Tarekat Naqsyabandiyah LANDASAN TEORI

berkumpul di ribath untuk mengikuti pelatihan spiritual tertentu. Murid yang menjadi tingkat lanjutan tertentu biasanya diberi ijazah dan diperbolehkan keluar dari ribath yang kemudian biasanya mendirikan ribath baru di tempat lain dengan cara menjadi mursyid bagi murid-muridnya. Dengan cara inilah pengikut tarekat semakin banyak dan menyebar hingga membentuk suatu jaringan yang signifikan Lubis, 2005:4-5.

E. Tarekat Naqsyabandiyah

Penyelenggaraan tarekat merupakan salah satu perkembangan yang menarik dalam perkembangan di Nusantara kita. Melalui pengikut tarekat, Islam di Indonesia berkembang pesat, oleh karena itu pada paruh abad ke-17 berkembanglah beberapa aliran tarekat, di antaranya tarekat Naqsyabandiyah yang berkembang di daerah Aceh Fang, 1994: 41. Naqsyabandiyah menurut Syekh Najmuddin Amin Al Kurdi dalam kitabnya Tanwirul Qulub berasal dari dua kata dalam bahasa Arab, yaitu naqsyi yang berarti ukiran atau gambar yang dicap pada sebatang lilin atau benda lainnya, dan kata band yang berarti bendera atau layar besar. Jadi, Naqsyabandiyah dapat diartikan sebagai ukiran atau gambar yang terlukis pada suatu benda, melekat, tidak terpisah lagi, seperti tertera pada sebuah bendera atau spanduk besar Ahmad Fuad Said, 2005:5 Orang yang memberi tarekat Naqsyabandiyah adalah Syekh Bahauddin Naqsyabandi, berasal dari tradisi Asia Tengah yang merupakan keturunan Yusuf Hamdhani Shcimmel, 2000:462. Sebagian ahli sejarah menyatakan bahwa naqsyiban merupakan nama sebuah negeri di Turkistan, tempat lahir Syeh Bahauddin. Selanjutnya Syekh Ahmad Khatib bin Abdul Latif dalam kitabnya ayātu l-Baiyinaat halaman 23 menyatakan bahwa Tarekat Naqsyabandiyah ialah tarekat Nabi Muhammad yang diajarkan dan diasuh oleh Bahauddin Naqsyabandi dan diamalkan oleh murid-muridnya. Syekh Bahauddin mengajarkan kepada murid- muridnya untuk mengamalkan tiga ilmu, yaitu tauhid, fikih dan tasawuf. Berbeda nama tarekat berarti berbeda orang yang melaksanakannya, sehingga berbeda pula wirid yang datang dari nabi Muhammad yang dipakai mereka Ahmad Fuad Said, 2005:6. Aliran-aliran tarekat diketahui banyak jenisnya, namun terdapat perbedaan yang khas dalam pelaksanaan peribadatannya. Ibadah yang membedakan antara aliran-aliran tarekat adalah zikir. Amalan pokok paling mendasar bagi penganut tarekat Naqsabandiyah adalah zikir untuk mengingat Allah. Menurut Ahmad Fuad Said zikir itu terbagi menjadi dua, yaitu zikir qalbi hati dan zikir lisan lidah. Zikir dengan lidah ialah menyebut Allah dengan berhuruf dan bersuara. Zikir dengan hati ialah mengingat atau menyebut Allah dalam hati, tidak berhuruf dan tidak bersuara 2005:17. Penganut Tarekat Naqsyabandiyah memilih zikir qalbi, karena peranan hati dalam kehidupan sangat menentukan. Hati adalah tempat iman, sumber pancaran cahaya dan penuh dengan rahasia. Jika hati baik, niscaya anggota tubuh yang lain akan menjadi baik, jika hati buruk maka buruklah anggota badan yang lain Ahmad Fuad Said, 1996:53. Pelaksanaan zikir dalam Tarekat Naqsyabandiyah adalah dengan zikir qalbi. Adapun zikir qalbi terbagi menjadi dua, yaitu zikir Ismu Zat dan zikir Nafi Isbat. Zikir Ismu Zat yaitu zikir dengan menyebut nama zat Allah yaitu Allāh Allāh. Zikir Nafi Isbat adalah zikir dengan mengucap Lā ilāha illa l-Lāh. Variasi lain yang diamalkan oleh pengikut Tarekat Naqsyabandiyah yang lebih tinggi tingkatannya adalah zikir Lathaif. Melalui zikir ini, orang memusatkan kesadarannya, yakni membayangkan nama Allah itu bergetar dan memancarkan panas, berturut-turut pada tujuh titik halus Bruinessen, 1992:80-81. Ketujuh tempat tersebut adalah: 1 latifatu l-qalbi yang merupakan sentral dan rohaniah manusia dan merupakan induk dari lathifah-lathifah lainnya yang terletak dua jari di bawah susu kiri dan satu jari arah ke kiri hati sanubari manusia sendiri, 2 latifatu r-Ruh terletak dua jari di bawah susu kanan dan satu jari arah ke kanan, 3 latifatu s-Sirri terletak dua jari di bawah susu kiri dan satu jari arah ke kanan, 4 latifatu l-Khafi terletak dua jari di bawah susu kanan dan satu jari ke arah dalam dari susu kanan, 5 latifatu l-Akhfa yang terletak di tengah-tengah dada kita, 6 latifatu n-Natika terletak di ubun-ubun dan berhubungan dengan otak jasmani, 7 latifatu kullu l-Jasad yaitu menzikirkan seluruh latifah-latifah dan seluruh anggota badan serta ruas-ruasnya dari ujung rambut sampai ujung kuku Djamaan Nur, 2004: 264-268. Latihan mistik lain yang terdapat dalam Tarekat Naqsyabandiyah di samping amalan yang berupa zikir adalah muraqabah. Muraqabah ini berarti menjaga atau merasa dirinya selalu diawasi oleh Allah dalam segala sikap dan hukum Allah. Sikap batin ini timbul dengan membangkitkan kepekaan rasa pada kesenantiasaan Allah melihat segala sesuatu yang diperbuat oleh manusia Al-Qusyairy, 2002:286.

F. Kerangka Pikir