2.2.8  Natrium Borohidrat NaBH4
Natrium borohidrat dikenal juga sebagai natrium tetrahidroborat, merupakan senyawa pereduksi anorganik dengan rumus NaBH
4
. Senyawa ini berbentuk padat berwarna  putih,  biasa  terdapat  berbentuk  serbuk  ataupun  granula.  Kegunaan
senyawa  ini  sangat  luas  baik  dalam  skala  laboratorium  maupun  skala  teknis. Sebagian  besar  digunakan  dalam  pemucatan  pulp  kayu.  Berat  molekul  NaBH
4
yaitu 37,83 molg, dan nilai densitas 1,0740 gcm
3
. NaBH
4
biasa digunakan untuk mengubah gugus aldehid dan keton menjadi gugus alkohol Anonim 2010b.
Himakumar  et  al.  2006  menyatakan  bahwa  NaBH
4
merupakan  senyawa pereduksi  yang  menyimpan  unsur  hidrogen,  dan  bereaksi  dengan  air  untuk
menghasilkan  sejumlah  hidrogen.  Reaksi  NaBH
4
dan  air  dapat  dilihat  pada persamaan reaksi berikut:
NaBH
4
+ 4H
2
O → NaBO
2
.2H
2
O + 4 H
2
+ 300 kl Sejumlah  H
2
yang  dihasilkan  dari  reaksi  tersebut  digunakan  untuk mengubah  gugus  aldehid  pada  glukosa  ataupun  gugus  keton  pada  fruktosa
menjadi  sorbitol.  Sorbitol  diketahui  lebih  tahan  pada  suhu  tinggi  sehingga  pada proses  destilasi  yang  menggunakan  suhu  140-180
O
C  sorbitol  tidak  mengalami kerusakan  hingga  penbentukan  warna  gelap  dapat  dihindari.  McCurry  et  al
2000,  menambahkan  1  g  NaBH4  pada  setiap  10-20  g  kelebihan  glukosa  yang tidak bereaksi.
Reaksi  pembentukan  gugus  alkohol  dari  gugus  aldehid  ataupun  keton dengan menggunakan NaBH
4
dapat juga dimulai dengan ionisasi NaBH
4
menjadi Na
+
+ BH4
-
. Mula-mula salah satu atom H dari BH
4
mendekati ikatan rangkap C=O.  salah  satu  ikatan  akan  bergeser  ke  O  sehingga  atom  H  akan  berikatan
dengan C. Atom  O
-
akan mengikat salah satu atom H dari air hingga membentuk gugus  alkohol.  Secara  simultan  gugus  BH
3 -
mampu  berikatan  dengan  atom  O
+
Fox dan Whitesell 1994 Proses ini dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4  Reaksi perubahan gugus aldehidketon menjadi gugus alkohol dengan pereduksi NaBH
4
Fox dan Whitesell 1994.
2.2.9  Arang Aktif
Arang  aktif  dibuat  dengan  mengaktifasi  arang  dengan  tujuan  untuk memperbesar  luas  permukaan  arang  dengan  membuka  pori-pori  yang  tertutup,
sehingga  memperbesar  kapasitas  adsorpsi  terhadap  zat  warna.  Mutu  arang  aktif yang diperoleh tergantung dari  luas permukaan partikel, ukuran partikel,  volume
dan  luas  penampung  kapiler,  sifat  kimia  permukaan  arang,  sifat  arang  secara alami, jenis bahan pengaktif yang digunakan dan kadar air.
Daya  adsorpsi  arang  aktif  disebabkan  karena  arang  mempunyai  pori-pori dalam  jumlah  besar,  dan  adsorpsi  akan  terjadi  karena  adanya  perbedaan  energi
potensial antara permukaan arang dan zat yang diserap. Arang aktif sebagai bahan pemucat  lebih  efektif    untuk  menyerap  warna  dibandingkan  dengan  bleaching
clay Ketaren 2005. Luders  1991,  melakukan  penambahan  arang  aktif  sebesar  1
–10 setelah proses  netralisasi  APG  pada  suhu  40-100
O
C.  arang  aktif  dipisahkan  dengan perlakuan  sentrifugasi  dan  dilanjutkan  dengan  penyaringan.  Penggunaan  arang
aktif sebaiknya menggunakan yang berbentuk serbuk karena memiliki daya serap yang  lebih  bagus  dibandingkan  dengan  arang  aktif  yang  berbentuk  granula,