Temuan Analisis dan Pembahasan

menyanyikan lagu agung bersama jutaan malaikat. 3. 08 Dalam perjalanan sebagai psikologi yang banyak berhubungan dengan pengembangan diri, saya mengamati, shalawat memiliki daya ubah yang luar biasa pada diri seseorang. Shalawat mengubah sudut pandang point of view, cara berfikir mindset, perilaku, perasaan kita. Begitu banyak macam, kecepatan, keluarbiasaan, keunikan, dan keindahan dari shalawat. Kecerdasan Intelektual 4. 24-25 Shalawat membawa efek perubahan mood. Pengulangannya membuat jeda dengan tekanan pikiran yang kita alami sehingga kita tidak terkuasai oleh mood. Dalam mood yang lebih mampu dikendalikan, kesejahteraan emosi lebih mudah tercapai. Kecerdasan Intelektual 5. 39 Mari berangkat dari asumsi bahwa Nabi Muhammad saw adalah seseorang yang namanya paling Kecerdasan Intelektual sering disebut di dunia. 6. 39 Sebuah perintah dalam kitab suci yang tidak pernah berubah satu huruf pun sejak lebuh dari 1.400 tahun yang lalu diturunkan: “hai orang- orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. Kecerdasan Intelektual 7. 41 Shalawat, bervibrasi dengan gelombang pemusatan pikiran dari miliaran manusia lain di bumi ini, menyebut nama beliau dalam repetisi yang mungkin tak terhitung. Kecerdasan Intelektual 8. 41 Aktivitas bershalawat ini berselaras dengan energi mahadasyat lainnya, oleh jutaan koor malaikat yang terus- menerus melatunkan kalimat yang sama. Kecerdasan Intelektual 9. 56 Zikir dalam buku ini merupakan mistisme dalam Islam. Penyebutan nama Allah SWT berulang-ulang dianggap sebagai suatu cara untuk membersihkan jiwa dan menyembuhkan penyakit-penyakit Kecerdasan Intelektual yang ada di dalamnya. 10. 56 Zikir dapat mengubah tendensi jiwa dari orientasi ke dnia luar lahir ke arah dunia dalam batin. Ia memiliki kekuatan mengubah jiwa yang masih kacau karena memikirkan beraneka persoalan dunia, menuju arah penyatuan jiwa. Kecerdasan Intelektual 11. 60 Begitu pula dalam menghadapi masalah dan kesulitan. Ketika diiringi dengan shalawat, kerap kali masalah apa pun itu bisa langsung teratasi. Kecerdasan Intelektual 12. 61 Kebiasaan baru artinya bershalawat dalam jumlah banyak setiap hari membangun jutaan koneksi antar sel di otak kita. Kecerdasan Intelektual 13. 61 Shalawat menghubungkan kita dengan segenap ingatan dan ketidaksadaran kolektif terhadap Tuhan sebagai sumber kasih sayang dan terhadap makhlukNya yang teramat Ia cintai yang juga dikenal sebagai penuh kasih, Rasulullah saw. Kecerdasan Intelektual 14. 68 Tak heran, ketika sedang sangat intens bershalawat, terjadi pula sensasi pada diri sebagian orang. Misalnya jantung berdebar lebih kencang, rasa hangat menjalar di bagian tubuh tertentu, air mata mengalir dan sebagainya. Kecerdasan Intelektual 15. 69 Aktivitas shalawat yang berpikir dan berkata baik kalimat thayyibah, membuat kebiasaan lama, mindset, dan keyakinan lama tersingkir dari tubuh. Ibarat teko berisi teh, dituangkan dengan isi air putih dingin. Kecerdasan Intelektual 16. 73 Saat sedang bershalawat, kita terhubung dengan unconscious collectiveness Rasulullah shallahu „alaihi wasaalam dan miliaran orang lainnya sedang bershalawat. Kecerdasan Intelektual 17. 81 Mengingat kebaikan seseorang adalah sebuah kebaikan kindness, berdekatan dengan orang yang mencintai kita adalah sesuatu yang sangat menyenangkan. Beliau, Kecerdasan Intelektual Rasulullah shallallahu „alaihi wassalam, ada seseorang yang teramat mencintai kita, bahkan ribuan tahun sebelum kita dilahirkan. 18. 80 Shalawat adalah mengirim cinta, penghormatan dan doa kepada makhluk yang paling dicintai Sang Maharahim. Kecerdasan Intelektual 19. 81 Shalawat, membuat kita terkoneksi dengan jutaan orang pada saat yang bersamaan diseluruh bumi yang sedang menyebut namanya. Kecerdasan Intelektual 20. 