Perumusan Masalah Hipotesis Opimization of skipjack tuna fisheries development in East Lombok District West Nusa Tenggara Province

setelah tahun 2001, produksi ikan cakalang tetap mengalami peningkatan sekitar 5 – 7 setiap tahunnya. Berdasarkan data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, produksi ikan cakalang tahun 2010 di Indonesia mencapai 329.949 ton. Kenyataan tersebut sangat mengkhawatirkan karena dapat menyebabkan adanya over fishing pada perikanan cakalang di Indonesia. Peningkatan jumlah armada penangkapan ikan cakalang di Indonesia yang diikuti dengan peningkatan produksi ikan cakalang tersebut berbeda dengan kondisi perikanan cakalang di Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat NTB. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan DKP Provinsi NTB, produksi ikan cakalang di Kabupaten Lombok Timur mengalami penurunan sejak lima tahun terakhir. Produksi ikan cakalang pada tahun 2006 berjumlah 2.913,90 ton dan tahun 2010 produksi ikan cakalang tersebut hanya mencapai 1.702,90 ton. Namun, penurunan produksi ikan cakalang tersebut bertolak belakang dengan armada perikanan cakalang yang mengalami peningkatan. Pada tahun 2006, jumlah armada perikanan cakalang di Kabupaten Lombok Timur berjumlah 968 unit dan tahun 2010 armada perikanan tersebut mencapai 998 unit. Kondisi dimana jumlah armada perikanan meningkat tetapi produksinya menurun sangat mengkhawatirkan karena akan menyebabkan kepunahan bagi sumberdaya ikan. Kondisi inilah yang menyebabkan perlu dilakukannya penelitian mengenai optimasi pengembangan perikanan cakalang di Kabupaten Lombok Timur. Melalui penelitian ini, diharapkan dapat memberikan masukan yang berarti dalam pengembangan perikanan cakalang yang optimal dan berkelanjutan sehingga dapat memberikan dampak terhadap kesejahteraan masyarakat, khususnya di Kabupaten Lombok Timur.

1.2 Perumusan Masalah

Secara umum, potensi sumberdaya ikan yang melimpah seringkali dijadikan alasan untuk melakukan pengembangan usaha perikanan, dan pengembangan tersebut dilakukan dengan cara peningkatan produksi, baik melalui peningkatan upaya tangkap maupun melalui peningkatan jumlah tangkapannya. Namun, pengembangan yang dilakukan itu tidak memperhatikan kelestarian sumberdaya ikan yang menjadi objek dari usaha perikanan. Hal ini menimbulkan dampak buruk pada pengelolaan sumberdaya perikanan yang berkelanjutan. Kabupaten Lombok Timur memiliki produksi perikanan pelagis yang cukup besar, salah satunya adalah ikan cakalang. Hal ini menimbulkan munculnya usaha perikanan di sekitar wilayah Kabupaten Lombok Timur. Adapun dampak dari munculnya usaha perikanan tersebut adalah pemanfaatan ikan cakalang yang tidak memperhatikan kelestarian dari ikan cakalang tersebut. Kekhawatiran mengenai status over fishing terhadap ikan cakalang di perairan Kabupaten Lombok Timur pun muncul terhadap pemanfaatan ikan cakalang tersebut. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan pokok-pokok permasalahan dalam pengembangan perikanan cakalang yang optimal dan berkelanjutan di Kabupaten Lombok Timur, diantaranya adalah: 1. Bagaimana unit penangkapan ikan cakalang yang digunakan oleh nelayan- nelayan di Kabupaten Lombok Timur? 2. Bagaimana status sumberdaya ikan cakalang di perairan Kabupaten Lombok Timur? 3. Bagaimana kelayakan usaha perikanan cakalang di Kabupaten Lombok Timur untuk jangka pendek maupun jangka panjang? 4. Bagaimana alokasi unit penangkapan ikan cakalang di Kabupaten Lombok Timur? 5. Bagaimana strategi pengembangan ikan cakalang di Kabupaten Lombok Timur?

1.3 Hipotesis

Pada penelitian ini, terdapat sebuah hipotesis, dimana hipotesis ini akan menjadi dasar untuk dapat menjawab beberapa permasalahan dalam pengembangan perikanan cakalang di Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Adapun hipotesis tersebut yaitu stok sumberadaya ikan cakalang di Kabupaten Lombok Timur telah over fishing karena diduga adanya pemanfaatan sumberdaya ikan cakalang yang berlebih.

1.4 Tujuan