Kondisi Demografis Strategi Peningkatan Peran Program Penguatan Modal Kelompok (PMUK) Dalam Pemberdayaan Kelompok Tani Sayur di Kabupaten Pelalawan Propinsi Riau

dengan ketinggian ± 6 meter dan yang terendah adalah Teluk Dalam Kecamatan Kuala Kampar dengan ketinggian ± 3½ meter. Di wilayah Kabupaten Pelalawan terdapat Sungai Kampar yang panjangnya sekitar 413,5 kilometer dengan kedalaman rata-rata 7,7 meter dan lebar rata-rata 143 meter. Sungai Kampar dan anak sungainya berfungsi sebagai prasarana perhubungan, sumber air bersih, budi daya perikanan, dan irigasi. Wilayah dataran rendah Kabupaten Pelalawan pada umumnya merupakan dataran rawa gambut, dan dataran aluvium. Dataran ini dibentuk 11 oleh endapan aluvium yang terdiri dari endapan pasir, danau, lempung, sisa tumbuhan dan gambut. Sedangkan wilayah berbukit dan bergelombang tanahnya termasuk jenis orgosonal dan humus yang mengandung bahan organik. Bentuk wilayah dengan topografinya dan kedudukan wilayah terhadap khatulistiwa menjadikan Kabupaten Pelalawan beriklim sub tropis dengan temperatur rata-rata 22°C - 32°C dan kelembaban nisbi antara 80-88 persen serta curah hujan rata-rata 2.598 mili meter per tahun.

4.2. Kondisi Demografis

4.2.1. Penduduk Kabupaten Pelalawan

Jumlah penduduk Kabupaten Pelalawan berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2005 sebanyak 247.849 jiwa yang terdiri dari 133.679 jiwa laki- laki 53,94 dan 114.170 jiwa perempuan 46,06. Dibandingkan dengan jumlah penduduk Kabupaten Pelalawan akhir tahun 1995 sebanyak 123.693 jiwa yang terdiri dari 63.739 jiwa laki-laki 51,53 dan 59.954 jiwa perempuan 48,47, maka selama periode pertengahan tahun 1995 sampai dengan 2005 laju pertumbuhan penduduk rata-rata setiap tahun 10,04 Jumlah penduduk Kabupaten Pelalawan sampai dengan tahun 2005 terus mengalami kenaikan. Hal ini telah menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten Pelalawan, sehingga pertumbuhan penduduk terkendali dan dapat mendorong percepatan 12 pertumbuhan ekonomi, bukan justru menimbulkan berbagai masalah sosial. Sebaran penduduk Kabupaten Pelalawan pada tahun 2005 sebesar 22,84 persen berdomisili di Kecamatan Pangkalan Kerinci atau sebanyak 56.609 jiwa. 48 Sedangkan kecamatan paling sedikit jumlah penduduknya adalah Kecamatan Bunut yaitu hanya 3,82 persen atau 9.468 jiwa.

4.2.2. Penduduk Menurut Lapangan Pekerjaan

Lapangan kerja yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah lapangan usaha pertanian. Sebanyak 63,70 persen dari penduduk bekerja di sektor pertanian. Setelah sektor pertanian, mata pencaharian utama di Kabupaten Pelalawan adalah sektor jasa, perdagangan dan sektor industri. Pemerintah Kabupaten Pelalawan bertekad untuk terus mendorong peran swasta dalam menghidupkan sektor industri serta berperan dalam proses peralihan struktur masyarakat dari masyarakat pertanian menjadi masyarakat industri.