81 Menghayati shlawat, berarti juga sedang menikmati keselarasan dengan semesta, yang mana ikan dilaut, burung-burung diudara, bahkan setiap neuroprptide sel tubuh kita sedang bershalawat. Kecerdasan Intelektual 21. 83 Shalawat adalah sebuah ritual spritual. Sebagai bagian dari zikir, kita perlu memahami posisi ego dalam spiritual tersebut. Kecerdasan Intelektual 22. 92 Hidup ini singkat. Paling-paling jika umur panjang dalam 100 tahun kita Kecerdasan Intelektual sudah meninggal. Sedangkan, kita tidak tahu setelah meninggal kelak, berapa lama kita berbaring dalam kubur sambill menanti Allah SWT membangkitkan kita. Tentu kita membutuhkan shalawat-shalawat kita untuk menjadi teman saat hajat akhirat. 23. 97 Tasnya pun nggak ketemu dimana- mana. Saya berpikir, mungkin ini sudah jadi ketetapan Allah SWT. Saya lalu pasrah saja. Kecerdasan Intelektual 24. 97 Tiba-tiba secara ajaib, kuasa Allah SWT, di tengah antreannya menuju keluar gedung, ada seorang Arab yang sedang menenteng tas saya Kecerdasan Intelektual 25. 98 Shalawatnya membuatnya begitu yakin akan mendapat jalan keluar dari arah mana pun. Kecerdasan Intelektual 26. 101 Shalawat kepada Nabi saw mrupakan bentuk zikrullah mengingat Allah SWT, karena mengandung nama Allah SWT dan rasul-Nya. Kecerdasan Intelektual 27. 112 Shalawat adalah cara yang dapat Kecerdasan Intelektual anda lakukan untuk memelihara harmoni denga kehidupan. Melalui shalawat secara rutin sambil beraktivitas apa pun, kita memelihara perasaan dan pikiran positif, sehingga ruang dan kesempatan dari hal negatif untuk berkembang menjadi mengecil. Tanpa anda sadari, alam bawah sadar anda terkoneksi dengan doa, yang terus menerus dipanjatkan kepada makhluk yang paling positif di dunia. 28. 119 Dalam kitab As-syifa, Al-Qadhi Iyadh, minimal dalam hidup kita, kita perlu sekali bershalawat. Kecerdasan Intelektual 29. 119 Sesungguhnya membaca shalawat kepada Rasulullah saw, merupakan sebuah kefarduan yang tidak terbatas oleh waktu. Kecerdasan Intelektual 30. 122 Rasulullah saw menyebutkan hari jumat sebagai hari untuk memperbanyak shalawat. Kecerdasan Intelektual 31. 124 Secara umum ada dua cara bershalawat, yakni dalam keadaan Kecerdasan Intelektual mindfulness dan sambil beraktivitas. Sebaiknya memang punya wudhu. 32. 124 Bershalawat akan baik sekali dalam kondisi mindfulness. Pada saat memiliki wudhu, setelah shalat, duduk diam dengan mata terpejam. Silahkan bershalawat. Lakukan sebanyak-banyaknya. Kecerdasan Intelektual 33. 124 Anda bisa memperbanyak shalawat meski tidak dalam keadaan wudhu. Misalnya sedang menunggu sesuatu, sedang didalam kendaraan umum, sedang di dalam keramaian atau sambil melakukan sesuatu seperti menyupir atau menyapu sekali pun. Kecerdasan Intelektual 34. 125 Dalam kondisi berkonsentrasi, mindful, setelah salat, wajib atau sunnah, duduklah diatas sajadah anda penuh konsentrasi. Pejamkan mata. Pusatkan perhatian pada napas yang masuk dan keluar. Niatkan bershalawat. Anda boleh membeca surat Al-fatihah terlebih dulu dan niatkan untuk membaca shalawat Kecerdasan Intelektual karena Allah SWT semata. 35. 126 Untuk membantu konsentrasi pada hitungan, bisa menggunakan tasbih. Anda bisa membayangkan atau memvisualisasikan huruf “Allah” dalam huruf hijaiyah: alif lam lam ha. Kecerdasan Intelektual 36. 147 Ramzan Akhmadovich Kadyrov, presiden pemenrintah federal Rusia, checnya saat ini adalah seorang negarawan sejati yang senantiasa mengikuti sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa alihi wa shahbihi wa sallam. Kecerdasan Intelektual 37. 148 Dalam banyak kesempatan, tasbih digital hitam untuk bershalawat tidak pernah lepas dari tangannya. Konon, tidak kurang dari 5.000 shalawat perharinya. Kecerdasan Intelektual 38. 152 Kita tahu bahwa shalawat adalah salah satu syarat dikabulkannya doa. Sebuah pencapaian yang nyaris tidak mungkin secara umum, tapi kekuatan doa langit dan bumi, membuat Kecerdasan Intelektual sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin. 39. 