sebelumnya 19921993 stok akhir sebesar 37.36 juta ton sementara angka konsumsi tetap.
Ada dua hal yang menarik apabila membandingkan laju peningkatan produksi dan konsumsi pada periode tersebut yakni: 1 laju peningkatan produksi
gula dunia per tahun tetap lebih tinggi dari laju peningkatan konsumsi meskipun terpaut dengan angka yang sangat kecil, tetapi stok awal maupun stok akhir pada
periode 19891990-19992000 menunjukkan pertumbuhan yang negatif; 2 di lain pihak laju peningkatan konsumsi yang lebih rendah pada periode 19891990-
19992000 tidak menyebabkan terjadinya laju pertumbuhan yang negatif pada stok awal dan stok akhir. Hal ini telah memberikan pertanda awal bahwa
perdagangan gula dunia yang terjadi saat ini tidak lagi menunjukkan situasi perdagangan gula dunia yang sebenarnya. Gula telah menjadi komoditi yang
strategis untuk dikuasai dalam percaturan politik dunia seperti komoditi pangan lainnya Suparno, 2004.
Tabel 1. Produksi, Penawaran dan Konsumsi Gula Dunia Tahun 19891990 sampai 19992000 juta ton
Tahun Stok Awal
Produksi Impor Penawaran Ekspor Konsumsi Stok Akhir
8990 30.49
109.22 29.38
169.09 30.04
108.45 30.45
9091 30.79
115.26 29.07
175.12 29.91
110.43 34.75
9192 36.23
116.24 28.72
180.49 29.74
111.26 39.49
9293 40.18
111.46 30.31
181.95 31.65
112.94 37.36
9394 21.57
109.73 29.56
160.87 29.57
112.05 19.25
9495 19.25
116.12 30.29
165.66 30.29
112.87 22.50
9596 55.50
122.30 34.14
178.94 34.14
118.47 26.33
9697 26.33
122.91 35.81
185.05 35.81
123.05 26.30
9798 26.20
125.21 34.80
186.21 34.80
125.07 26.34
9899 26.34
130.46 35.57
192.36 35.57
125.76 31.04
9920 31.04
133.88 36.73
201.73 36.73
130.54 34.38
Rata- Rata
28.28 119.34
32.22 179.85
32.57 107.09
29.83 -2.83
1.97 2.12
1.60 1.87
1.82 -2.10
Sumber: World Sugar and Sweeteners Year Book, 2000.
Kecenderungan globalisasi yang melanda ekonomi dunia membawa tantangan dan harapan baru dengan segala kerumitan yang terjadi. Salah satu
akibat globalisasi adalah semakin berkembangnya upaya untuk menciptakan pasar baru dengan menggunakan seluruh potensi sumberdaya yang tersedia. Namun
upaya tersebut juga mendorong semakin tingginya tingkat persaingan yang menuntut tingkat efisiensi tinggi dalam bidang produksi serta kecanggihan
tehnologi yang digunakan untuk meningkatkan atau mempertahankan daya saing yang dimiliki Amang dan Sawit, 1993. Pemenuhan kebutuhan gula di masa
globalisasi sekarang ini sama halnya memperhatikan ketahanan pangan dunia, karena gula merupakan bahan pangan pokok yang menguasai hajat hidup orang
banyak. Dalam konteks internasional, pangan bukan saja merupakan komoditi perdagangan tetapi juga menjadi instrumen politik dan sosial.
Ekspor gula dunia setiap tahun cenderung mengalami peningkatan sebesar 3.78 per tahun. Apabila dikategorikan berdasarkan jumlah ekspornya maka
terdapat 10 negara utama pengekspor gula selama 6 tahun Tabel 2. Pada periode 1995-2000 Brazil menjadi negara yang paling tinggi ekspor gulanya, menggeser
Kuba yang pada periode sebelumnya merupakan negara yang paling tinggi ekspornya. Rata-rata ekspor gula Brazil pada periode 1995-2000 mencapai 6.92
juta ton, dengan peningkatan rata-rata sebesar 18.28 persen per tahun. Sementara Kuba berada pada posisi keempat setelah Australia dan Thailand.
