Model Vector Autoregression VAR

harga, tingkat keterisolasian dan tingkat keterpaduan pasar Natawijaya, 2001. Model ini juga dapat menunjukkan besarnya pengaruh perubahan harga yang terjadi di suatu pasar akibat faktor musiman dan faktor lain yang terjadi di pasar tersebut.

3.1.4. Model Vector Autoregression VAR

Model Vektor Autoregresi atau yang lebih dikenal dengan VAR adalah suatu sistem persamaan yang memperlihatkan setiap peubah sebagai fungsi linier dari konstanta dan nilai lag lampau dari peubah itu sendiri serta nilai lag dari peubah lain yang ada dalam sistem. Jadi peubah penjelas dalam VAR meliputi nilai lag dari peubah tak bebas dependen yang ada dalam sistem persamaan. VAR dengan ordo p dan peubah n buah tak bebas pada waktu ke-t dapat dimodelkan sebagai: Y t = a + a 1 y t-1 + a 2 y t-2 + ... + a p y t-p + å t dimana: Y t : vektor peubah tak bebas y 1.t , y 2.t ,..., y n.t yang berukuran n x 1 a : vektor intersep berukuran n x 1 a i : matriks parameter berukuran n x m untuk setiap i = 1, 2,..., p å t : vektor sisaan å 1. t , å 2. t , ..., å n. t yang berukuran n x 1 n : jumlah baris pada matriks n x m m : jumlah kolom pada matriks n x m atau dapat juga disusun dalam bentuk matriks sebagai berikut: Y 1t a 0t a 11 a 12 a 13 a 14 y 1t å 1 t Y 2t a 0t a 21 a 22 a 23 a 24 y 2t å 2 t Y 3t = a 0t + a 31 a 32 a 33 a 34 y 3t + å 3 t Y 4t a 0t a 41 a 42 a 43 a 44 y 4t å 4t Peubah y k k = 1, 2,..., n memiliki persamaan parsial sebagai berikut: Y k.t = a k0 + a k1 1y 1.t-1 + a k2 1 y 2.t-1 + ... + a kn 1y n.t-1 + a k1 2y 1.t-2 + a k2 2 y 2.t-2 + ... + a kn 2y n.t-2 + ... + a k1 py 1.t-p + a k2 py 2.t-p + ... + a kn py n.t-p + å k.t Dengan a kj L adalah unsur baris ke-k dan kolom ke-j dari matriks A L , dapat diartikan sebagai koefisien peubah ke-j pada persamaan parsial peubah ke-k, dimana L = 1, 2, ..., p dan j = 1, 2, ..., n. Asumsi yang harus dipenuhi dalam metode VAR adalah: 1. Semua peubah tak bebas harus bersifat stasioner. 2. Semua sisaan bersifat white noise, yakni memiliki rataan nol, ragam konstan dan saling bebas. 3.2. Kerangka Pemikiran Operasional Pembentukan harga gula di suatu negara yang menganut perekonomian terbuka akan dipengaruhi oleh harga gula di pasar dunia. Secara garis besar keterkaitan antara harga gula di pasar domestik dan harga gula di pasar dunia dapat dilihat pada Gambar 4. Berdasarkan gambar tersebut dapat dilihat bahwa perubahan suatu komponen akan dipengaruhi oleh keadaan komponen lain dan biasanya akan terjadi efek balik pada periode yang sama ataupun periode berikutnya. Adanya intervensi kebijakan pemerintah dalam suatu komponen, misalnya harga dasar gula akan mempengaruhi komponen lain secara simultan. Harga gula di pasar dunia dipengaruhi oleh kekuatan penawaran dan permintaan di pasar dunia, disamping adanya pengaruh struktur pasar itu sendiri serta kebijakan protektif yang diterapkan oleh negara eksportir maupun importir. Kebijakan ini dapat berupa tarif impor, subsidi ekspor, tarif ekspor, kuota impor, kuota ekspor, dll. Penawaran di pasar dunia dipengaruhi oleh jumlah ekspor dari negara produsen gula dunia, sedangkan permintaannya merupakan jumlah total impor dari negara importir utama yang mengalami defisit gula termasuk Indonesia. Ket: Bagian yang akan diteliti adalah bagian yang dicetak tebal Gambar 4. Keterkaitan