154 Saya yakin tidak ada yang kebetulan, terlebih lagi saya sedang membaca shalawat sepanjang perjalanan. Kecerdasan Intelektual 40. 156 Pernah dulu tidak punya uang sama sekali. Padahal ada teman dari Indonesia yang sedang umrah. Saya ingin mengajak dia makan. Tapi tidak punya uang, jadi shalawat saja. Setelah shalawat saya berdoa. Kecerdasan Intelektual 41. Hadist adalah perkataan langsung Rasulullah saw. Bukan berarti Rasulullah saw menghendaki dirinya didoakan demi kepentingannya, tetapi terutama karena rahmat yang akan di dapatkan oleh kita, umat beliau. Kita tahu bahawa beliau adalah orang yang paling rendah hati, orang yang paling tidak merasa perlu di hormati. Kecerdasan Intelektual 42. Shalawat pun adalah ekspresi cinta. Mengupayakan Cinta yang ada dalam perintah-Nya, menunjukan Kecerdasan Intelektual Tabel 8 Rincian Kategori Pesan Kecerdasan Emosional pengabdian, ketundukan dan ketaan kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. 43. Penting sekali Bukan hanya Allah SWT dan para malaikatnya lho, tetapi juga seluruh penghuni langit dan bumi. Bahkan para nabi, sejak nabi Adam as seluruhnya bershalawat. Kecerdasan Intelektual No Halaman Kalimat Kategori Pesan 1. 10 Proses perubahan kehidupan beragama melalui zikir, yang disebut dengan transformasi religius ini dijelaskan panjang lebar. Lho, tunggu...., tunggu, itu kan zikir, bukan shalawat? Begini singkatnya, shalawat itu bagian dari zikir. Zikir artinya mengingat Allah. Bukankah kita bershalawat dengan menyebut nama Allah SWT? Ditambah lagi, kita menyebut nama makhluk yang paling dikasihi-Nya, Rasulullah saw. Maka, Kecerdasan Emosional kita sedang mengingat-Nya. Bershalawat, termasuk berzikir. 2. 11 Uniknya, shalawat membantu para pelakunya mengikuti sunah Rasulullah saw, tanpa paksaan. Ada kelembutan hati, yang menggiring kerelaan. Membangkitkan kecintaan untuk dengan suka cita mengikuti jejak beliau. Ada sebuah jalan yang membuat kesedihan dan kesetiaan menjalani hidup ditemani shalawat. Kecerdasan Emosional 3. 14 Sebagian besar dari perilaku shalawat secara rutin ini, mendapatkan berbagai manfaat tersebut secara nyata. Bahkan kondisi stress akibat menunggu berjam-jam tidak lagi dianggap menyiksa. Mereka mengatasi proses menunggu tersebut dengan ribuan shalawat dan akhirnya mendapatkan ketenangan. Seperti yang dialami oleh teman saya. Sepulang kerja, dia terjebak macet selama 3 jam, yang kemudian dia lakukan sambil bershalawat. Tak Kecerdasan Emosional disangka, dalam 3 jam itu dia bisa bershalawat hingga 5.000 kali. 4. 15 Para ulama berkata, shalawat merupakan amal yang paling mudah terkabul, membuat kondisi hati menjadi bersih, serta melalui shalawat beragam berkah diturunkan dan doa dikabulkan. Para pelaku shalawat juga membuktikan bahwa shalawat dapat menghilangkan resah atau susah. Kecerdasan Emosional 5. 19 Ketika kita menghubungkan diri dengan yang paling dicintai oleh Sang Maha memiliki. Ketika kita merasa kehilangan, tidak berdaya, dan tidak punya apa-apa. Bayangkan jawaban yang kita dapatkan ketika kita terhubung dengan yang paling mencintai kita. Kecerdasan Emosional 6. 22 Di sisi lain, kebermaknaan hidup, merasa lebih bahagia, dan jawaban tentang hal mendasar hidupnya, seperti terjawab dengan sendirinya. Kecintaan pada Nabi Muhammad Kecerdasan Emosional shallallahu „alaihi wassalam pun bertambah. 7. 22 Yang paling luar biasa itu, merasa sayang sama semua orang. Bahkan ke kucing. Rasanya kasihan aja gitu. Kecerdasan Emosional 8. 22 Hidup seperti ada artinya. Sekarang kaya makin cintaaa gitu sama Rasulullah saw. Rasanya mengalir sendiri ini air mata kalau shalawat sambil membayangkan perjuangan beliau. Kecerdasan Emosional 9. 