Hal ini berbeda dengan penelitian sebelumnya mengenai tempurung kelapa yang juga dibuat untuk dapat dijadikan terumbu buatan bioreeftek Gambar 20
www.bpol.litbang.kkp.go.id , dimana dalam peletakkannya dekat dengan terumbu
alami dengan tujuan tempurung tersebut nantinya akan merekrut larva planula karang secara alami reproduksi seksual. Setelah larva planula karang menempel pada
substrat Bioreeftek tersebut, dilakukan pemindahan ke ekosistem terumbu karang dengan prosentase relatif rendah. Struktur desain dari bioreeftek juga tidak memiliki
bagian-bagian tertentu hanya dilakukan penumpukan tempurung kelapa di dekat terumbu alami.
sumber : www.bpol.litbang.kkp.go.id
Gambar 20 Bioreeftek tempurung kelapa
5.2 Komposisi dan Jumlah Ikan di Terumbu Buatan
Dari hasil pengamatan sensus visual ikan di tiga terumbu buatan pada kedalaman 17 meter berhasil tercacat sebanyak 10 famili yaitu Pomancentridae,
Caesionidae, Labridae, Lutjanidae, Seranidae, Nempteridae, Holocentridae, Scaridae, Gobiidae dan Mullidae. Komposisi ikan hasil pengamatan sensus visual dapat dilihat
pada Gambar 21. Famili tersebut merupakan beberapa famili yang erat kaitannya dengan lingkungan terumbu karang Hutomo, 1995. Spesies indikator
Chaetodontidae selama pengamatan visual tidak ditemukan, hal ini menjadi indikator bahwa belum adanya keberlangsungan terumbu karang di sekitar terumbu
buatan tempurung kelapa. Komposisi kelimpahan terbesar hasil sensus visual di terumbu buatan selama
penelitian adalah ikan betok dari famili Pomacentridae 59 , sedangkan untuk
famili Labridae 16 Nemipteridae 14.
diurnal dan termasuk dalam rantai makana
lain berukuran kecil warna dan bentuk ek
ikan dewasa dan mer 1998.
Gamba Total individu i
mengalami naik turu yang berbeda tiap p
beberapa jenis dan jum Dari hasil pencac
hasil yang berbeda pengamatan dengan l
Pada luasan 1 me pada terumbu buatan
pada terumbu A.
ϱϵй
6 contohnya ikan nori merah, keeling Famili Pomacentridae, Labridae merupakan
k dalam kelompok ikan mayor atau ikan utam an Adrim,1993. Ciri-ciri dari famili Poma
hanya beberapa centimeter, bergerombol dal kor dapat berubah beberapa kali sejak juven
rupakan ikan omnivora Kuiter, 1992 diacu d
ar 21 Komposisi ikan hasil pengamatan sensu ikan setiap pengamatan sensus visual di ti
un. Hal ini disebabkan 1 karena perubahan pengamatan, 2 kemungkinan saat dilakuka
mlah ikan yang berada di tempat lain. cahan hasil sensus visual dari empat kali pen
antara pengamatan dengan luasan 1 meter uasan 2 meter Gambar 23.
eter diperoleh hasil bahwa jumlah individu ik n A, walaupun terdapat fluktuasi jumlah ik
ϯй ϭй
Ϭ͘ϰϬй ϭϲй
Ϯй Ϯй
ϭϰй Ϭ͘ϮϬй
ϯй
,
D E
W
g strip dan Famili famili yang bersifat
ma dimana berperan acentridae ini antara
lam jumlah banyak, nile hingga menjadi
dalam Yuspardianto,
us visual iap terumbu buatan
n cuaca atau musim an pencacahan, ada
ngamatan, diperoleh r Gambar 22 dan
kan terbanyak adalah kan yang berkumpul
ĂĞƐŝŽŶŝĚĂĞ ĞƌƌĂŶŝĚĂĞ
,ŽůŽĐĞŶƚƌŝĚĂĞ ĂďƌŝĚĂĞ
ƵƚũĂŶŝĚĂĞ DƵůůŝĚĂĞ
EĞŵŝƉƚĞƌŝĚĂĞ WŽŵĂĐĞŶƚƌŝĚĂĞ
ĐĂƌŝĚĂĞ ŽďŝŝĚĂĞ
Ϭ ϭϬ
ϮϬ ϯϬ
ϰϬ ϱϬ
ϲϬ ϳϬ
dZh ϰϵ
ϲ
Gambar 22 Total i dengan
Terumbu buatan selalu diperoleh juml
buatan B dan terumb dekat dan mengarah
alami, sehingga dap Sumberdaya Perikana
harus berjarak sekitar
Gambar 23 To bu
hDh dZhDh dZhDh ϮϬ
ϵ ϲϱ
Ϯϵ Ϯϰ
ϱϳ
ϯϬ ϭϰ
Ϯϳ ϯϱ
Ϯϳ ƉĞŶŐĂŵ
ƉĞŶŐĂŵ ƉĞŶŐĂŵ
ƉĞŶŐĂŵ
individu ikan setiap pengamatan sensus visua n luasan pengamatan 1 meter
n A dalam setiap pengamatan luasan 1 m lah terbanyak ikan yang berkumpul dibandi
u buatan C, hal ini dikarenakan posisi terum ke daratan serta juga lebih dekat dengan ar
pat dikatakan telah sesuai dengan kriteria an dan Perairan Filipina untuk peletakan teru
r 50-100 meter dari terumbu alami.
