Teknik Pengumpulan Data Teknik Pengelolaan dan Analisis Data
para penuntut ilmu wajib berniat untuk belajar selama mempelajari ilmu. Karena niat merupakan dasar pokok dalam segala hal. Maka
sebaiknya penuntut ilmu itu berniat menuntut ilmu semata-mata untuk mencari keridhaan Allah SWT, untuk memperoleh pahala akhirat, untuk
menghilangkan kebodohan pada dirinya dan dari seluruh orang bodoh, untuk menghidupkan agama dan menegakkan agama Islam.
3
Sebagaimana Rasulullah bersabda:
:
Dari Amiril mu’minin, Abu Hafs Umar bin Ibnu Khottab r.a ia berkata, Aku telah mendengar Rasulullah saw bersabda:
“Sesungguhnya amal perbuatan itu hanya tergantung pada niatnya, dan seseorang mendapat
pahala sesuai dengan niatnya .”H.R. Bukhari dan Muslim.
4
Dalam menuntut ilmu hendaknya juga berniat mensyukuri nikmat akal dan kesehatan tubuh. Janganlah sekali-kali kamu berniat dalam menuntut
ilmu itu untuk memperoleh harta keduniaan, jangan pula berniat untuk mendapat perhatian para manusia dan dimuliakan di sisi seorang raja atau
penguasaan serta karena arah yang lain. Ringkasnya jangan sekali-kali berniat selain mencari keridhaan Allah SWT.
Penuntut ilmu sebaiknya mau berpikir dalam belajar, kesulitan apa yang dihadapi dan kepayahan apa yang dihasilkan. Sebab ia telah
menekuni, mempelajari ilmu dengan penuh kesungguhan, banyak mengalami kepayahan dan keduakaan. Maka setelah sukses jangan sampai
semata-mata untuk memburu keduniaan yang begitu hina, sedikit dan cepat sirna.
3
Ibrahim bin Ismail, Petunjuk Menjadi Cendikiawan Muslim, Terj. Syarah Ta’lim al-
Muta’allim oleh Ali Chasan Umar, Semarang: PT. Karya Toha Putra, 2000, h. 14-15
4
Syaikh Yahya bin Syarifuddin An Nawawi, Arba’in an-Nawawi, Jakarta: CV
Wangsamerta, h. 11
Sebaiknya ahli ilmu itu jangan sekali-kali mempunyai perasaan tamak yang tidak semestinya. Kecuali tamak untuk menghasilkan ilmu, maka
tamak seperti ini dibolehkan, tidak bahaya bahkan merupakan sasaran kemuliaan. Dan hendaklah menjaga diri dari perkara yang menjadikan
hinanya ilmu dan ahlinya dan merendahkan diri.
5
Dari pendapat Ibrahim bin Ismail di atas, Ibrahim bin Ismail sangat mengecam bagi para penuntut ilmu yang hanya bertujuan untuk keduniaan
belaka. Ibrahim bin Ismail lebih menekankan pada tujuan ukhrawi karena pada hakikatnya dunia adalah tempat bagi kita singgah untuk menuju
akhirat. Maka dari itu, sebaiknya setiap pelajar mempunyai niat yang sungguh-
sungguh dalam mencari ilmu dan keridhaan Allah SWT agar mendapat pahala kelak di akhirat, menghilangkan kebodohan yang ada pada dirinya
dan kebodohan orang-orang yang masih bodoh, serta niat menghidupkan dan melestarikan agama Islam. Karena, kelestarian agama itu sendiri dapat
terjaga apabila ada ilmu.
6
Menurut Khalil Al-Musawi Penuntut ilmu harus meluruskan niatnya, karena dalam Al-
qur’an banyak menaruh perhatian kepada keikhlasan niat. Niat yang ikhlas
adalah syarat utama diterimanya amal. Sebelum Allah SWT melihat amal perbuatan kita, Allah SWT melihat terlebih dahulu niat kita.
Karena niat adalah motivasi seseorang melakukan perbuatan. Sesungguhnya Allah SWT tidak memandang kepada jasad dan rupa
kita, melainkan derajat pertama yang Allah SWT pandang adalah hati kita yang merupakan pusat niat, dan kemudian baru amal kita. Oleh
karena itu, semua amal yang kita lakukan harus semata-mata didasari oleh keinginan untuk mencari keridhaan Allah SWT.
7
5
Ibrahim bin Ismail, Petunjuk Menjadi Cendikiawan Muslim, op. cit., h.16-18
6
al-Zarnuji, Pedoman Belajar Pelajar dan Santri Terjemahan Ta’lim al-Muta’alim
penerjemah: Noor Aufa Shiddiq, Surabaya: Al-Hidayah, t.t, h. 11
7
Khalil Al-Musawi, Bagaimana Membangun Kepribadian Anda: resep-resep sederhana dan mudah membentuk kepribadian Islam sejati, Jakarta: Lentera, 1999, cet. 2, h. 45-46