan, dsb. 12 Salah satu ciri penting dari analisis isi adalah objektif. Penelitian dilakukan untuk mendapatkan gambaran dari suatu isi secara apa adanya, tanpa adanya campur tangan dari peneliti. Penelitian ini, menghilangkan bias, keberpihakan atau kecenderungan tertentu dari peneliti. 13 Ada dua aspek penting dari objektifitas, yakni validitas dan reliabilitas. Validitas berkaitan dengan apakah analisis isi mengukur apa yang benar-benar ingin diukur. Sementara reliabilitas berkaitan dengan apakah analisis isi akan menghasilkan temuan yang sama biarpun dilakukan oleh orang dan waktu yang berbeda. 14 Hardjana dalam buku metode-metode penelitian komunikasi karangan Jumroni dan Suhaimi menjelaskan, ada beberapa keunggulan yang terdapat dalam analisis isi ini, yaitu: 11 Burhan Bungin, ed, Metodologi Penelitian Kualitatif Aktualisasi Metodologi ke Arah Ragam Kontemporer, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003. h, 134. 12 Jumroni dan Suhaimi, Metode-metode Penelitian Komunikasi,Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006. h, 68. 13 Eriyanto, Analisis Isi: Pengatar Metodologi Penelitian untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta: Kencana 2011, Cet Ke-1. h, 16. 14 Ibid. a. Analisis isi merupakan teknik riset yang tidak kentara, sehingga tidak mempengaruhi kewajaran data. b. Analisis isi menerima materi sebagaimana adanya tanpa disusun terlebih dahulu dalam suatu struktur. c. Analisis isi dapat menangani data dalam jumlah sangat besar. 15 Dalam hal teknik analisis isi content analysis terbagi menjadi dua, yaitu analisis isi kuantitatif dan analsis isi kualitatif. Analisis isi kuantitatif secara umum dapat di definisikan sebagai bentuk teknik penelitian ilmiah yang ditujukan untuk mengetahui gambaran karakteristik isi dan menarik referensi dari isi. Ada beberapa langkah yang harus dilakukan dalam melakukan analisis isi. Menurut Neuman dalam buku Metode Penelitian Kuantitatif , langkah- langkah tersebut adalah: a. Merumuskan masalah penelitian b. Melakukan studi pustaka c. Menentukan unit observasi dan unit analisis d. Menentukan sampel e. Menentukan variabel f. Membuat kategorisasi dan pedoman pengodingan g. Mengolah data h. Menyajikan data dan memberikan interpretasi. i. Menyusun laporan hasil penelitian. 16 15 Jumroni dan Suhaimi, Metode-metode Penelitian Komunikasi,Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006. h, 71.