26 Mungkin anda ingin tahu, apa sebenarnya yang terjadi pada shalawat sehingga sebanyak itu manfaatnya bagi mereka. Sesuatu yang dilakukan secara berulang- ulang, ritmis, dan repetitif menghasilkan perasaan nyaman. Kecerdasan Emosional 10. 29 Seorang sahabat bahkan bershalawat ketika hatinya sedang senang. Katanya, “saya takut kalau sedang senang, lupa dengan Allah SWT, jangan jangan nanti saya jadi nggak diingat Allah SWT. Kecerdasan Emosional 11. 31 Pada saat rutin bershalawat, kita memusatkan perhatian pada kata-kata “Allahumma shalli ‘ala sayyidina Muhammad ”. Ini adalah kata-kata yang bermakna doa, yang memiliki energi positif dan menenangkan. Seluruhnya berisi pujian dan kata- kata “terpuji” itu sendiri. Kecerdasan Emosional 12. 32 Cuaca panas perlu diterima dan di syukuri. Cucian menjadi kering, baunya segar. Terhindar dari bau apek. Wah, cahaya matahari garang. Bikin semangat, terbayang betapa sendu dan muramnya saat-saat kaki basah, mendung, an hujan. Semua terlihat lebih ceria. Dan bersyukur sekali berada dalam ruangan yang sejuk ini. Kecerdasan Emosional 13. 32 Hari ini panas sekali. Tubuh saya berkeringat. Badan saya jadi tidak nyaman. Wajah saya ikut berkeringat dan berminyak. Saya merasa tidak nyaman dengan wajah lengket begini. Rasnya tidak segar dan seterusnya. Kecerdasan Emosional 14. 40 Kalau sedang bingung, Rasulullah ngapain ya? Kalau mau makan apa yang beliau lakukan? Apa yang beliau pilih dan seterusnnya. Tentunya pertanyaan mendasarmnya adalah, jika kita ingin menjadi unggul, apa yang sekiranya akan Rasulullah lakukan. Kecerdasan Emosional 15. 41 Bershalawat tidak hanya melibatkan aktivitas mental memusatkan pikiran yang terjadi berulang. Kecerdasan Emosional 16. 53 Banyak orang yang perilakunya berubah setelah rutin bershalawat. Misalnya, orang yang dulu selalu dugem dan berpakaian mengumbar aurat, jadi menjauh dari perbuatan yang sia-sia dan berpakaian dengan lebih sopan. Kecerdasan Emosional 17. 53 Mereka yang melakukan ritual dan ibadah juga dilaporkan mengalami perbaikan dalam keadaan mental dan fisiknya. Kecerdasan Emosional 18. 62 Kita menjadi lebih lega dan lebih mudah menyayangi dan memafkan Kecerdasan Emosional orang lain. By the way, bukankah itu adalah sifat-sifat luhur Rasulullah shalalallahu „alaihi wasallam yang dibanggakan Allah SWT? 19. 62 Satu kabar gembira lain, dalam diri kita tumbuh compassion atau cinta kasih. Kemampuan untuk menyayangi dan mengharapkan orang lain bebas dari kesengsaraan free from suffering. Kecerdasan Emosional 20. 64 Seorang sahabat saya suatu hari pernah menghampiri saya dengan wajah senang. Dia bilang, shalawat berhasil membantunya menghilangkan kebiasaan latah. Kecerdasan Emosional 21. 70 Ada seorang teman yang awalnya niat bershalawat karena ingin sakti. Lalu saya tanya, apa saat ini dia sudah sakti. Dia jawab, dia tidak sakti, tetapi sakit. Saya tanya kembali, apa maksudnya. Rupanya sekarang dia kalau ada masalah, justru tersenyum karena merasa dadanya tetap lapang Kecerdasan Emosional ditengah kesempitan seperti apapun. Ya, seperti orang “sakit”. 22. 73 Sebagai makhluk yang dipahami memiliki kualitas terbaik, paling penyanyang, paling dermawan, paling santun, paling pemaaf, paling berani dalam situasi perang, paling tangguh menghadapi cobaaan, paling taat menjalankan perintah agamanya. Kecerdasan Emosional 23. 85 Sebagian orang dikuasai oleh ego negatif mereka, memilki harga diri dan hasrat untuk diakui dan dipuji. Ketika niat bershalawat dicemari oleh ego diakui, dipuji, mendapatkan kesan baik dimata manusia, pada saat itu ego berkuasa. Kecerdasan Emosional 24. 113 Entah karena rutin bershalawat, yang jelas sih udah enggak pernah ngeluh sakit, baru tahu aku kalau shalawat bisa meredam sakit. Kecerdasan Emosional 25. 113 Pengalaman yang dialami selama rutin bershalawat, jadi lebih sehat, Alhamdulillah. Kecerdasan Emosional 26. 152 Karena shalawat adalah doa maka Kecerdasan Emosional doa yang dilakukan Habib adalah doa yang tajam ketika semakin fokus dan berulang-ulang diucapkan. 