Sumber: www.zimbio.com
Gambar 8 Komponen-komponen pancing tonda
2.4 Model Surplus Produksi
Menurut Sparre and Venema 1999, tujuan penggunaan model surplus produksi adalah untuk menentukan tingkat upaya optimum biasa disebut effort
MSY, yaitu suatu upaya yang dapat menghasilkan suatu hasil tangkapan maksimum lestari tanpa mempengaruhi produktivitas stok secara jangka panjang,
yang biasa disebut hasil tangkapan maksimum lestari maximum sustainable yieldMSY. Model surplus produksi dapat diterapkan bila diketahui dengan baik
tentang hasil tangkapan total berdasarkan spesies danatau hasil tangkapan per unit upaya catch per unit effortCPUE per spesies danatau CPUE berdasarkan
spesies dan upaya penangkapannya dalam beberapa tahun. Upaya penangkapan harus mengalami perubahan substansial selama waktu yang dicakup.
Gulland 1988 vide Kurniawati 2005 menguraikan bahwa maximum sustainable yield MSY adalah hasil tangkapan terbanyak berimbang yang dapat
dipertahankan sepanjang masa pada suatu intensitas penangkapan tertentu yang mengakibatkan biomassa sediaan ikan pada akhir suatu periode tertentu sama
dengan sediaan biomassa pada permulaan periode tertentu tersebut. Maximum sustainable yield mencakup 3 hal penting yaitu:
1. Memaksimalkan kuantitas beberapa komponen perikanan 2. Memastikan bahwa kuantitas-kuantitas tersebut dapat dipertahankan dari
waktu ke waktu 3. Besarnya hasil penangkapan adalah alat ukur yang layak untuk menunjukkan
keadaan perikanan roller
swivel swivel
hook hook
wire rope tali utama
Model surplus produksi yang digunakan untuk menentukan MSY dan upaya penangkapan optimum ini menyangkut hubungan antara kelimpahan dari
sediaan ikan sebagai massa yang uniform dan tidak berhubungan dengan komposisi dari sediaan seperti proporsi ikan tua atau besar. Kelebihan model
surplus produksi ini adalah tidak banyak memerlukan data, yaitu hanya data hasil tangkapan dan upaya penangkapan atau hasil tangkapan per satuan upaya
Kurniawati 2005. Menurut Sparre dan Venema 1999, terdapat beberapa persyaratan untuk
analisis model surplus produksi,antara lain: 1. Ketersediaan ikan pada tiap-tiap periode tidak mempengaruhi daya tangkap
relatif 2. Distribusi ikan menyebar merata
3. Masing-masing alat tangkap menurut jenisnya mempunyai kemampuan tangkap yang seragam
Model surplus produksi memiliki beberapa asumsi. Adapun asumsi-asumsi tersebut menurut Sparre dan Venema 1999 yaitu:
1. Asumsi dalam keadaan ekuilibrium Pada keadaan ekuilibrium, produksi biomassa per satuan waktu adalah
sama dengan jumlah ikan yang tertangkap hasil tangkapan per satuan waktu ditambah dengan ikan yang mati karena keadaan alam.
2. Asumsi biologi Menurut Ricker 1975 vide Kurniawati 2005, alasan biologi yang
mendukung model surplus produksi yaitu: a. Menjelang densitas stok maksimum, efisiensi reproduksi berkurang dan
sering terjadi jumlah rekrutmen lebih sedikit daripada densitas yang lebih kecil. Pada kesempatan berikutnya, pengurangan dari stok akan
meningkatkan rekrutmen. b. Bila pasokan makanan terbatas, makanan kurang efisien dikonversikan
menjadi daging oleh stok yang besar daripada oleh stok yang lebih kecil. Setiap ikan pada suatu stok yang besar masing-masing memperoleh
makanan lebih sedikit; dengan demikian dalam fraksi yang lebih besar
makanan hanya digunakan untuk mempertahankan hidup, dan dalam fraksi yang lebih kecil digunakan untuk pertumbuhan.
c. Pada suatu stok yang tidak pernah dilakukan penangkapan terdapat kecenderungan lebih banyak individu yang tua dibandingkan dengan stok
yang telah dieksploitasi. 3. Asumsi terhadap koefisien kemampuan menangkap
Pada model surplus produksi diasumsikan bahwa mortalitas penangkapan proporsional terhadap upaya. Namun demikian upaya ini tidak
selamanya benar, sehingga kita harus memilih dengan benar upaya penangkapan yang benar-benar berhubungan langsung dengan mortalitas
penangkapan. Suatu alat tangkap baik jenis maupun ukuran yang dipilih adalah yang mempunyai hubungan linear dengan laju tangkapan.
Menurut Fauzi 2004, secara biologis, pertumbuhan populasi ikan pada periode tertentu di suatu daerah perbatasan merupakan fungsi dari jumlah awal
populasi tersebut. Hal ini berarti bahwa populasi pada awal periode menentukan perubahan stok ikan pada periode waktu tertentu. Analisis ini didasarkan pada
konsep produksi biologi kuadratik yang dikembangkan oleh Verhulst pada tahun 1883 dan kemudian diterapkan untuk perikanan oleh seorang ahli biologi
perikanan yaitu Schaefer pada tahun 1957. Penerapan konsep produksi kuadratik untuk perikanan tersebut menggambarkan antara produksi dengan effort yang
dikenal dengan Model Pertumbuhan Schaefer atau disebut juga kurva produksi lestari kurva Maximum Sustainable YieldMSY.
Pada kurva MSY, sumbu X menunjukkan effort dari kegiatan perikanan dan sumbu Y menunjukkan produksi dari kegiatan perikanan. Kurva MSY
menunjukkan bahwa pada kondisi tidak ada aktivitas penangkapan atau tidak ada effort, maka produksi ikan akan sama dengan nol. Tetapi, apabila effort
ditingkatkan sampai pada batas effort optimal E
MSY
maka akan diperoleh produksi lestari atau lebih dikenal dengan MSY. Perlu diingat bahwa kurva MSY
berbentuk kuadratik, sehingga peningkatan effort yang dilakukan secara terus menerus setelah melampaui batas MSY tidak akan diikuti dengan peningkatan
produksi lestari. Dengan kata lain, produksi lestari akan mengalami penurunan
kembali pada saat effort telah melewati batas effort optimal Suyasa 2007. Gambar 9 menunjukkan kurva MSY untuk kegiatan perikanan tangkap.
Gambar 9 Kurva MSY untuk kegiatan perikanan tangkap
2.5 Over Fishing pada Sumberdaya Perikanan