Penelitian Terdahulu Tentang Integrasi Pasar Gula

bahwa yang mempengaruhi harga gula domestik adalah volume impor gula berpengaruh negatif dan harga gula impor berpengaruh positif. Berdasarkan penelusuran hasil penelitian terdahulu tentang harga gula, dapat disimpulkan bahwa harga gula dunia cenderung dipengaruhi oleh ekspor dan impor gula dunia. Indonesia sebagai negara net importer gula, harga gula domestik akan dipengaruhi oleh volume dan harga gula di pasar dunia. Hal ini menunjukkan peran Indonesia dalam pembentukan harga gula dunia cukup rendah dan dapat dikatakan hanya sebagai penerima harga price taker.

2.2. Penelitian Terdahulu Tentang Integrasi Pasar Gula

Hutabarat 1988 melakukan penelitian mengenai keterpaduan pasar gula pasir di pulau Jawa dengan menggunakan model Autoregressive Distributed Lag. Data yang digunakan adalah harga konsumen bulanan ibukota propinsi di Jawa mulai dari April 1969 hingga Februari 1986. Pasar acuan dalam penelitian ini adalah Jakarta dan pasar lokal adalah Bandung, Semarang, Yogyakarta dan Surabaya. Berdasarkan hasil analisis terhadap harga mengatakan bahwa harga di pasar acuan Jakarta selalu lebih rendah daripada harga di keempat kota lain yang merupakan pasar lokal, namun terdapat keterpaduan pasar yang cukup erat antara pasar Jakarta dengan keempat pasar tersebut. Analisis keterpaduan pasar memperlihatkan bahwa keterpaduan jangka panjang terjadi antara Jakarta dengan pasar di Semarang, Yogyakarta dan Surabaya, sedangkan Jakarta dengan Bandung tidak. Akan tetapi, Bandung memiliki keterpaduan jangka pendek yang terbaik dengan Jakarta dibanding ketiga pasar lokal lainnya, dan yang terburuk terhadap Surabaya. Dapat disimpulkan bahwa keterpaduan pasar jangka panjang dan jangka pendek dipengaruhi oleh jarak pasar acuan dengan pasar lokal. Hermanto 1999 menganalisis integrasi pasar vertikal antara pasar produsen PT. PG. Rajawali II, pasar pedagang besar di Jakarta dan pasar pedagang pengecer di Jakarta dan Bandung, dengan menggunakan metode autoregresi. Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak terjadi integrasi pasar jangka pendek maupun jangka panjang antara PT. PG. Rajawali II dengan pasar pedagang besar Jakarta dan pasar pedagang pengecer Jakarta dan Bandung. Hal ini disebabkan oleh tidak sepenuhnya informasi pasar disalurkan ke pasar lokal. Menurut hasil pengamatan, terdapat beberapa hal yang mempengaruhinya, yakni PT. PG. Rajawali II mampu menganalisis kekuatan pasar, sehingga informasi yang dimiliki digunakan untuk mendapatkan profit yang lebih besar. Kedua, karena besarnya biaya tataniaga akibat situasi perekonomian yang tidak stabil, hal ini ditunjukkan dengan tingginya tingkat inflasi dan fluktuasi nilai kurs Rupiah terhadap Dolar Amerika. Berdasarkan penelusuran penelitian terdahulu terhadap integrasi pasar gula, dapat disimpulkan bahwa apabila dua buah pasar terintegrasi, gejolak harga yang terjadi di pasar acuan akan disalurkan ke pasar lokal. Akan tetapi, pada umumnya harga yang terjadi di pasar acuan lebih rendah daripada harga di pasar lokal. Keterpaduan pasar terjadi karena lancarnya informasi yang mengalir dari pasar acuan ke pasar lokal, apabila terdapat hambatan perdagangan maka integrasi pasar tidak akan terjadi.

2.3. Penelitian Terdahulu Tentang Pengaruh Tarif Impor Gula