ϭϰ
7 Kualitas hasil tangkapan baik 8 Hasil tangkapan umumnya bernilai ekonomis tinggi, dan pertimbangan
lainnya.
2.4.2 Konstruksi alat penangkap ikan
Secara umum, bubu terdiri dari mulut dan badan bubu. Adapun tempat umpan dan pintu khusus untuk mengeluarkan hasil tangkapan tidak terdapat pada setiap
bubu. Schlack dan Smith 2001 menyatakan bahwa bubu terdiri dari:
1 Rangka Rangka dibuat dari material yang kuat dan dapat mempertahankan bentuk bubu
ketika dioperasikan dan disimpan. Pada umumnya rangka bubu dibuat dari besi atau baja. Namun demikian dibeberapa tempat rangka bubu dibuat dari papan atau
kayu. Rangka beberapa jenis bubu dibuat sedemikian rupa sehingga dapat dilipat ketika bubu tersebut tidak dioperasikan. Hal ini bertujuan untuk mempermudah
ketika bubu tersebut disimpan di atas kapal. Beberapa jenis bahan seperti bambu digunakan sebagai rangka pada bubu loster Brandt 1984. Di Indonesia bubu
untuk menangkap ikan karang sebagian besar terbuat dari besi, karena biasanya untuk menangkap ikan karang diperlukan bubu dengan ukuran besar. Di
Kepulauan Seribu bubu untuk menangkap ikan karang menggunakan rangka yang terbuat dari bambu dan besi, bahkan untuk bubu tambun, hampir seluruhnya
terbuat dari bambu Susanti, 2005. 2 Badan
Badan pada bubu modern biasanya terbuat dari kawat, nylon, baja, bahkan plastik. Pemilihan material badan bubu tergantung dari kebudayaan atau kebiasaaan
masyarakat setempat, kemampuan pembuat dan ketersediaan material, serta biaya dalam pembuatan. Selain itu, pemilihan material tergantung pula pada target hasil
tangkapan dan kondisi daerah penangkapan. Dibeberapa tempat masih dijumpai badan bubu yang terbuat dari anyaman rotan dan bambu.
3 Mulut
ϭϱ
Salah satu bentuk mulut pada bubu adalah corong. Lubang corong bagian dalam biasanya mengarah ke bawah dan dipersempit untuk menyulitkan ikan keluar dari
bubu. Jumlah mulut bubu bervariasi ada yang hanya satu buah dan ada pula yang lebih dari satu.
4 Tempat umpan Tempat umpan pada umumnya terletak di dalam bubu. Umpan terdiri dari dua
macam yaitu umpan yang dicacah menjadi potongan potongan kecil dan umpan yang tidak dicacah. Untuk umpan yang dicaca biasanya dibungkus menggunakan
tempat umpan yang terbuat dari kawat atau plastik. Sedangkan untuk umpan yang tidak dicacah biasanya umpan tersebut hanya diikatkan pada tempat umpan dengan
menggunakan kawat atau tali. Tempat umpan tidak terdapat pada semua jenis bubu, misalnya pada bubu gurita dan beberapa bubu ikan karang.
5 Pintu untuk mengeluarkan hasil tangkapan 6 Celah pelolosan
Celah pelolosan dibuat agar ikan–ikan yang belum layak tangkap dari segi ukuran dapat keluar dari bubu. Pada beberapa negara seperti Australia, New Zealand, dan
Kuba, celah pelolosan digunakan pada bubu rock lobster untuk meloloskan lobster yang masih juvenil.
7 Pemberat Pemberat dipasang pada bubu untuk mengatasi pengaruh pasang surut, arus laut,
dan gelombang, sehingga posisi bubu tidak berpindah pindah dari tempat setting semula. Pemberat diperlukan terutama untuk bubu yang terbuat dari kayu dan
material ringan lainnya. Pemberat pada bubu bisa terbuat dari besi, baja, batu bata, dan jenis-jenis batuan lainnya. Pemasangan pemberat juga berfungsi untuk
memastikan bubu mendarat di dasar perairan secara benar. Monintja dan Martasuganda 1990 menjelaskan beberapa faktor yang
menyebabkan ikan dasar, ikan karang dan udang terperangkap dalam bubu, yaitu : 1 Tertarik Umpan;
2 Digunakan sebagai tempat berlindung; 3 Karena sifat thigmotaksis ikan itu sendiri;
ϭϲ
4 Digunakan sebagai tempat beristirahat sewaktu ikan bermigrasi. Alat tangkap bubu banyak digunakan oleh nelayan Indonesia, baik oleh nelayan
skala kecil, menengah, dan skala besar. Perikanan bubu umumnya ditujukan untuk menangkap kepiting, udang, keong, dan ikan dasar di perairan yang tidak begitu
dalam. Adapun untuk perikanan bubu skala menengah dan skala besar biasanya dilakukan di lepas pantai yang ditujukan untuk menangkap ikan dasar, kepiting, atau
udang pada kedalaman 200 m sampai 700 m Martasuganda, 2003. Bahan yang digunakan oleh nelayan untuk membuat badan bubu sangat
bergantung pada ketersediaan bahan pembuat di lokasi pemukiman nelayan. Di Indonesia bubu masih banyak yang terbuat dari bahan alami seperti bambu, kayu,
maupun rotan. Hal ini terlihat pada bubu tambun yang bahan utamanya adalah bambu Nugraha, 2008.
2.5 Sumberdaya Ikan Karang