27. 156 Kalau shalawat, dalam konsentrasi, kadang sendawa-sendawa. Sisanya tidak terlalu dirasakan. Setelah rutin kadang saya mimpi ketemu guru saya. Menyapa, mengingatkan untuk terus bershalawat. Rasanya biasanya jadi tambah rindu dengan beliau. Kecerdasan Emosional 28. 158 Saya ingin lebih mencintai orang tua karena ingin dicintai Allah SWT dan Kanjeng Nabi. Kecerdasan Emosional 29. 158 Saya menjadi lebih mudah menerima. Terkait emosi, sedikit lebih tenang kadang masih suka meletup-letup jika memang sudah tidak bisa ditahan. Kecerdasan Emosional 30. 158 Semua saya jalani saja, tidak ada target tertentu karena apa yang mau saya targetkan. Mungkin ingin lebih di akui sebagai umat Kanjeng Rasulullah saw, ingin lebih dicintai dengan mencoba mencintai beliau Kecerdasan Emosional dengan sepenuh hati jiwa dan raga. 31. 160 Ditengah ke khawatiran tersebut, saya terus saja membaca shalawat. Kecerdasan Emosional 32. 161 Saya melakukan shalawat dengan memusatkan perhatian pada shalawat dengan membayangkan perjuangan dan pengorbanan Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam. Saya juga memohon syafaat, belajar menghadirkan cinta dan rindu kepada beliau. Dengan mengingat cinta Rasulullah saw yang begitu besar kepada kita. Kecerdasan Emosional 33. 161 Saya mengingat tangisan serta permohonan kepada Allah SWT yang beliau lakukan untuk kita, umatnya, berusaha mengingat senyum beliau, yang semoga Allah SWT mengizinkan kita semua untuk melihatnya, melihat keindahan senyum sang baginda. Kecerdasan Emosional 34. 162 Emosi juga bisa dikendalikan, dimampukan untuk sedikit berpikir sebelum bicara meskipun kadang Kecerdasan Emosional suka ceplas-ceplos. 35. 162 Yang dirasakan saat bershalawat, khusunya ketika benar-benar duduk dan khusyuk seperti ada yang mengguncangkan badan, antara sadar dan tidak sadar. Suhu tubuh meningkat biasanya. Air mata dan air dari hidung keluar tapi belum pernah sampai mimisan. Kecerdasan Emosional 36. 162 Pengaruh shalawat pada aktivitas ibadah yang lain alhamdulillah. Saat salat saya bisa belajar untuk salat, tilawah, puasa atau sedekah dengan cara yang lebih baik lagi dan mohon doanya semoga ke depan masih bisa semakin baik lagi. Kecerdasan Emosional 37. 163 Sebelum rutin bershalawat, saya dikenal dengan sebutan tomboy. Kata ibu saya orang yang terlalu cuek, nggak bisa diatur semuanya sendiri saya di cap gak punya perasaan oleh teman-teman. Kecerdasan Emosional 38. 163 Interaksi dengan orang tua menjadi lebih baik lagi setelah bershalawat, Kecerdasan Emosional Tabel 9 Rincian Kategori Pesan Kecerdasan Nafs lebih bisa mendengarkan dan menerima apa yang disuguhkan kepada saya, suka ataupun tidak suka, tetap saya terima. 39. 163 Setelah rutin bershalawat, dengan sendirinya, seperti terjaga dari hal-hal yang tidak perlu, tidak penting, berlebihan dan sia-sia. Kecerdasan Emosional 40. 163 Dalam hal mengingat pun Alhamdulillah sudah meningkat. Karena sebelumnya memang saya termasuk orang pelupa. Hehehe. Kecerdasan Emosional 41. 163-164 Memusatkan perhatian alhamdulillah juga lebih baik sekarang. Jauh lebih tenang. Nyaman. Lebih tahu dan mengerti apa arti ketenangan, kenyamanan dan kebahagiaan sebenarnya. Pengaruh terhadap Kecerdasan Emosional No Halaman Kalimat Kategori Pesan 1. 04 Ada banyak yang kita lakukan jika tidak punya uang. Bisa bekerja, bisa mengupayakan jaringan, bisa Kecerdasan Nafs mengelola sumber daya yang lain. Tapi apa yang bisa dilakukan jika tidak punya waktu? Barangkali, itu sebabnya kita diminta hati-hati pada nikmat sehat dan waktu luang yang bisa membuat kita tertipu. 2. 10-11 Saya sendiri, sejak lebih rutin bershalawat, jadi lebih nengok kalau ada informasi tentang Rasulullah saw. Ngumpulin buku-buku sejarah beliau, jadi ikut kebiasaan beliau. Misalnya, memilih tidak marah. Kadang-kadang kalau lagi bingung tidak tahu jalan keluar, saya berusaha ngebayangin kalau Rasulullah saw dalam kondisi begini, beliau bakal memilih apa? Kecerdasan Nafs 3. 