Perumusan Masalah Strategi Peningkatan Peran Program Penguatan Modal Kelompok (PMUK) Dalam Pemberdayaan Kelompok Tani Sayur di Kabupaten Pelalawan Propinsi Riau

Hortikultura 2007 menyatakan bahwa tujuan pemberdayaan masyarakat pertanian melalui PMUK adalah: 1 memperkuat modal pelaku usaha dalam mengembangkan usaha agribisnis dan ketahanan pangan; 2 meningkatkan produksi, produktivitas dan pendapatan pelaku usaha pertanian; 3 mengembangkan usaha pertanian dan agroindustri di kawasan pengembangan; 4 meningkatkan kemandirian dan kerjasama kelompok; 5 mendorong berkembangnya lembaga keuangan mikro agribisnis dan kelembagaan ekonomi pedesaan lainnya. Indikator keberhasilan outcome kegiatan pemberdayaan masyarakat pertanian melalui penguatan modal usaha kelompok antara lain: 1 tumbuhnya usaha kelompok yang mampu mengelola permodalan sesuai kaidah-kaidah bisnis melalui pemanfaatan dan PMUK sesuai sasaran; 2 terjadinya peningkatan produktivitas usaha kelompok penerima PMUK; 3 terjadinya pemupukan modal dan pengembalianperguliran dari komponen yang harus digulirkan ke kelompok- kelompok lain sehingga dapat menjangkau kelompok–kelompok lain dan kelompok sasaran yang lebih luas. Sementara itu, statistik keberhasilan impact and benefit dari pemberdayaan masyarakat pertanian melalui penguatan modal usaha kelompok antara lain: 4 peningkatan modal usaha agribisnis dan ketahanan pangan; 6 perkembangan usaha agribisnis dan agroindustri di kawasan pengembangan; 7 peningkatan kemandirian dan kerjasama kelompok; 8 pertumbuhan dan perkembangan lembaga keuangan mikro agribisnis dan lembaga ekonomi pedesaan lainnya.Direktorat Jendral Hortikultura, 2007 Program PMUK di Provinsi Riau dimulai sejak tahun 1998. Setelah berjalannya program PMUK selama empat tahun, berbagai kendala dan masalah menghadang untuk mencapai keberhasilan program tersebut seperti belum seluruhnya petani penerima progam dapat mengembalikan pinjaman yang diberikan kepada kelompok, masih ditemukan adanya petani yang berpindah- pindah, sering terjadi produksi yang bersamaan dengan kelompok tani lainnya sehingga mengakibatkan harga menjadi murah dengan demikian perlu dilakukan evaluasi pelaksanaan proragm PMUK ini apakah telah berjalan sebagaimana mestinya sehingga dapat memberikan dampak positif bagi kesejahteraan petani.

1.2. Perumusan Masalah

19 Dalam rangka pemberdayaan masyarakat petani telah diterapkan program PMUK melalui pendekatan pola Bantuan Pinjaman Langsung ke Masyarakat BPLM. BPLM merupakan bantuan pinjaman berbunga lunak kepada petani untuk menambah modal usaha taninya agar tersedia tepat waktu dengan jumlah yang cukup disertai dengan bimbingan teknik oleh instansi pembina. Pelalawan merupakan salah satu kabupaten yang mendapatkan program PMUK yaitu sejak tahun 2004. Program ini telah melibatkan 8 kelompok tani, dengan jumlah petani 54 orang, dengan berbagai komoditas sayuran seperti cabai, bayam, kangkung, dan lain sebagainya dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Kelompok Tani Sayur Penerima Program PMUK melalui pola BPLM Kabupaten Pelalawan 2004 No Desa Kelompok Tani Jumlah Anggota orang Luas Areal ha Komoditas 1 Makmur Tani Makmur 11 Sayuran 2 2 Batang Kulim Sp Teladan 5 Sayuran 1 3 Betung Sp Empat 5 Sayuran 1 4 Genduang Genduang Sakti 5 Sayuran 1 Sidomulyo 4 Sayuran 1 5 Pematang Tinggi Karya Makmur 10 Sayuran 3 6 Bukit Lembah Subur Berkah Tani 8 Sayuran 1 7 Lubuk Keranji Buing Sakti III 6 Sayuran 3 Sumber : Dinas Tanaman Pangan Propinsi Riau Dalam pelaksanaan PMUK, terdapat beberapa permasalahan. Pertama, masih ada petani yang belum mengembalikan dana PMUK kepada kelompok tani. Sehingga hal tersebut berdampak pada status keberlanjutan para petani dalam usahataninya. Berdasarkan laporan dinas pertanian tanaman pangan dan hortikultura Kabupaten Pelalawan 2007, pengembalian dana BPLM baru sekitar 50 persen padahal PMUK di Kabupaten Pelalawan sudah ada dari tahun 2004. realisasi penyaluran dan pengembalian 2005-2007 dapat dilihat pada Tabel 2. 20 Tabel 2. Realisasi Penyaluran dan Pengembalian PMUK Melalui BPLM 2005-2007 ribuan 2005 2006 2007 Penya- Pengem- Pengem- Pengem- No Kecamatan Luran Sisa Sisa Sisa balian balian balian Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 1. Bunut 33.000 8.012 24.988 10.300 22.700 22.050 10.950 2. PKL Kuras 12.500 1.200 10.800 11.050 1.450 7.800 4.700 3. PKL Kuras 12.500 12.500 1.600 10.900 9.500 3.000 4. PKL Lesung 12.500 500 12.000 500 12.000 500 12.000 5. Kerumutan 12.000 450 11.550 2.850 9.150 4.950 7.050 6. PKL Kerinci 25.000 2.320 22.680 4.500 20.500 5.740 19.260 7. Kerumutan 30.000 2.382 27.618 14.286 15.714 22.995 7.005 8. PKL Lesung 12.500 500 12.000 500 12.000 500 12.000 Jumlah 150.000 75.965 Sumber : Laporan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Palalawan 2007 Permasalahan kedua yaitu masih ditemukannya petani yang berpindah- pindah. Hal tersebut terjadi karena petani yang mendapatkan PMUK adalah petani penggarap. Padahal seharusnya petani yang mendapatkan PMUK adalah petani pemilik. Namun, karena identifikasi pre-survey yang kurang cermat maka banyak bukan petani milik yang mendapatkan PMUK. Selain kedua masalah tersebut para petani di Kabupaten Pelalawan sering mempoduksi komoditi yang sama dengan kelompok tani lainnya sehingga harga komoditi tersebut menjadi murah karena menjadi lebih banyak. Hal ini diduga karena masih rendahnya tingkat pendidikan para petani di Kabupaten Pelalawan. Permasalahan di atas tentunya akan menghambat pencapaian tujuan PMUK khususnya peningkatan produksi, produktivitas, dan pendapatan petani penerima PMUK. Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas, maka pertanyaan yang paling mendasar adalah : 1. Bagaimana pelaksanaan program PMUK di Kabupaten Pelalawan? 21 2. Bagaimana strategi peningkatan peran program PMUK dalam pemberdayaan kelompok petani sayur di Kabupaten Pelalawan sehingga dapat mempengaruhi pendapatan dan kesejahteraan petani?

1.3. Tujuan dan Manfaat

Dokumen yang terkait

Evaluasi Anggota Kelompok Tani Terhadap Peran Pengurus Kelompok Tani dalam Pelaksanaan Musyawarah Kelompok Tani di Kabupaten Langkat

21 135 83

INTERNALISASI MODAL SOSIAL DALAM KELOMPOK TANI GUNA MENINGKATKAN DINAMIKA KELOMPOK TANI DI KABUPATEN JEMBER

0 13 7

Pemberdayaan Kelompok Tani (Studi Kasus Kelompok Tani di Desa Margamulya Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung Propinsi Jawa Barat)

0 11 106

Pemberdayaan kelompok tani karet melalui penguatan modal usaha kelompok (kasus desa teluk sampudau, kecamatan karau kuala, kabupaten Barito Selatan)

0 13 111

Strategi Peningkatan Peran Program Penguatan Modal Kelompok (PMUK) Dalam Pemberdayaan Kelompok Tani Sayur di Kabupaten Pelalawan Propinsi Riau

0 13 246

Pemberdayaan kelompok tani karet melalui penguatan modal usaha kelompok (kasus desa teluk sampudau, kecamatan karau kuala, kabupaten Barito Selatan)

0 40 101

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengembalian Kredit Penguatan Modal Usaha Kelompok (PMUK) Petani Bawang Merah di Kabupaten Bantul

0 2 16

Keberhasilan Program Kredit Penguatan Modal Usaha Kelompok (PMUK) pada Usahatani Bawang Merah di Kabupaten Bantul

0 3 16

PELAKSANAAN PROGRAM PENGUATAN MODAL USAHA KELOMPOK (PMUK) PADA KELOMPOK TANI SERBA USAHA DI KELURAHAN BATIPUAH PANJANG KECAMATAN KOTO TANGAH KOTA PADANG.

0 0 10

Manfaat Program Pemberdayaan Kelembagaan Kelompok Tani Dalam Penguatan Aksebilitas Petani (studi Kasus di Kelompok Tani Bina Harapan, Desa Karamatwangi, Kecamatan Cisurupan Kabupaten Garut).

0 0 2