otal individu ikan setiap pengamatan sensus uatan dengan luasan pengamatan 2 meter
ŵĂƚĂŶϭ ŵĂƚĂŶϮ
ŵĂƚĂŶϯ ŵĂƚĂŶϰ
al di terumbu buatan meter dan 2 meter
ing dengan terumbu m bu buatan A lebih
rea terumbu karang dibuat oleh Badan
umbu buatan dimana
s visual di terumbu
ikan 5
Terlihat dari has lebih banyak Gamb
sehingga ikan-ikan y menjadi kemungkinan
waktu dapat berkump Total individu ik
pembagian berdasark indikator yaitu famil
famili Lutjanidae 4 Labridae, famili Scar
dan lain-lain 1.
Gambar 24 Kom di te
Tidak terdapatny karang buatan belum
maupun spesies dapa sampai terumbu bua
penelitian ini adalah komunitas terumbu k
Keberadaan ikan tersedia di terumbu b
ikan target 48
n mayor 51
lain-la 1
sil bahwa, secara keseluruhan jumlah ikan d bar 23, dikarenakan area luasan yang dig
yang tercatat juga semakin lebih banyak, n bahwa ikan yang berada di luasan 2 meter
pul, berlindung pada terumbu buatan dari tem kan yang terdapat terumbu buatan selama p
kan tiga kategori kelompok ikan karang Gam li Chaetodontidae 0, ikan target seperti
48 dan ikan mayor seperti famili Pom idae, famili Caesionidae, famili Gobiidae, fam
mposisi ikan hasil sensus visual menurut k erumbu buatan
ya ikan famili Chaetodontidae menunjukkan m tumbuh karang batu stony coral. Bai
at diramalkan akan bertambah apabila penel atan mampu menghasilkan karang batu. K
h agar terumbu buatan dapat dijadikan a karang alami.
n mayor paling banyak karena adanya sumber buatan berupa plankton, maupun algae. Sed
ikan indikator
t ain
dari luasan 2 meter gunakan lebih luas
hal tersebut dapat dengan berjalannya
mpurung kelapa. penelitian dilakukan
mbar 24, yaitu ikan i famili Serranidae,
macentridae, famili mili Mullidae 51
kategori ikan karang n bahwa di terumbu
ik jumlah individu itian ini dilanjutkan
Karena tujuan dari alternatif perbaikan
rdaya makanan yang dangkan banyaknya
ikan target disini dikarenakan adanya ikan mayor yang biasa dijadikan salah satu target mangsa ikan target, dimana ukuran ikan mayor lebih kecil dibandingkan ikan
target, hal tersebut mengakibatkan ikan target datang ke terumbu buatan untuk memangsa ikan-ikan kecil tersebut. Berkumpulnya ikan di terumbu karang buatan
disebabkan karena adanya proses kolonisasi dan suksesi. Kolonisasi adalah suatu proses penempatan atau penghunian suatu daerah atau tempat oleh suatu organisme,
sedangkan suksesi merupakan suatu proses pergantian dari suatu atau sekelompok jenis organisme oleh yang lainnya dengan komposisi dan struktur yang berbeda-beda
Yuspardianto, 1998. Beberapa penelitian lain menunjukkan bahwa ikan-ikan berkumpul di terumbu buatan antara lain disebabkan oleh proses pembentukan rantai
makanan lokal. Proses ini diawali dengan terbentuknya akumulasi atau kolonisasi perifiton yang yang diikuti dengan terkumpulnya pemangsa perifiton, dan kemudian
plankton feeder. Kolonisasi oleh mikroorganisme, baik mikroba maupun mikroalga akan menarik perhatian juvenil ikan, ikan berukuran kecil sampai ikan berukuran
besar sehingga akan menyebabkan terjadinya food web di sekitar terumbu buatan Bohnsack et al, 1991.
Tingginya kelimpahan dan hasil tangkapan 10 spesies di terumbu buatan tempurung kelapa, diduga berkaitan dengan ukuran rongga shelter yang tidak terlalu
besar. Beberapa studi yang menunjukkan bahwa ukuran rongga hole size dan jumlahnya mempengaruhi assemblages Bortone dan Kimmel,1991 diacu dalam
Mayasari, 2008. Walsh 1985 menemukan komposisi rongga hanya berpengaruh kecil terhadap assemblages pada siang hari, tetapi penting bagi ikan pada malam hari
sebagai tempat berlindung di lepas pantai Hawai. Shulman 1984 juga menemukan bahwa rongga mampu menghindarkan ikan dari predator, kemudian meningkatkan
rekrut juvenile, jumlah spesies dan densitas total ikan pada terumbu kecil di Kepulauan Virgin. Studi lain mengindikasikan bahwa terumbu dengan rongga ukuran
besar kurang memberikan perlindungan terhadap ikan-ikan kecil dari predator, sehingga kelimpahan ikan dan keragaman spesiesnya rendah Shulman, 1984; Hixon
dan Beets, 1989 diacu dalam Mayasari, 2008. Ogawa 1982 diacu dalam Mayasari 2008 melaporkan bahwa ikan tidak akan menempati rongga dengan ukuran bukaan
2 meter atau lebih, da perikanan adalah berk
5.3 Hasil Tangkap