19 Ada banyak yang kita lakukan jika tidak punya uang. Bisa bekerja, bisa mengupayakan jaringan, bisa mengelola sumber daya yang lain. Tapi apa yang bisa dilakukan jika tidak punya waktu? Barangkali, itu sebabnya kita diminta hati-hati pada Kecerdasan Nafs nikmat sehat dan waktu luang yang bisa membuat kita tertipu. 4. 24 Yaa biasanya kan gue kalau kebawa pikiran gitu, gue ikut ngomel, marah- marah. Tapi karena ada setoran, gue komat-kamit aja fokus sama shalawat. Terus apa yang terjadi?. Mungkin karena gue nggak ngomel, laki gue jadi ga ngomel balik. Nggak jutek. Gue jadi lebih bisa intropeksi diri. Kecerdasan Nafs 5. 28 Cinta kepada Allah, merasa tenang ketika mendekatkan diri kepada-Nya, rindu untuk bertemu dengan-Nya, serta merasa bahagia ketika berzikir dan mengamalkan ketaatan kepada- Nya. Kecerdasan Nafs 6. 29 Mungkin ada yang salah paham, mengira bahwa shalawat itu hanya untuk orang yang bermasalah, sedih dan gundah. Padahal kita juga bisa bershalawat hanya untuk merasa lebih dekat dengan Allah SWT dan Rasullullah saw. Kecerdasan Nafs 7. 30 Selain itu, dia bilang, shalawat juga membuatnya lebih rileks. Jadi ibaratnya seperti beribadah sambil refreshing. Kecerdasan Nafs 8. 30 Mungkin anda pernah melihat ketika seorang begitu ayik meditasinya, begitu masuk dalam kesadaran berzikirnya maka ia seperti kehilangan kesadaran. ia menjadi lebih mistis. Kecerdasan Nafs 9. 83 Ini merupakan sesuatu yang khas yang ditemui sebagai efek shalawat, yaitu ke-tawadhu-an atau kerendahan hati yang lembut. Tumbuh kesadaran memperlakukan dirinya sebagai hamba yang tidak dibuat-buat. Kecerdasan Nafs 10. 88 Bukankah adalah manusia-manusia pilihan yang sanggup melenggangkan shalawat tersebut? Hanya manusia pilihan yang dimampukan melenggangkan shalawatnya, hingga Allah SWT pun melagenggkan balasan shalawatnya kepada manusia pilihan tersebut. Kecerdasan Nafs 11. 91 Pernahkah anda berada dalam sebuah kebutuhan yang sangat mendesak? Ketika tidak ada hal lain yang dapat dilakukan. Bahkan, ketika anda ditilang di jalan. Anda terpikir untuk menyogok polisi, agar urusan lancar. Atau, saat ingin melancarkan urusan, anda menyogok pihak yang berwenang. Kecerdasan Nafs 12. 96 Alhamdulillah dengan shalawat selalu dimudahkan mendapatkan kemudahan, selalu ada jalan terutama ketika mentok. Kecerdasan Nafs 13. 97 Sewaktu umrah, saya sedang di Madinah kehilangan tas di tempat wudhu Masjid Qiblatain. Saya bergegas salat dan bertawasul dengan shalawat. Kecerdasan Nafs 14. 97 Jarak dari masjid ke percetakan Alquran cukup jauh, ditempuh dengan naik bus. Sambil terus shalawat akhirnya saya sudah lupa tentang tas itu. Kecerdasan Nafs 15. 97 Sambil tetap mengiringi langkah Kecerdasan Nafs meninggalkan masjid Qiblatain menuju percetakan Alquran di Madinah, saya bershalawat. 16. 101 Menurut guru saya, lupa berasal dari setan sehingga jika seseorang lupa maka dengan menyebut nama Allah SWT, Insya Allah setan akan pergi dan ia akan ingat kembali. Kecerdasan Nafs 17. 104 Saya ini pelupa mbak. Namun kalau ada yang lupa berulang kali shalawat. Biasanya jadi ingat, kisah seorang pelaku shalawat. Kecerdasan Nafs 18. 113 Yang paling dirasakan setelah rutin bershalawat itu, merasa lebih pasrah, lebih berserah kepada Allah SWT. Apa pun yang terjadi, itu kehendak Allah SWT yang pasti ada sebuah alasan didalamnya, alasan yang kadang kita tidak dimampukan untuk mengetahui itu di awal. Kecerdasan Nafs 19. 148 Presiden Ramzan memerintahkan kepada segenap aparatur pemerintah dan warganya untuk melazimkan shalawat. Beliau juga mewajibkan Kecerdasan Nafs polisi dan tentaranya untuk salat Subuh dan Isya berjamaah di masjid. 20. 