bersaing dengan produk turunan petroleum seperti alkilbenzena. Selain karena surfaktan yang dihasilkan bersifat lebih stabil, juga harganya lebih murah jika
dibandingkan dengan surfaktan turunan petroleum Kirk dan Othmer 1963. Alkohol mampu mengadisi ikatan C=O aldehidketon, gugus OR akan
melekat pada karbon dan proton akan melekat pada oksigen. Aldehid dapat bereaksi dengan alkohol membentuk hemiasetal. Sedangkan keton dapat bereaksi
dengan alkohol
membentuk hemiketal.
Mekanisme pembentukan
hemiasetalhemiketal melibatkan tiga langkah. Pertama oksigen karbonil C=O diprotonasi oleh katalis asam, kemudian oksigen alkohol menyatu dengan karbon
karbonil, dan proton dilepaskan dari oksigen positif yang dihasilkan Hart 2003. Alkohol lemak C
12
lebih dikenal dengan nama alkohol lauril dodekanoldodecy alcohol dengan rumus bangun C
12
H
26
O, bobot molekul 186,6 molg, densitas 0,8309 dan titik didih sekitar 259
O
C, tidak berwarna dan tidak larut dalam air.
2.3.2 Sumber Karbohidrat
Gugus Hidrofilik dari molekul APG berasal dari karbohidrat. Untuk proses sintesis sumber karbohidratnya dapat bersumber dari pati atau dari glukosa.
Pemilihan bahan baku tidak hanya mempengaruhi biaya bahan baku, tetapi juga biaya produksi. Pemilihan penggunaan bahan baku gula akan meningkatkan biaya
bahan baku, tetapi dapat menurunkan biaya produksi karena peralatan yang digunakan lebih sedikit Gambar 6 Eskuchen dan Michael 1997.
Pati merupakan polisakarida yang tersusun oleh unit-unit D-glukosa yang dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan APG karena lebih praktis, mudah
didapatkan dan lebih murah jika dibandingkan dengan penggunaan D-glukosa. Pati dari sereal, umbi-umbian ataupun dari biji-bijian dalam bentuk granula pati
dengan diameter sekitar 10-100 µ m. Pati terdiri dari gugus amilosa dan amilopektin dalam bentuk kristal dengan kandungan air sekitar 10. Amilosa
adalah polisakarida dimana unit-unit D-glukosa tergabung pada ikatan glikosida α1,4. Amilopektin merupakan polisakarida yang memiliki rantai cabang yang
menyusun unit D-gluk osa pada ikatan glikosida α1,4 dan α1,6 pada
percabangannya. Proses alkoholisis pati menjadi alkil glikosida membutuhkan
kondisi yang lebih ekstrim jika dibandingkan dengan proses glikosidasi D- glukosa. Alasannya karena struktur makromolekul pati terdiri dari amilopektin
dan amilosa yang dapat menghambat kemampuan mengembang pati dalam alkohol, khususnya alkohol hidrofobik.
PATI Low DE
Syrup Deksrosa Low DE
Syrup Deksrosa Glukosa
Monohydrate GLUKOSA
Dua Tahapan Proses
1. Butanolisis 2. Transasetalisasi
Satu Tahap Proses
Asetalisasi
Alkyl Polyglicoside APG
Harga bahan baku mahal Peralatan mahal
Gambar 6 Pemilihan karbohidrat dalam industri APG Eskuchen dan Michael 1997.
Hill 2000 menggambarkan proses alkoholisis pati menggunakan metanol dalam reaktor tubular bertekanan dan bersuhu tinggi. Pati dicampurkan dengan
metanol, dan katalis dengan rasio 6,8 mol metanol dan 0,005 mol p-toluene sulfonic acid per mol glukosa direaksikan dalam reaktor dengan suhu 167
O
C selama 8 menit menghasilkan produk yang terdiri dari sekitar 77 metil
mo noglucosides
45 metil
α-D-glukopiranosida, 27
metil- β-D
glukopiranosida , 5 metil αβ-D-glukofuranosida, 14 metil diglukosida, 3
metil triglukosida, dan 1 oligomer lainnya.
2.3.3 Tapioka
Tapioka merupakan pati yang berasal dari ubi kayu. Kadar pati ubi kayu cukup besar, yaitu 25-35. Salah satu ciri khas dari tapioka yaitu kandungan
lemak dan proteinnya yang rendah dibandingkan dengan pati jenis lain. Tabel 3 menunjukkan syarat mutu dari tapioka. Besarnya potensi pati ubi kayu ini juga
didukung dengan besarnya produksi ubi kayu di Indonesia. Produktifitas ubi kayu