Teknik Penulisan METODOLOGI PENELITIAN
Sebaiknya ahli ilmu itu jangan sekali-kali mempunyai perasaan tamak yang tidak semestinya. Kecuali tamak untuk menghasilkan ilmu, maka
tamak seperti ini dibolehkan, tidak bahaya bahkan merupakan sasaran kemuliaan. Dan hendaklah menjaga diri dari perkara yang menjadikan
hinanya ilmu dan ahlinya dan merendahkan diri.
5
Dari pendapat Ibrahim bin Ismail di atas, Ibrahim bin Ismail sangat mengecam bagi para penuntut ilmu yang hanya bertujuan untuk keduniaan
belaka. Ibrahim bin Ismail lebih menekankan pada tujuan ukhrawi karena pada hakikatnya dunia adalah tempat bagi kita singgah untuk menuju
akhirat. Maka dari itu, sebaiknya setiap pelajar mempunyai niat yang sungguh-
sungguh dalam mencari ilmu dan keridhaan Allah SWT agar mendapat pahala kelak di akhirat, menghilangkan kebodohan yang ada pada dirinya
dan kebodohan orang-orang yang masih bodoh, serta niat menghidupkan dan melestarikan agama Islam. Karena, kelestarian agama itu sendiri dapat
terjaga apabila ada ilmu.
6
Menurut Khalil Al-Musawi Penuntut ilmu harus meluruskan niatnya, karena dalam Al-
qur’an banyak menaruh perhatian kepada keikhlasan niat. Niat yang ikhlas
adalah syarat utama diterimanya amal. Sebelum Allah SWT melihat amal perbuatan kita, Allah SWT melihat terlebih dahulu niat kita.
Karena niat adalah motivasi seseorang melakukan perbuatan. Sesungguhnya Allah SWT tidak memandang kepada jasad dan rupa
kita, melainkan derajat pertama yang Allah SWT pandang adalah hati kita yang merupakan pusat niat, dan kemudian baru amal kita. Oleh
karena itu, semua amal yang kita lakukan harus semata-mata didasari oleh keinginan untuk mencari keridhaan Allah SWT.
7
5
Ibrahim bin Ismail, Petunjuk Menjadi Cendikiawan Muslim, op. cit., h.16-18
6
al-Zarnuji, Pedoman Belajar Pelajar dan Santri Terjemahan Ta’lim al-Muta’alim
penerjemah: Noor Aufa Shiddiq, Surabaya: Al-Hidayah, t.t, h. 11
7
Khalil Al-Musawi, Bagaimana Membangun Kepribadian Anda: resep-resep sederhana dan mudah membentuk kepribadian Islam sejati, Jakarta: Lentera, 1999, cet. 2, h. 45-46
Allah SWT berfirman:
“Dan janganlah kamu mengusir orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan petang hari, sedang mereka menghendaki keridhaanNya. kamu
tidak memikul tanggung jawab sedikitpun terhadap perbuatan mereka dan merekapun tidak memikul tanggung jawab sedikitpun terhadap
perbuatanmu, yang menyebabkan kamu berhak mengusir mereka, sehingga kamu Termasuk orang-orang yang zalim.
”Q.S. Al-An’am:52
8
Akan tetapi jika dilihat secara kondisional di zaman sekarang ini, sepertinya jauh dari yang diharapkan. Karena kebanyakan para penuntut
ilmu lebih mengutamakan kepentingan pribadi yang bersifat duniawi. Hal ini sulit dipungkiri, karena kebanyakan dari mereka sudah terpengaruh
oleh gemerlapnya kemewahan dunia. Seperti kekayaan, kehormatan, kedudukan dan sebagainya.
Oleh karena itu, betapa pentingnya pendidikan, terutama pendidikan karakter agar manusia menjadi manusia yang sempurna yang tidak hanya
bertujuan untuk kebahagiaan di dunia saja akan tetapi bahagia dunia dan akhirat.
2. Menghormati ilmu dan ahli ilmu
8
Tim Penyususn, Al- Qur’an dan Terjemahnya, surat al-An’am ayat 52, Jakarta: Pustaka
Al-Fatih, 2009, h. 133
9
Ibrahim bin Ismail, Syarah Ta’lim al-Muta’alim, Al-Haramain: t.p., 2006 h.16