Ditinjau dari negara pengimpor, negara pengimpor gula terbesar adalah Rusia, dimana dalam enam tahun terakhir rata-rata impornya sebesar 11 persen,
menyusul Amerika Serikat dan Jepang masing-masing 5.7 persen dan 4.7 persen dari impor gula dunia pada tahun 19951996-19992000 Tabel 3. Sedangkan
Indonesia merupakan salah satu negara yang mengalami peningkatan jumlah impor yang cukup tinggi dimana impor gula Indonesia pada tahun 19951996
adalah sebesar 0.9 juta ton 2.7 meningkat menjadi 1,60 juta ton pada tahun 19992000 4.4. Peningkatan ini akan terus berlangsung mengingat kondisi
pergulaan Indonesia mengalami penurunan produksi. Hal ini diakibatkan dengan tidak efisiennya sistem pergulaan di Indonesia disamping sejumlah kebijakan
yang disinsentif dan sering terdistorsi dengan keadaan pasar dunia.
Tabel 2. Negara Eksportir Utama Gula Dunia Tahun 19951996-19992000
Volume 000 ton Persentase Terhadap Ekspor
Gula Dunia No
Negara 9596
9798 9900
Rata-Rata 6 Thn
9596 9798 9900
Rata-Rata 6 Thn
1 Brazilia
5,800 7,200 9,700 6,925
16.99 20.69 26.37 19.24
2 Australia
4,242 4,554 4,200 4,274
12.43 13.09 11.42 12.42
3 Thailand
4,537 2,490 3,400 3,605
13.29 7.16
9.24 10.50
4 Kuba
3,800 2,500 3,000 3,117
11.13 7.18
8.16 9.02
5 Ukraina
11,487 144
50 2,527
33.65 0.41
0.14 7.46
6 Guatemala
923 1,280 1,020 1,059
2.70 3.68
2.77 3.07
7 Afrika
399 1,160 1,325 958
1.17 3.33
3.60 2.72
8 Columbia
694 1,020 940
823 2.03
2.93 2.56
2.36 9
Meksiko 587 1,135
900 685
1.72 3.26
2.45 1.95
10 China 952
308 470
523 2.79
0.89 1.28
1.52 Sumber : World Sugar Situation Outlook, 2000.
Apabila diperhatikan total impor gula kesepuluh negara importir utama gula dunia pada tahun 19951996-19992000 Tabel 3, adalah sebesar 108 juta
ton atau sebesar 70.26 persen dari nilai impor gula dunia yang tentunya akan mempengaruhi nilai perdagangan gula di pasar dunia. Perkembangan impor ini
merupakan kondisi yang harus dipenuhi oleh setiap negara pengimpor gula, terkait dengan upaya menjaga kecukupan pangan food sufficient di negaranya.
Sehingga secara tidak langsung tercipta suatu ketergantungan kepada negara- negara penghasil dan pengekspor gula terbesar di dunia.
Untuk melihat kecenderungan pasar dunia, maka tidak dapat terlepas dari kemampuan produksi dalam suatu kawasan dalam memenuhi konsumsinya.
Dengan melihat imbangan pangsa produksi dan konsumsi antar kawasan, kawasan Asia, Afrika dan Eropa mengalami defisit gula net importer. Hanya dua kawasan
yang diyakini memiliki surplus gula yaitu Amerika dan Oseania Rusastra dkk,1999. Dari akumulasi jumlah kekurangan seluruh kawasan dibandingkan
jumlah kelebihannya maka dapat disimpulkan bahwa dunia sebenarnya tidak mengalami kekurangan gula pasir untuk konsumsi masyarakat dunia.
Tabel 3. Negara Importir Utama Gula Dunia Tahun 19951996-19992000
Volume 000 ton Persentase Terhadap Impor Gula
Dunia No
Negara 9596 9798 9900
Rata-Rata 6 Thn
9596 9798 9900
Rata-Rata 6 Thn
1
Rusia 3,200 4,210 3,800
3,818 9.37 12.10 10.35
10.99
2
Amerika 3,536 1,962 1,560
1,979 7.43
5.64 4.25
5.74
3 Jepang
1,673 1,542 1,573 1,607
4.90 4.43
4.28 4.68
4
Korea 1,411 1,424 1,480
1,435 4.13
4.09 4.03
4.16
5
Malaysia 1,120 1,065 1,280
1,147 3.28
3.06 3.48
3.32
6 Iran
940 1,200 1,500 1,115
2.75 3.45
4.08 3.20
7 Kanada
1,174 1,061 1,110 1,089
3.44 3.05
3.02 3.16
8 Indonesia
919 921 1,600
1,103 2.69
2.65 4.36