3. Petani penerima program PMUK menyatakan bahwa bimbingan teknis oleh DinasPPL terlaksana dengan baik. 86 persen responden menyatakan bahwa
bimbingan teknis dari DinasPPL terlaksana dengan baik, hanya 14 persen saja yang menyatakan tidak.
4. Seluruh responden menyatakan bahwa program PMUK bermanfaat bagi petani peserta. Seluruh responden 100 persen menyatakan bahwa program
PMUK bermanfaat bagi mereka. 5. Program PMUK juga dinilai berdampak positif terhadap aktivitas kelompok
tani oleh reponden. 93,33 persen responden menyatakan bahwa manfaat program juga berdampak pada aktivitas kelompok tani, hanya 6,67 persen
yang menjawab tidak bermanfaat.
5.8 . Tingkat kesejahteraan petani responden
Tingkat kesejahteraan petani responden berdasarkan kriteria Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional BKKBN dapat dilihat pada Tabel 14
berikut ini.
Tabel 14. Klasifikasi Tingkat Kesejahteraan Petani Responden Berdasarkan Kriteria BKKBN
No Uraian Jumlah
Responden 1
Pra sejahtera 2 Sejahtera
I 2
13,33 3 Sejahtera
II 5
33,33 4 Sejahtera
III 4
26,67 5
Sejahtera III plus 4
26,67 Sumber : Data primer
Dari tabel 14 di atas dapat dilihat bahwa sebagian petani responden termasuk kriteria keluarga sejahtera I sampai dengan sejahtera II 46,67, dan
sebagiannya lagi telah masuk kepada kriteria keluarga sejahtera III dan III plus 53,33. Hal ini berarti bahwa petani peserta program tersebut telah memenuhi
kebutuhan dasar keluarganya.
66
5.9 .
Mekanisme Pemberdayaan Kelompok
Penguatan modal kelompok merupakan salah satu bentuk fasilitas dalam mengatasi keterbatasan modal. Prinsip dasar mekanisme pemberdayaan kelompok
di Kabupaten Pelalawan adalah : 1. Fasilitas penguatan modal kepada kelompok merupakan stimulan dalam
pendukung usaha kelompok, sedangkan motor penggerak utama pengembangan usaha kelompok adalah kemauan dan kemampuan kelompok
itu sendiri. 2. Fasilitas penguatan modal merupakan dana pinjaman yang wajib dipupuk dan
digulirkan atau dikelola melalui Lembaga Keuangan Mikro pedesaan. 3. Besarnya fasilitas penguatan modal disesuaikan dengan tahapan kebutuhan
pengembangan usaha kelompok, yang dituangkan dalam proposal atau rencana usaha kelompok.
4. Dana penguatan modal usaha kelompok dipergunakan untuk kegiatan usaha agribisnis on farm, off-farm dan non farm.
5. Pengembangan usaha kelompok diarahkan untuk menumbuhkan dan memperbesar skala usaha, meningkatkan efisiensi usaha dan meningkatkan
jaringan usahanya. 6. Pengembangan kelembagaan kelompok diarahkan pada kelembagaan koperasi
agribisnis dengan manajemen yang profesional dan mandiri. 7. Pengembangan manajemen usaha kelompok diarahkan pada peningkatan
kemampuan pengurus kelompok dalam mengelola usaha dan menumbuhkan partisipasi aktif para anggotanya sehingga tercapainya kemandirian kelompok.
8. Dalam rangka pengembangan kelembagaan, manajemen dan usaha kelompok difasilitasi dengan kegiatan pembinaan, pelatihan dan pendampingan,
pengembangan IPTEK. 9. Untuk optimalisasi kinerja kelompok dan pengendalian dilakukan kegiatan
monitoring, evaluasi dan pelaporan.
5.10. Pemanfaatan Dana Penguatan Modal Kelompok