Pendapatan dan Kesejahteraan Strategi Peningkatan Peran Program Penguatan Modal Kelompok (PMUK) Dalam Pemberdayaan Kelompok Tani Sayur di Kabupaten Pelalawan Propinsi Riau

dan Kota Pekanbaru, dengan kelompok tani berjumlah 27 kelompok yang beranggotakan 245 KK. Permasalahan yang dihadapi adalah rendahnya pendapatan, sebagai balas jasa atau kontra prestasi dari sektor formal. Pendapatan ini meliputi: 1 pendapatan berupa uang dari: a gaji dan upah; b penghasilan investasi. 2 pendapatan berupa barang, antara lain meliputi: a beras; b pengobatan; c transportasi; d perumahan; e rekreasi. Pendapatan yang meningkat biasanya orang ingin mengubah corak kehidupan yang lama ke corak kehidupan yang dipandang lebih maju dan modern. Begitu pula yang dialami oleh para petani. Mereka akan memenuhi apa yang menjadi kebutuhan dan keinginannya, yang selama ini belum terkabulkan. Mereka ingin menyekolahkan anaknya setinggi mungkin, walaupun mereka sebelumnya tidak tamat SR atau SD. Akan tetapi mereka mempunyai cita-cita yang amat luhur, agar bagaimana anaknya lebih maju dari orangtuanya. Adapun faktor yang mempengaruhi tingkat pendapatan ini diantaranya adalah: jumlah produksi, jumlah tenaga kerja, tingkat pendidikan, usia penduduk, jumlah biaya produksi. Aspek pendapatan dan kesempatan kerja merupakan bagian dari indikator kesejahteraan penduduk, disamping hak untuk mendapatkan pendidikan, rasa kebebasan, keamanan, dan politik atau kebebasan mengeluarkan pendapat dan seterusnya dari waktu ke waktu terus berkembang Mubyarto, 1995.

2.3. Pendapatan dan Kesejahteraan

Pendapatan bersih adalah selisih antara pendapatan kotor dengan pengeluaran total usaha tani. Pendapatan kotor adalah jumlah produksi yang diperoleh dari usaha tani dikalikan dengan harga jual petani yang berlaku, Hernanto, 1991, sedangkan menurut Kadariah 1994 pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diterima dalam periode waktu tertentu misalnya satu bulan atau satu tahun. Dan pendapatan itu sendiri berkaitan dengan kelangsungan hidup seseorang, termasuk masyarakat petani. Bentuk pendapatan menurut Samuelson dalam Rasyid Baswedan 1980 berupa gaji, upah, hasil sewa tanah, bunga, tunjangan pensiun, dan lain-lain. 27 Priyono 1982, mengelompokkan pendapatan ke dalam dua bagian, yaitu pendapatan sektor formal dan informal. Pendapatan sektor formal adalah segala penghasilan berupa uang atau barang yang sifatnya regular dan diterima biasanya kecocokan keterampilan dan keahlian dari tenaga kerja yang tersedia dengan bidang industrialisasi, yang dikembangkan belum sepadan. Sedangkan pendapatan informal adalah segala penghasilan yang diterima dari hasil atau jasa yang sifatnya temporer namun dapat memberikan bantuan di dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dan perubahan kondisi kehidupan sosial yang lebih baik menunjukkan adanya peningkatan kesejahteraan masyarakat BKKBN, 1997. Pengelompokan masyarakat menurut BKKBN 1997 adalah sebagai berikut: 1 masyarakat pra sejahtera, yaitu masyarakat yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya basic needs secara minimal, seperti kebutuhan pangan, sandang, dan kesehatan; 2 masyarakat sejahtera I, yaitu masyarakat yang telah memenuhi kebutuhan dasarnya tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan sosial psikologinya seperti kebutuhan pendidikan, KB, interaksi dengan lingkungan tempat tinggal dan transportasi, interaksi dalam keluarga; 3 masyarakat sejahtera II, yaitu masyarakat yang disamping telah dapat memenuhi kebutuhan dasar, sosial psikologi tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan pengembangannya; 4 masyarakat sejahtera III, yaitu masyarakat yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar, kebutuhan sosial psikologi dan pengembangannya tetapi belum dapat memberikan sumbangan yang teratur bagi masyarakat, seperti sumbangan materi dan berperan aktif dalam kegiatan masyarakat. Pada masyarakat sejahtera III, kebutuhan fisik, sosial psikologinya dan pengembangannya telah terpenuhi; 5 masyarakat sejahtera III plus yaitu masyarakat yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar, sosial psikologis, dan pengembangannya serta dapat memberikan sumbangan yang teratur dan berperan aktif dalam masyarakat.

2.4. Ikhtisar

Dokumen yang terkait

Evaluasi Anggota Kelompok Tani Terhadap Peran Pengurus Kelompok Tani dalam Pelaksanaan Musyawarah Kelompok Tani di Kabupaten Langkat

21 135 83

INTERNALISASI MODAL SOSIAL DALAM KELOMPOK TANI GUNA MENINGKATKAN DINAMIKA KELOMPOK TANI DI KABUPATEN JEMBER

0 13 7

Pemberdayaan Kelompok Tani (Studi Kasus Kelompok Tani di Desa Margamulya Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung Propinsi Jawa Barat)

0 11 106

Pemberdayaan kelompok tani karet melalui penguatan modal usaha kelompok (kasus desa teluk sampudau, kecamatan karau kuala, kabupaten Barito Selatan)

0 13 111

Strategi Peningkatan Peran Program Penguatan Modal Kelompok (PMUK) Dalam Pemberdayaan Kelompok Tani Sayur di Kabupaten Pelalawan Propinsi Riau

0 13 246

Pemberdayaan kelompok tani karet melalui penguatan modal usaha kelompok (kasus desa teluk sampudau, kecamatan karau kuala, kabupaten Barito Selatan)

0 40 101

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengembalian Kredit Penguatan Modal Usaha Kelompok (PMUK) Petani Bawang Merah di Kabupaten Bantul

0 2 16

Keberhasilan Program Kredit Penguatan Modal Usaha Kelompok (PMUK) pada Usahatani Bawang Merah di Kabupaten Bantul

0 3 16

PELAKSANAAN PROGRAM PENGUATAN MODAL USAHA KELOMPOK (PMUK) PADA KELOMPOK TANI SERBA USAHA DI KELURAHAN BATIPUAH PANJANG KECAMATAN KOTO TANGAH KOTA PADANG.

0 0 10

Manfaat Program Pemberdayaan Kelembagaan Kelompok Tani Dalam Penguatan Aksebilitas Petani (studi Kasus di Kelompok Tani Bina Harapan, Desa Karamatwangi, Kecamatan Cisurupan Kabupaten Garut).

0 0 2