1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia memiliki hamparan terumbu karang terluas ke dua di dunia setelah Australia, yaitu mencakup areal sekitar 50.000 km
2
Supriharyono, 2000. Perairan Kepulauan seribu merupakan salah satu kawasan terumbu karang yang terdapat di
Indonesia. Perairan Kepulauan Seribu mempunyai potensi sumberdaya hayati laut yang cukup besar. Potensi sumberdaya ikan laut yang terdapat di perairan Kepulauan
Seribu seharusnya dapat dimanfaatkan secara optimal. Sumberdaya perikanan yang tetap tersedia, akan terus mendukung usaha perikanan tangkap di perairan Kepulauan
Seribu dalam peningkatan produksi perikanan. Faktanya keadaan saat ini kawasan terumbu karang tersebut telah mengalami
degradasi. Banyak hal yang menjadi penyebab kerusakan terumbu karang di Kepulauan Seribu, seperti kegiatan pengeboman, peracunan karang merupakan
penyebab utama kerusakan terumbu karang di daerah tersebut, serta banyaknya wisatawan yang menjadikan area terumbu alami sebagai kawasan wisata yang
terkadang secara tidak sengaja merusak terumbu akibat tersentuh maupun terinjak. Permasalahan yang ada serta upaya untuk mencari alternatif lain untuk
meningkatkan eksplorasi sumberdaya tanpa menimbulkan kerusakan dan meningkatkan produktivitas lingkungan maka dicoba suatu cara untuk mengurangi
masalah tersebut dengan adanya terumbu buatan artificial reefs. Penggunaan terumbu buatan atau artificial reefs merupakan alternatif yang dapat
digunakan untuk mengurangi tekanan penangkapan ikan dan perusakan terumbu karang alami. Artificial reefs juga merupakan penerapan teknologi yang memberikan
kepastian dalam hal daerah penangkapan ikan dan hal ini diharapkan akan memberikan solusi bagi masalah yang dihadapi, khususnya yang berkaitan dengan
produktivitas dan efisiensi penangkapan. Berbagai macam konstruksi dan material yang biasa digunakan dalam pembuatan
artificial reefs dengan meniru beberapa karakteristik terumbu karang alami sehingga dapat memikat jenis-jenis organisme laut untuk hidup dan menetap serta
meningkatkan produksi perikanan. Material yang biasa digunakan dalam pembuatan artificial reefs seperti ban bekas, cetakan semen atau beton, bangkai kerangka kapal,
badan mobil bekas, bambu dan sebagainya Delmendo, 1991. Kerangka penelitian untuk pendekatan penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.
Kegiatan yang bertujuan memaksimumkan hasil terumbu buatan perlu dirancang bentuk dan bahan yang sesuai, dimana perlu memperhatikan hal-hal seperti bahan
tidak beracun di dalam air, tahan lama, mudah diperoleh, mudah ditangani dan mudah diangkut Seaman dan Sprague, 1991, dari penjelasan tersebut maka penggunaan
tempurung kelapa sebagai bahan dasar artificial reef perlu dikaji. Penggunaan tempurung kelapa ini juga diharapkan dapat memacu masyarakat khususnya di Pulau
Pramuka untuk kembali melakukan penanaman pohon kelapa. Tahap-tahap pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.
1.2 Tujuan