4.2.3. Pendidikan

Menurut Badan Pusat Statistik, belum semua penduduk usia sekolah di Kabupaten Pelalawan mendapatkan kesempatan untuk memperoleh pendidikan sesuai dengan jenjangnya. Sebanyak 3,08 persen penduduk usia sekolah dasar belum pernah mendapatkan pendidikan, sementara 1,82 persen bersekolah tetapi tidak dapat menyelesaikan pendidikannya. Semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin banyak penduduk usia sekolah tersebut yang tidak dapat menyelesaikan pendidikannya. Pada kelompok usia sekolah menengah pertama, sebanyak 16,59 persen penduduk tidak bersekolah lagi. Sementara sebanyak 6.978 jiwa penduduk usia sekolah menengah atas tidak dapat menyelesaikan pendidikan sesuai jenjang usianya atau mengalami putus sekolah. Jumlah tersebut mencapai lebih dari 50 persen dari seluruh penduduk usia 16-18 tahun. Komponen yang diperhitungkan dalam perhitungan indeks pembangunan manusia adalah kemampuan penduduk dalam membaca dan menulis. Sebanyak 74,47 persen penduduk usia 10 tahun ke atas mampu membaca dan menulis huruf latin, sedangkan kondisi idealnya harus 100, hal ini mendapat perhatian yang serius dari Pemerintah Kabupaten Pelalawan dalam rangka mencapai sasaran pembangunan manusia yang berpihak kepada rakyat. 49

4.2.4. Kesehatan

Pembangunan kesehatan merupakan bagian terpadu dari pembangunan nasional dalam rangka mewujudkan bangsa yang maju dan mandiri serta sejahtera lahir dan batin. Dalam Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan, dikatakan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Secara umum derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Pelalawan dari tahun ke tahun semakin meningkat. Salah satu indikator dalam bidang kesehatan adalah angka kematian bayi. Indikator tersebut sensitif terhadap ketersediaan, pemantapan dan kualitas pelayanan kesehatan terlebih-lebih terhadap pelayanan perinatal. Juga mempunyai asosiasi dengan angka pendapatan keluarga, jumlah anggota keluarga, pendidikan ibu dan keadaan gizi keluarga. Indikator ini juga merupakan indikator yang terbaik untuk pembangunan sosial ekonomi masyarakat secara menyeluruh.

4.3. Kondisi Perekonomian

Dokumen yang terkait

Evaluasi Anggota Kelompok Tani Terhadap Peran Pengurus Kelompok Tani dalam Pelaksanaan Musyawarah Kelompok Tani di Kabupaten Langkat

21 135 83

INTERNALISASI MODAL SOSIAL DALAM KELOMPOK TANI GUNA MENINGKATKAN DINAMIKA KELOMPOK TANI DI KABUPATEN JEMBER

0 13 7

Pemberdayaan Kelompok Tani (Studi Kasus Kelompok Tani di Desa Margamulya Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung Propinsi Jawa Barat)

0 11 106

Pemberdayaan kelompok tani karet melalui penguatan modal usaha kelompok (kasus desa teluk sampudau, kecamatan karau kuala, kabupaten Barito Selatan)

0 13 111

Strategi Peningkatan Peran Program Penguatan Modal Kelompok (PMUK) Dalam Pemberdayaan Kelompok Tani Sayur di Kabupaten Pelalawan Propinsi Riau

0 13 246

Pemberdayaan kelompok tani karet melalui penguatan modal usaha kelompok (kasus desa teluk sampudau, kecamatan karau kuala, kabupaten Barito Selatan)

0 40 101

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengembalian Kredit Penguatan Modal Usaha Kelompok (PMUK) Petani Bawang Merah di Kabupaten Bantul

0 2 16

Keberhasilan Program Kredit Penguatan Modal Usaha Kelompok (PMUK) pada Usahatani Bawang Merah di Kabupaten Bantul

0 3 16

PELAKSANAAN PROGRAM PENGUATAN MODAL USAHA KELOMPOK (PMUK) PADA KELOMPOK TANI SERBA USAHA DI KELURAHAN BATIPUAH PANJANG KECAMATAN KOTO TANGAH KOTA PADANG.

0 0 10

Manfaat Program Pemberdayaan Kelembagaan Kelompok Tani Dalam Penguatan Aksebilitas Petani (studi Kasus di Kelompok Tani Bina Harapan, Desa Karamatwangi, Kecamatan Cisurupan Kabupaten Garut).

0 0 2