Analisis panjang dan berat ikan Analisis perbandingan hasil tangkapan Analisis tingkat kematangan gonad

ϰϬ Apabila indeks dominansi suatu komunitas tinggi maka komunitas tersebut cenderung labil. Rumus yang digunakan adalah berdasarkan persamaan 3 : ܥ ൌ ෍ ݌݅ ଶ ௦ ௜ୀଵ ǥ ǥ ǥ ǥ ǥ ǥ ǥ ǥ ǥ ǥ ǥ ǥ ǥ ǥ ǥ ǥ ǥ ǥ ǥ ǥ Ǥ Ǥ Ǥ ǥ ǥ Ǥ ‡”•ƒƒƒሺ͵ሻ Keterangan : C : Indeks dominansi; dan pi 2 : Proporsi jumlah ikan karang spesies ke-i terhadap jumlah total ikan karang pada stasiun pengamatan Indeks dominansi berkisar antara 0 – 1, apabila nilai mendekati 1 maka ada kecenderungan satu individu mendominansi yang lainnya. Kisaran indeks diklasifikasikan sebagai berikut : 0 C ” 0,5 : Dominansi rendah; 0,5 C ” 0,75 : Dominansi sedang; dan 0,75 C ” 1 : Dominansi tinggi.

3.5.2 Analisis panjang dan berat ikan

Untuk mengetahui kondisi morfometrik ikan yang tertangkap secara temporal digunakan model pertumbuhan dengan analisis hubungan panjang dan berat ikan. Persamaan umum yang digunakan adalah W = aL b a dan b adalah konstanta. Logaritma persamaan tersebut menjadi: log W = log a + b log L dengan dasar perhitungannya berdasarkan regresi. Nilai a dan b harus ditentukan dari persamaan tersebut, sedangkan nilai W berat ikan dan L panjang ikan diperoleh dari hasil pengukuran Effendie, 1979. Analisis panjang dan berat ikan ini dilakukan menggunakan Microsoft Excel. Nilai b diuji terhadap nilai b=3 menggunakan uji-t dengan tingkat kepercayaan 95. Nilai b sebagai penduga kedekatan hubungan antara panjang dan berat dengan kriteria: 1 Nilai b = 3, merupakan hubungan yang isometrik pertambahan berat seimbang dengan pertambahan panjang; 2 Nilai b 3, merupakan hubungan alometrik positif pertambahan berat lebih besar dari pertambahan panjang; ϰϭ 3 Nilai b 3, merupakan hubungan alometrik negatif pertambahan berat lebih kecil dari pertambahan panjang.

3.5.3 Analisis perbandingan hasil tangkapan

Data jumlah, panjang dan berat hasil tangkapan diuji kenormalannya dengan menggunakan Uji Chi Square test pada software SPSS Package Santoso, 1999. Bila data yang didapat menyebar secara normal, maka akan dilakukan analisis data menggunakan Uji-F, tetapi bila data tidak menyebar normal, maka akan dilakukan analisis data non parametrik menggunakan uji Kruskall Wallis. Hipotesis untuk Uji Chi Square test yaitu: H : Jumlah hasil tangkapan menyebar normal. H 1 : Jumlah hasil tangkapan tidak menyebar normal. Dasar pengambilan keputusan: Jika probabilitas 0,05, maka H diterima. Jika probabilitas 0,05, maka H ditolak.

3.5.4 Analisis tingkat kematangan gonad

TKG Tingkat Kematangan Gonad menunjukkan suatu tingkatan kematangan seksual ikan. Sebagian besar hasil metabolisme digunakan selama fase perkembangkan gonad. Umumnya pertambahan berat gonad pada ikan betina sebesar 10-25 dari berat tubuh, sedangkan untuk ikan jantan berkisar antara 5-10. Dalam mencapai kematangan gonad, dapat dibagi dalam beberapa tahapan. Secara umum tahap tersebut adalah akan memijah, baru memijah atau sudah selesai memijah. Ukuran ikan saat pertama kali matang gonad length at first maturity, Lm bergantung pada pertumbuhan ikan itu sendiri dan faktor lingkungan. Pembagian tahap kematangan gonad dilakukan dalam dua cara, yakni analisis laboratorium dan pengamatan visual. Cara yang umum digunakan ialah metode pengamatan visual berdasarkan ukuran dan penampakan gonad, sebagai catatan metode ini bersifat subyektif. ϰϮ Indikator pembagian tahapan kematangan gonad dengan cara visual ialah Effendie, 2002: 1 Ukuran gonad dalam menempati rongga badan kecil, 14 bag, 12 bag, 34 bag atau penuh; 2 Berat gonad segar ditimbang; 3 Penampakan: warna gonad; 4 Penampakan butiran telor ovarium utk ikan betina 5 Ada tidaknya pembuluh darah, dan lain-lain. Karena sifatnya yang subyektif, sering terjadi perbedaan tahap TKG baik karena perbedaan observer maupun perbedaan waktu. Sebagai acuan standar, umum digunakan 5 tahap TKG Five stage of visual maturity stage for partial spawning fishes, yakni: 1 TKG I immature, dara; 2 TKG II developing, dara berkembang; 3 TKG III maturingripening, pematangan; 4 TKG IV matureripegravid, matang; 5 TKG V spent, salin. Ikan betina dan jantan memiliki ciri-ciri atau karakteristik tingkat kematangan gonad yang berbeda tiap tingkatan. Berikut disajikan karakteristik tingkat kematangan gonad Tabel 1. Tabel 1 Tingkat kematangan gonad ikan Tingkat Betina Jantan I Ikan muda Gonad seperti sepasang benang yang memanjang pada sisi lateral rongga peritoncum bagian depan, berwarna bening dan permukaan licin. Gonad berupa sepasang benang tetapi jauh lebih pendek dibandingkan ovarium ikan betina pada stadium yang sama dan berwarna jernih. II Masa Perkembangan Gonad berukuran lebih besar, berwarna putih kekuningan, telur-telur belum bisa dilihat satu persatu dengan mata telanjang Gonad berwarna putih susu dan terlihat lebih besar dibandingkan pada gonad tingkat I III Dewasa Gonad mengisi hampir setengah rongga perintoncum, telur-telur mulai terlihat dengan mata telanjang berupa butiran halus, gonad berwarna kuning kehijauan. Gonad mengisi hampir setengah dari rongga peritoncum. Berwarna putih susu dan mengisi sebagian besar peritoncum ϰϯ Tingkat Betina Jantan IV Matang Gonad mengisi sebagian besar ruang perintocum. Warna menjadi hijau kecoklatan dan lebih gelap. Telur-telur jelas terlihat dengan butiran-butiran yang jauh lebih besar dibandingkan pada tingkat III Gonad makin besar dan pejal berwarna putih susu dan mengisi sebagian besar peritoncum V Mijah Gonad masih seperti tingkat IV, sebagian gonad kemps karena sebagian telur telah mengalami oviposisi mijah Gonad bagian anal telah kosong dan lebih lembut Sumber : Siregar 1991 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian