Pengembangan Sumberdaya Perikanan Opimization of skipjack tuna fisheries development in East Lombok District West Nusa Tenggara Province

baik dan minimum untuk hal yang buruk. Karena optimasi mencakup usaha untuk menemukan cara terbaik di dalam melakukan suatu pekerjaan, cara terbaik di dalam memecahkan suatu persoalan, maka aplikasinya meluas pada hal-hal praktis dalam dunia produksi, industri, perdagangan dan politik Haluan 1985 vide Rawung 1999. Dalam melakukan proses optimasi, perlu terlebih dahulu melakukan pemilihan ukuran kuantitatif dan efektifitas dari suatu persoalan. Oleh karena itu, perlu adanya pengetahuan dan penguasaan sistem yang berlaku dalam persoalan tersebut, baik dalam persoalan fisika maupun ekonomi.

2.7 Pengembangan Sumberdaya Perikanan

Alhidayat 2002 menyatakan bahwa pengembangan merupakan suatu usaha perubahan dari suatu nilai kurang kepada sesuatu yang dinilai baik ataupun dari suatu yang sudah baik menjadi lebih baik. Menurut Manurung 1998 vide Widyaningsih 2004, pengembangan adalah proses yang membawa peningkatan sosial yang disertai dengan meningkatkan taraf hidup. Dengan demikian, pengembangan dapat diartikan sebagai proses yang menuju pada suatu kemajuan. Pengembangan dalam bidang perikanan yaitu keberlanjutan melalui suatu peningkatan produksi yang didasari suatu kebijakan yang baik akan meningkatkan produksi berikutnya. Adapun inti dari pengembangan perikanan yaitu suatu perubahan yang ingin dicapai berdasarkan tujuan atau perubahan yang kurang baik menjadi lebih baik atau meningkat dari sebelumnya. Perlu diketahui bahwa tujuan dari suatu pengembangan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran Priadi 2006. Bahari 1989 vide Priadi 2006 menyampaikan bahwa pengembangan perikanan merupakan suatu proses atau kegiatan manusia untuk meningkatkan produksi di bidang perikanan sekaligus meningkatkan pendapatan nelayan melalui penerapan teknologi yang lebih baik. Haluan dan Nurani 1988 vide Ihsan 200 mengungkapkan bahwa perkembangan perikanan dapat dilakukan melalui kriteria pengkajian aspek-aspek Bio-Technico-Sosio-Economic-Approach sebagai berikut: 1. Tidak merusak atau mengganggu kelestarian sumberdaya aspek biologi 2. Dapat efektif digunakan aspek teknis 3. Dapat diterima masyarakat nelayan aspek sosial 4. Teknologi bersifat menguntungkan aspek ekonomi 5. Izin pemerintah kebijakan dan peraturan pemerintah Upaya pengembangan perikanan laut dan pengelolaan di masa mendatang akan lebih mudah dirasakan jika pengembangan perikanan dan pengelolaannya disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi iptek. Dengan adanya pemanfaatan iptek tersebut, diharapkan stakeholder akan mampu mengatasi keterbatasan sumberdaya pada suatu tempat dimana dia berada melalui suatu langkah yang rasional untuk mendapatkan manfaat yang optimal dan berkelanjutan melalui pengembangan dan pengelolaan dengan mempertimbangkan aspek teknis, biologi, sosial, budaya dan ekonomi Barus et al. 1991. Ditjen Perikanan 1999 vide Baruadi 2004 menyatakan bahwa untuk pengembangan produksi atau pemanfaatan sumberdaya perikanan di masa mendatang, maka terdapat beberapa langkah yang harus dikaji dan kemudian diusahakan untuk dilaksanakan. Adapun langkah-langkah yang dimaksud tersebut yaitu: 1. Pengembangan prasarana perikanan 2. Pengembangan agroindustri 3. Pengembangan kelembagaan dan penyelenggaraan penyuluhan perikanan 4. Pengembangan sistem informasi manajemen perikanan. Perlu diperhatikan, bahwa dalam pengembangan perikanan sumberdaya dan daya dukung lainnya perlu diperhatikan kebutuhan dan pengendalian dalam menerapkan pembangunan perikanan yang berkelanjutan, sehingga kelestarian sumberdaya dan kegiatan perikanan dapat dijamin keberadaannya Naamin 1987 vide Monintja 1994. Wahyono 1991 vide Mohammad 2006 menyatakan bahwa pengembangan usaha perikanan dibagi dalam tiga daerah yaitu daerah potensial, daerah padat tangkap dan daerah lepas pantai. Pengembangan untuk ketiga daerah tersebut dilakukan dengan cara: 1. Daerah potensial: peningkatan unit penangkapan, intensifikasi usaha, modernisasi alat tangkap dan mengganti alat yang tidak produktif serta mendatangkan transmigrasi. 2. Daerah padat tangkap: memperluas daerah operasi penangkapan dengan meningkatkan kemampuan kapal yang dioperasikan modernisasi, mengatur daerah dan atau musim penangkapan sesuai dengan alat tangkapnya, mentransmigrasikan nelayan, pembatasan dan pengendalian jumlah alat tangkapnya serta diversifikasi dan mengkonversi usaha penangkapan ke budidaya laut. 3. Daerah lepas pantai: penambahan unit penangkapan ikan, modernisasi alat dan kapal penangkapan ikan, mendatangkan transmigrasi, perluasan daerah operasi penangkapan ikan serta penanaman modal.

2.8 Analisis Finansial