Harga Gula Domestik dengan Harga Gula Dunia. Struktur Pasar Dunia Harga Gula Domestik Total Permintaan T a r i f Impor Ekspor Gula Dunia Impor Gula Dunia Harga Tebu Total Penawaran Kebijakan Harga Dasar Struktur Pasar Domestik S t o k Gula Awal Tahun Harga Gula Dunia Produksi Gula Impor Indonesia Konsumasi Gula Margin Pemasaran Pendapatan Petani Transmisi Harga Kebijakan Negara Eksportir dan Importir S t o k Gula Akhir Tahun Harga gula di pasar domestik dipengaruhi oleh total penawaran, total permintaan, struktur pasar serta kebijakan domestik seperti tarif impor dan harga dasar gula. Indonesia yang menganut perekonomian terbuka, total penawaran gulanya pada satu tahun tertentu merupakan jumlah produksi gula domestik, jumlah gula impor dan stok gula awal tahun. Sedangkan total permintaan gula merupakan penjumlahan dari total permintaan untuk konsumsi dan stok gula akhir tahun. Sejak tahun 1967, Indonesia telah melakukan impor gula. Hal ini dilakukan pemerintah untuk memenuhi permintaan gula domestik yang cukup tinggi dan melebihi penawaran domestik. Pemerintah menunjuk Bulog sebagai satu satunya lembaga yang berwenang untuk melakukan impor gula. Adanya monopoli impor gula oleh Bulog menimbulkan distorsi pasar di pasar gula domestik. Tahun 1998 pemerintah menghapuskan monopoli impor gula yang selama ini dilakukan Bulog. Keputusan ini sekaligus membuka jalan bagi pihak swasta untuk mengimpor gula. Hal ini mengakibatkan impor gula yang cukup tinggi di awal pemberlakuan liberalisasi, karena pada saat itu tidak ada hambatan perdagangan yang dapat membatasi impor gula. Tingginya impor gula Indonesia mengakibatkan adanya integrasi yang kuat antara pasar gula domestik dengan pasar gula dunia. Sehingga perubahan harga yang terjadi di pasar gula dunia akan langsung ditransmisikan disalurkan ke pasar gula domestik. Arus perdagangan ini menyebabkan terbentuknya keterkaitan antara pasar gula domestik dengan pasar gula dunia. Pasar gula domestik yang terpisah secara geografis dengan pasar gula dunia menyebabkan hubungan yang terjadi diantara keduanya merupakan hubungan spasial. Hubungan keduanya dapat dianalisis dengan pendekatan integrasi pasar spasial, dimana perubahan harga pada suatu pasar akan ditransformasikan ke pasar lainnya yang terhubung dengan pasar tersebut. Hal ini menyebabkan peningkatan harga di suatu pasar merambat menjadi gejolak harga di pasar yang terintegrasi. Sejak liberalisasi perdagangan gula diberlakukan di Indonesia, volume impor gula jauh lebih besar dibanding volume impor sebelum pemberlakuan liberalisasi perdagangan. Volume impor gula yang tinggi disadari pemerintah dapat menekan posisi gula domestik, sehingga pada tahun 2000 pemerintah mengeluarkan keputusan tentang pemberlakuan tarif impor gula. Hal ini dilakukan pemerintah untuk mengurangi impor gula dan memperbaiki posisi harga gula domestik agar tidak terlalu rendah dengan adanya pengaruh harga gula impor. Tarif impor gula ini akan dibebankan importir kepada konsumen melalui peningkatan harga gula di pasar domestik. Analisis keterpaduan pasar gula domestik dan pasar gula dunia menggunakan model Vektor Autoregresi VAR. Analisis juga memasukkan variabel tarif impor gula, untuk melihat pengaruh penerapan tarif impor gula dalam proses integrasi pasar yang terjadi.

IV. METODE PENELITIAN