Indonesia  pada  tahun  2000  adalah  125  kwha  dan  pada  tahun  2004  sebesar  155 kwha.  Hal  ini  menunjukkan  terjadinya  kenaikan  sebesar  32.  Sedangkan  rata-
rata pertumbuhan produktivitas dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2004 adalah sebesar  30.  Ditahun  2008  produksi  ubi  kayu  Indonesia  mencapai  20  juta  ton
Anonim 2009. Berdasarkan struktur kimia, tapioka adalah polimer glukosa yang terdiri  atas  rantai  lurus  amilosa  20-25  dan  rantai  cabang  amilopektin  75-
80.
Tabel 3  Syarat mutu tapioka Miller 2009
Kandungan Jumlah
Air  maksimum 13
Pati minimum 85
Abu  maksimum 0,2
pH 5
– 7 Sulfur dioksida ppm
30 Sianida ppm
3  METODE PENELITIAN
3.1  Kerangka Pemikiran
Penggunaan  pati  sebagai  bahan  baku  dalam  proses  sintesis  APG  harus melalui dua tahapan yaitu butanolisis dan transasetalisasi. Pada butanolisis terjadi
hidrolisis  pati  menjadi  gula  sederhana  kemudian  dilanjutkan  dengan  proses alkoholisis membentuk butil glikosida. Namun tidak semua produk hasil hidrolisis
pati  membentuk  butil  glikosida,  sehingga  terdapat  residu  gula  yang  tidak  ikut bereaksi  dengan  butanol.  Proses  butanolisis  berlangsung  dengan  bantuan  katalis
asam PTSA dan menggunakan suhu yang tinggi. Kondisi asam dan suhu tinggi diperlukan  untuk  menghidrolisis  pati  dan  membentuk  butil  glikosida,  namun
kondisi  asam  dan  suhu  tinggi  dapat  menyebabkan  dehidrasi  pada  gula  menjadi HMF  yang  menyebabkan  warna  gelap.    Oleh  karena  itu  diperlukan  penambahan
katalis  dan  perlakuan  suhu  yang  tepat  untuk  dapat  meminimalkan  residu  gula namun  masih  menghasilkan  warna  dengan  tingkat  kejernihan  yang  masih  tinggi.
Residu  gula  yang  tidak  bereaksi  dan  pembentukan  warna  gelap  pada  tahap butanolisis  harus  diminimalkan    untuk  menghindari  terbentuknya  polidekstrosa
selama proses transasetalisasi dan meningkatkan tingkat kejernihan produk APG. Pada proses transasetalisasi, butil glikosida akan direaksikan dengan alkohol
lemak C
12
untuk membentuk APG. Residu gula yang terdapat dalam larutan dari hasil  butanolisis  juga  mampu  berikatan dengan alkohol  lemak  membentuk APG,
namun karena perbedaan kelarutan maka gula sederhana lebih mudah untuk saling berikatan  satu  sama  lainnya  membentuk  endapan  polidekstrosa.  Polidekstrosa
merupakan produk sekunder  yang tidak diharapkan karena  merupakan salah  satu penyebab  warna  gelap  pada  produk  APG  dan  dapat  menurunkan  kinerja  APG.
Pada  tahap  pemurnian  dilakukan  pemisahan  polidekstrosa  dengan  penyaringan. Untuk  meningkatkan  kejernihan  produk  diberikan  perlakuan  penambahan  arang
aktif.  Sebelum  tahap  distilasi,  residu  glukosa  yang  masih  tersisa  akan  diubah menjadi  sorbitol  dengan  menggunakan  senyawa  hidrogenasi  seperti  NaBH
4
. Sorbitol  memiliki  sifat  yang  lebih  tahan  panas  dan  stabil  dalam  kondisi  asam
maupun  basa  Lueders  2000,  sehingga  dapat  menghindari  terbentuknya  HMF akibat rusaknya glukosa karena suhu yang tinggi selama proses distilasi.