mempelajari adat kebiasaan, termasuk di dalamnya moral yang mengandung nilai dan norma yang menjadi pegangan hidup seseorang
atau kelompok bagi pengaturan tingkah lakunya.
29
Dapat dibedakan antara karakter, akhlak dan etika sebagai berikut: Karakter adalah sifat-sifat kejiwaan atau kualitas mental. Dan akhlak
adalah kelakuan. Namun akhlak mempunyai makna yang lebih dari sekedar kelakuan, akhlak itu hubungan yang khusus antara makhluq
dan khaliq. Sedangkan etika adalah ilmu yang menjelaskan arti baik buruk, tindakan yang harus dilakukan manusia terhadap yang lain,
tujuan yang harus dicapai dan jalan yang harus ditempuh.
30
Walaupun pada
pembahasan ini
penulis mencantumkan
perbedaaan antara karakter, akhlak dan etika. Tapi, penulis mempunyai pendapat tersendiri yaitu: karakter dan akhlak itu sama, karena
keduanya merupakan sifat yang tertanam dalam jiwa manusia dan dapat mencirikan manusia itu baik atau buruk dengan melihat karakter
atau akhlaknya. Namun, penulis setuju mengenai pembahasan etika yang dikemukakan oleh para ahli yaitu etika merupakan ilmu yang
mempelajari soal kebaikan dan keburukan di dalam kehidupan manusia.
c. Pendidikan Akhlak Karakter dalam Perspektif Islam
Dalam perspektif Islam, pendidikan karakter Akhlak secara teoritik sebenarnya telah ada sejak Islam diturunkan di dunia; seiring
dengan diutusnya Nabi Muhammad SAW untuk memperbaiki atau menyempurnakan Akhlak Karakter manusia. Ajaran Islam sendiri
mengandung sistematika ajaran yang tidak hanya menekankan pada aspek keimanan, ibadah dan muamalah, tetapi juga akhlak.
Pengamalan ajaran Islam secara utuh kaffah merupakan model
29
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasi dalam Lembaga Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011, h. 22-23
30
Evi Hanifah, Istilah Nilai, Karakter, Akhlak, Moral, Budi Pekerti dan Etika, diakses 6 April 2014, hanivie.wordpress.com
karakter seorang muslim, bahkan dipersonifikasikan dengan model karakter Nabi Muhammad SAW, yang memiliki sifat Shidiq, Tabligh,
Amanah, Fahonah STAF.
31
Akhlak karakter menempati posisi yang sangat penting dalam Islam. Ia dengan takwa, yang akan dibicarakan nanti, merupakan buah
pohon Isl am yang berakarkan akidah, bercabang dan berdaun syari’ah.
Pentingnya kedudukan akhlak karakter, dapat dilihat dari berbagai sunnah qauliyah sunnah dalam bentuk perkata an Rasulullah di
antaranya adalah:
Dari Abu Hurairah ra. Ia berkata: “Rasulullah SAW bersabda:
“orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik budi pekertinya di antara mereka, dan orang yang paling
baik di antara kamu sekalian yaitu orang yang paling baik terhadap istrinya
”. H.R. At-Tirmizi
32
Dan karakter Nabi Muhammad, yang diutus menyempurnakan akhlak manusia itu, disebut akhlak Islami, karena bersumber dari
wahyu Allah yang kini terdapat dalam Al- qur’an yang menjadi sumber
utama agama dan ajaran Islam.
33
Dalam Islam, tidak ada disiplin ilmu yang terpisah dari etika-etika Islam. Dan pentingnya komparasi antara akal dan wahyu dalam
menentukan nilai-nilai moral terbuka untuk diperdebatkan. Bagi kebanyakan muslim segala yang dianggap halal dan haram dalam
Islam, dipahami sebagai keputusan Allah tentang benar dan baik. Dalam Islam terdapat tiga nilai utama yaitu akhlak, adab, dan
keteladanan.