150 Kalau migrain kadang-kadang gara- gara banyak begadang. Dulu kerasanya berat banget. Frekuensinya jarang tapi kalu pas kena dibarengin shalawat biasanya lebih rileks. Tidak lama setelah itu biasanya berakhir tertidur. Ketika bangun sudah lumayan sih. Tapi yang pasti, kalau sedang di kendaraan atau lagi dijalanan sendiri lebih tenang dan enggak cemasan. Kecerdasan Nafs 21. 151 Ketika pergi ke Tahif sudah muai ragu dengan niat menghafal Alquran 5 juz dalam 2 minggu. Yang saya lakukan adalah bershalawat 1000 kali setiap selesai shalat fardu. Kecerdasan Nafs 22. 151 Alhamdulillah, sebelum seminggu sudah hafal 4 setengah juz. Kecerdasan Nafs 23. 153 Saya lihat jam menunjukkan pukul 11:15. Sebelumnya sepanjang jalan saya sedang baca shalawat nariyah. Akhirnya, saya dorong motor sambil Kecerdasan Nafs teruskan shalawatnya. 24. 154 Dia langsung menawarkan pertolongan dengan mendorong motor saya sampai ketemu tukang bensin eceran dengan cara disetut alias di dorong pakai kaki sambil dinaiki motornya. Akhirnya saya terima tawarannya, sempat ketemu tukang bensin eceran dekat sekolah Binus Simprug. Kecerdasan Nafs 25. 154 Saya mengucapkan terima kasih kepada pasangan suami-istri tadi. Setelah itu saya isi bensin dan segera meluncur ke arah manggarai. Kecerdasan Nafs 26. 155 Kelas dua aliyah setingkat SMA, saya tidak bisa bangun malam. Saya mulai minta sama Allah SWT agar bisa bangun malam. Kalau saya minta dibangunkan pukul 3 dini hari, biasanya pukul 3 lebih satu dikit sudah bangun. Saya juga semakin merinding, batin merasa lebih nyaman. Kecerdasan Nafs 27. 156 Sekarang saya ingin lebih berbakti Kecerdasan Nafs kepada orang tua. Merasa ingin lebih banyak membantu orang lain. 28. 157 Saya mulai bershalawat sejak 2010, diperkenalkan oleh seorang ustadz dipengajian. Saat awal diminta untuk 100 perhari, jadi setiap habis shalat saya cicil. Kemudian, meningkat harus 1000 per hari, itu pun waktunya saya cicil setiap habis shalat. Kecerdasan Nafs 29. 157 Sejak bershalawat rutin rasanya kualitas lebih baik, setelah beberapa waktu, bisa puasa sunah Daud selama 7-8 bulan. Kecerdasan Nafs 30. 159 Hal luar biasa yang saya dapat setelah rutin bershalawat cukup banyak. Diantaranya berpergian ke-3 negara singapura, Cina dan Arab Saudi tanpa mengeluarkan uang sepeser pun, bahkan diberi bayaran. Kecerdasan Nafs 31. 163 Sebelum rutin bershalawat, saya termasuk orang yang suka meledek, tidak jarang bercanda berlebihan, membuat teman skak-mat adalah Kecerdasan Nafs Setelah memberikan rincian pesan per kategori yang terdapat dalam kalimat di buku Shalawat Untuk Jiwa, selanjutnya kalimat-kalimat yang mengandung pesan tentang tiga kecerdasan manusia dalam komunikasi intrapersonal dakwah dzatiyah yaitu kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan nafs yang terdapat pada buku Shalawat Untuk Jiwa dakwah , di hitung untuk mengetahui frekuensi sehingga dapat ditarik kesimpulan kecenderungan isi pesan dakwah dalam buku Shalawat Untuk Jiwa. Berikut adalah hasil persentase dari ketiga kategori pesan dakwah yang sudah dihitung Tabel 10 Hasil Prosentase Kategori Pesan salah satu kemenangan besar buat saya meskipun dalam skala bercanda. 32. 163 Secara indah, perempuan ini mengambarkan kecintaan yang bertambah pada Rasulullah saw dan peningkatan kualitas ibadahnya sebagai “hadiah” dari shalawat rutinnya. Kecerdasan Nafs NO Kategori Pesan Frekuensi Persentase 1 Kecerdasan Intelektual 43 36,75 2 Kecerdasan Emosional 41 35,04 3 Kecerdasan Nafs 33 28,20 Bedasarkan hasil dari tabel di atas, menggambarkan bahwa pesan yang paling rendah dalam buku Shalawat Untuk Jiwa adalah kategori pesan kecerdasan nafs dengan hasil persentase sebesar 28,20 dan disusul oleh kategori pesan kecerdasan emosional dengan hasil persentase sebesar 35,04. Pesan yang paling dominan dalam buku Shalawat Untuk Jiwa adalah kategori pesan kecerdasan Intelektual dengan hasil persentase sebesar 36,75.

