Tarif Impor Gula HASIL DAN PEMBAHASAN

dan -0.0824. Artinya, peningkatan harga gula dunia jenis white sugar akan menurunkan harga gula dunia jenis raw sugar dan tarif impor sebesar nilai koefisiennya.

d. Tarif Impor Gula

Tarif impor gula terlihat nyata mempengaruhi harga gula domestik dan harga kedua jenis gula dunia. Koefisien tarif impor gula yang nyata terhadap harga gula domestik terjadi pada lag dua dan tiga, dengan koefisien sebesar 1.50360 dan 1.14900. Koefisien tarif impor yang nyata terhadap harga gula dunia jenis raw sugar terletak pada lag satu yang bernilai -1.10810. Sementara koefisien tarif impor yang nyata terhadap harga gula dunia jenis white sugar terletak pada lag satu dengan koefisien sebesar -1.25620. Nilai koefisien tarif impor yang nyata terhadap harga gula domestik adalah bernilai positif. Artinya, peningkatan tarif impor gula akan menurunkan harga gula di pasar domestik sebesar nilai koefisiennya. Sementara nilai koefisien tarif impor gula yang nyata terhadap harga gula dunia jenis raw sugar dan white sugar memiliki nilai yang negatif. Artinya, peningkatan tarif impor gula akan menurunkan harga kedua jenis gula dunia sebesar nilai koefisiennya.

6.2.5. Uji Kebaikan Model

Setelah dilakukan estimasi model untuk setiap persamaan, langkah selanjutnya adalah menguji kebaikan model yang sudah terbentuk. Hal yang harus diperhatikan pada uji kebaikan model adalah data setiap variabel harus bersifat stasioner dan memiliki sifat white noise. Sifat white noise antara lain memiliki rataan nol, ragam konstan dan saling bebas. Uji kestasioneran data telah dilakukan pada tahap awal analisis yaitu dengan menggunakan uji ADF, dimana uji tersebut menghasilkan data yang stasioner pada pendiferensiasian pertama. Sementara untuk uji white noise terdapat pada diagnostic test hasil estimasi koefisien model VAR pada Lampiran 4, dan dapat dilihat lebih ringkas pada Tabel 9. Tabel 9. Diagnostic Test Model VAR p-value No Test Statistik DPDOM DPRAW DPWHITE DTI 1 Serial Correlation 0.148 0.085 0.001 0.003 2 Functional Form 0.000 0.111 0.513 0.000 3 Normality 0.171 0.160 0.000 0.000 4 Heteroscedasticity 0.364 0.636 0.010 0.000 5 R-Squared 0.408 0.382 0.416 0.176 6 DW-statistic 1.947 2.029 1.977 2.098 Keterangan: - H merupakan tidak terjadi pelanggaran terhadap setiap asumsi Ordinary Least Square OLS - T araf nyata pada รก = 0.20 20 Tabel 9 menunjukkan bahwa tidak ada persamaan yang mengandung masalah serial correlation autokorelasi. Hal ini terlihat dari nilai t-statistik yang lebih kecil dari taraf nyata sebesar 20 persen, dan didukung dengan nilai statistik Durbin-Watson yang lebih besar dari satu. Sementara variabel yang mengandung masalah fungsional form adalah variabel harga gula dunia jenis white sugar. Variabel yang mengandung masalah heteroscedasticity adalah harga gula domestik dan harga gula dunia jenis raw sugar. Terlihat bahwa terdapat persamaan yang mengandung masalah seperti functional form dan heteroscedasticity. Hal ini bukan berarti persamaan tersebut tidak dapat digunakan lebih lanjut Riadsyah, 2004. Persamaan tersebut masih dapat digunakan walaupun validitas model kurang meyakinkan. Nilai R-Squared yang kurang memuaskan menggambarkan keterbatasan ruang lingkup penelitian. Hal ini dapat dijelaskan dengan tujuan penelitian untuk menganalisis hubungan antara variabel yang akan diestimasi harga gula domestik, harga gula dunia jenis raw sugar dan white sugar serta tarif impor gula. Solusi agar R-Squared model lebih baik adalah dengan menambah variabel di luar model yang signifikan. 6.3. Pembahasan 6.3.1.