31
E. Mulyasa, Mnajemen Pendidikan Karakter, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011 cet ke- 1 h.5
32
Imam An-Nawawi, Terjemah Riyadhus Shalihin, Terj. Dari Riyadhus Shalihin, oleh Musclich Shabir Semarang: Toha Putra, 1981, h. 513
33
Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Rajawali Pers, 2008 h.348
Sebagai usaha yang identik dengan ajaran agama, pendidikan karakter dalam Islam memiliki keunikan dan perbedaan dengan
pendidikan karakter di dunia Barat. Perbedaan-perbedaan tersebut mencakup penekanan terhadap prinsip-prinsip agama yang abadi,
aturan dan hukum dalam memperkuat memperkuat moralitas, perbedaan pemahaman tentang kebenaran, penolakan terhadap
otonomi moral sebagai tujuan pendidikan moral, dan penekanan pahala di akhirat sebagi motivasi perilaku bermoral.
34
Jadi, inti dari perbedaan-perbedaan ini adalah keberadaan wahyu ilahi sebagai sumber dan rambu-rambu pendidikan karakter dalam
Islam. Akibatnya pendidikan akhlak dalam Islam lebih sering dilakukan secara doktrin dan dogmatis, tidak secara demokratis dan
logis. Pendekatan semacam ini membuat pendidikan akhlak dalam Islam lebih cenderung pada teaching Right and Wrong.
d. Nilai-nilai dalam Pendidikan Karakter Menurut KEMENDIKNAS
Dewasa ini pendidikan dituntut untuk dapat merubah para penuntut ilmu kearah yang lebih baik. Oleh karena itu Kementrian
Pendidikan Nasional telah merumuskan nilai-nilai karakter yang akan ditanamkan dalam diri penuntut ilmu sebagai upaya membangun
karakter bangsa. Berikut ini adalah nilai-nilai karakter menurut KEMENDIKNAS yang dikutip oleh Muchlas Samani dan Hariyanto:
1. Nilai karakter yang ada pada Standar Kompetensi Kelulusan SKL SDMI yaitu:
a Iman dan Takwa, yakni sikap yang baik dalam menjalankan
ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak.
b Jujur, yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan kesatuan
antara pengetahuan, perkataan, dan perbuatan mengetahui apa
34
Abdul Majid dan Dian Andayani. Pendidikan Karakter Perspektif Islam, Bandung: Remaja osdakarya, 2011 cet ke-1 h. 58-59
yang benar, mengatakan apa yang benar, dan melakukan yang benar sehingga menjadikan orang yang bersangkutan sebagai
pribadi yang dapat dipercaya.
35
c Disiplin, yakni kebiasaan dan tindakan yang konsisten
terhadap segala bentuk peraturan atau tata tertib yang berlaku. d
Kreatif, yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan inovasi dalam berbagai segi dalam memecahkan masalah, sehingga
selalu menemukan cara-cara baru, bahkan hasil-hasil baru yang lebih baik dari sebelumnya.
e Semangat kebangsaan atau nasionalisme, yakni sikap dan
tindakan yang menempatkan kepentingan bangsa dan Negara di atas kepentingan pribadi atau individu dan golongan.
f Rasa ingin tahu, yakni cara berpikir, sikap, dan perilaku yang
mencerminkan penasaran dan keingintahuan terhadap segala hal yang dilihat, didengar, dan dipelajari secara lebih
mendalam. g
Peduli lingkungan, yakni sikap dan tindakan yang selalu berupaya menjaga dan melestarikan lingkungan sekitar.
h Peduli social, yakni sikap dan perbuatan yang mencerminkan
kepedulian terhadap orang lain maupun masyarakat yang membutuhkan.
i Komunikatif, senang bersahabat, yakni sikap dan tindakan
terbuka terhadap orang lain melalui komunikasi yang santun sehingga tercipta kerja sama secara kolaboratif dengan baik.
j Tanggung jawab, yakni sikap dan perilaku seseorang dalam
melaksanakan tugas dan kewajibannya, baik yang berkaitan dengan diri sendiri, social, masyarakat, bangsa, Negara,
maupun agama.
36
35
Muchlas Samani dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011, h. 27
36
Ibid, h. 28