C. Pesan Dakwah yang Dominan

Pesan-pesan yang terkandung dalam buku Shalawat Untuk Jiwa memiliki karakter pesan yang ilmiah namun ringan dalam mengajak umat muslim agar bershalawat kepada Rasulullah SAW, penulis buku tidak terkesan mengajarkan tetapi mengajak tanpa memaksakan, dan di dalam buku ini juga penulis memberikan tulisan ilmiah tentang sebab akibat yang di rasakan oleh pengiat Shalawat yang telah mencapai ratusan bahkan ribuan shalawat per harinya. Dari hasil penelitian dalam buku Shalawat Untuk Jiwa dan di bab sebelumnya sudah di uraikan, maka dapat disimpulkan pesan yang dominan dalam Buku Shalawat Untuk Jiwa adalah kategori pesan kecerdasan Inteletual dengan hasil persentase sebesar 36,75. Peneliti menggunakan rumus prosentase dari hasil kesepakatan 3 juri. TOTAL 117 100 87

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah menjelaskan dan menganalisa data yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka peneliti mendapat kesimpulan sebagai berikut: 1. Dalam Buku Shalawat Untuk Jiwa mengandung nilai pesan komuhikasi intrapersonal dalam dakwah dzatiyah yaitu kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan nafs. Isi pesan yang diteliti merupakan kalimat-kalimat yang terkandung dalam paragraf yang terdapat dalam buku Shalawat Untuk Jiwa. Setiap kategori pesan memiliki sub kategori, sub kategori kecerdasan intelektual meliputi manusia yang berpengatahuan luas, manusia yang kreatif dan inovatif, dan manusia yang aktif beribadah. Sub kategori kecerdasan emosional meliputi manusia yang bertaubat, manusia yang mau meminta maaf dan manusia yang memaafkan. Sub kategori untuk kecerdasan nafs meliputi manusia yang bertaqwa, manusia yang bertindak karena Allah dan manusia yang mencari keridhaan Allah. 2. Dari hasil analisa dapat diketahui bahwa kategori pesan yang paling dominan dalam buku Shalawat Untuk Jiwa adalah kategori pesan kecerdasan intelektual dengan hasil prosentase sebesar 36,75, dan yang menempati urutan kedua adalah kategori pesan kecerdasan emosional dengan hasil prosentase sebesar 35,04, dan diurutan terendah adalah kategori pesan kecerdasan nafs dengan hasil prosentase sebesar 28,20.

B. Saran

Setelah peneleiti menyelesaikan penelitian ini, peneliti ingin memberikan saran. Adapun saran-saran yang ingin disampaikan adalah: 1. Kepada para da‟i agar lebih memperhatikan dunia sastra atau media cetak sebagai media dakwah. Karena pada saat ini sarana media cetak masih sangat relevan untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah. 2. Penulis buku Shalawat Untuk jiwa semoga tidak berhenti untuk selalu membuat karya-karya yang mengingatkan kembali pentingnya bershawalat maupun tentang buku yang berkaitan dengan pesan dakwah. 3. Sebagai mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, ini saatnya meningkatkan kembali untuk membaca karya-karya sastra agar ilmu yang di dapat merupakan ilmu yang jelas sumbernya.