Tujuan Khusus Tujuan Penelitian .1 Tujuan Umum
menggunakan alkil poliglikosida sebagai bahan bakunya dipublikasikan di Jerman sekitar 40 tahun kemudian hingga saat ini berbagai penemuan tentang alkil
poliglikosida terus berkembang. Pada awalnya Fischer mereaksikan glukosa dan alkohol yang bersifat hidrofilik seperti metanol, etanol, gliserol, dan lain-lain
kemudian mereaksikannya pada alkohol yang bersifat hidrofobik dengan rantai alkil dari octil C
8
hingga heksadecil C
16
yang merupakan sifat dari alkohol lemak. Hasil sintesis yang diperoleh berupa kumpulan dari alkil mono, poli, dan
oliglikosida. Karena kompleksitas inilah maka produk yang dihasilkan disebut Alkil poliglikosida Hill 2000.
Alkil poliglikosida APG merupakan surfaktan nonionik yang ramah lingkungan karena disintesis dengan menggunakan bahan baku yang berbasis
karbohidrat dan alkohol lemak. APG telah diuji mengenai dampak terhadap lingkungan dan telah mendapatkan beberapa green label seperti Ecocert, EU Eco-
flower, Green Seal dan sebagainya sebagai surfaktan yang ramah lingkungan. APG juga tidak beracun atau berbahaya bagi manusia, memiliki sifat iritasi yang
rendah pada kulit jika dibandingkan dengan surfaktan lainnya Mehling et al. 2007. Saat ini produksi APG dunia mencapai 85.000 tontahun Hill 2009.
Kebutuhan surfaktan nonionik APG di Indonesia saat ini dipenuhi dari impor. Kebutuhan surfaktan nonionik di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Data impor surfaktan non ionik Indonesia
Tahun Jumlah Kg
Nilai US
2003 14.527.188
17.351.004 2004
25.342.925 38.339.722
2005 16.735.515
29.790.690 2006
15.408.042 26.659.130
2007 14.865.928
28.353.164 2008
17.168.473 42.172.772
2009 18.176.494
38.617.994 Jan-Agt 2010
17.016.995 38.878.278
Sumber: BPS 2010
Proses produksi APG dapat dilakukan melalui dua prosedur yang berbeda, yaitu prosedur pertama berbasis bahan baku pati dan alkohol lemak pati-alkohol
lemak, sedangkan prosedur kedua berbasis bahan baku dekstrosa gula turunan
pati dan alkohol lemak dekstrosa-alkohol lemak. Diagram proses pembuatan APG dari masing-masing prosedur disajikan pada Gambar 1. Pada diagram proses
tersebut dapat dilihat perbedaan proses sintesis APG antara tahap prosedur pertama dengan kedua. Prosedur pertama, berbasis pati-alkohol lemak melalui
proses butanolisis dan transasetalisasi, sedangkan prosedur kedua yang berbasis dekstrosa-alkohol lemak hanya melalui proses asetalisasi sebelum masing-masing
prosedur masuk ke proses netralisasi, distilasi, pelarutan dan pemucatan Hill 2000.
PATI
BUTANOLISIS
BUTANOL
TRANSASETALISASI
NETRALISASI ASETALISASI
GLUKOSA ANHIDRAT GLUKOSA MONOHIDRAT
ALKOHOL LEMAK
ALKOHOL LEMAK
DISTILASI
PEMUCATAN
APG
BUTANOL DAN AIR
ALKOHOL LEMAK
PROSES SATU TAHAP PROSES DUA TAHAP
Gambar 1 Proses sintesis Alkil poliglikosida APG dengan metode satu dan dua tahap Hill 2000
Menurut Wuest et al. 1992, sintesis surfaktan APG dapat dengan reaksi dua tahap dari pati atau hasil degradasi pati seperti poliglukosa atau sirup glukosa,
tahap pertama direaksikan dengan alkohol rantai pendek, terutama butanol, dan tahap kedua transasetalisasi direaksikan dengan rantai lebih panjang C
8-22