e. Faktor internasional. Ketika perusahaan berkembang di segala penjuru
dunia, tantangan yang muncul dalam penggajian adalah penyesuaian dengan situasi di negara yang bersangkutan. Sehingga dapat terjadi jabatan
yang sama di negara yang berbeda akan terdapat perbedaan tingkat gaji. Atau, untuk merangsang seseorang agar bersedia ditempatkan di suati
negara yang mungkin tidak diminati memerlukan penyesuaian dalam hal gaji.
f. Nilai yang sebanding dan pembayaran yang sama. Ada kalanya satu
pekerjaan yang berbeda, tetapi memiliki poin atau derajat yang sama mempunyai tingkat gaji yang berbeda. Misalnya, nilai poin untuk
pekerjaan juru rawat yang biasanya didominasi wanita dan ahli listrik yang biasanya didominasi laki-laki tingkat gajinya berbeda dimana ahli listrik
mendapatkan gaji yang lebih besar. Di lain pihak, dalam satu pekerjaan, misalnya ahli mesin yang didominasi laki-laki dan hanya sedikit ada
wanita, kaum pria digaji lebih besar dan hal ini sebenarnya melanggar persamaan hak.
g. Biaya dan produktivitas. Tenaga kerja merupakan salah satu komponen
biaya yang sangat berpengaruh terhadap harga pokok barang. Tingginya harga pokok dapat menurunkan penjualan dan keutungan perusahaan.
Tidak mampunya perusahaan dalam mencapai tingkat keuntungan tertentu akan mengakibatkan kemampuan perusahaan membayar pekerja dan
menarik investor menurun. Untuk mengatasi tantangan ini biasanya perusahaan mencoba mendesain kembali pekerjaan, mengotomatisasi
pekerjaan , dan menciptakan sistem penggajian bertingkat two-tiered wage. Sistem penggajian bertingkat menciptakan dua struktur gaji.
Pertama, untuk pekerja lama dan kedua, untuk pekerja baru. Pekerja mendapatkan gaji permulaan dengan jumlah tertentu kemudian dapat
meningkat ke jumlah yang lebih yang lebih tinggi. Sistem ini mengakibatkan pegawai baru yang direkrut akan mendapatkan gaji yang
lebih renda dibandingkan dengan yang lama, meskipun seseungguhnya pekerjaan mereka sebanding bila dilihat dari faktor-faktor yang
dikompensasi. Cara ini memang dapat menurunkan biaya, tetapi pada akhir-akhir ini para pekerja melalui serikat pekerja telah mempertanyakan
tentang ketidakadilan sistem ini. Kemudian pendekatan lain dilakukan dengan sistem bonus. Gaji yang diterima relatif tetap, kemudian diberikan
bonus kepada pekerja bila perusahaan mendapatkan keuntungan dan bila perusahaan dalam situasi sulit tidak perlu mengeluarkan biaya yang besar
untuk pekerja.
2.3.6.5 Bentuk Struktur Gaji
Menurut Ruky 2006 bentuk struktur patokan gaji sebagai berikut : 1. Struktur gaji berbentuk angka tunggal single rate.
Dalam bentuk ini lamanya masa kerja seseorang tidak dijadikan dasar untuk menentukan besarnya kemajuan gaji individu karyawan dan prestasi
kerja dihargai dalam bentuk “insentif” tunai secara langsung. Sedangkan “kemajuan” upah akan sama besarnya untuk setiap orang dan biasanya
merupakan hasil “perundingan” KKB keputusan kenaikan bersama atau karena diberikan “Kenakan Gaji Umum” oleh perusahaan.
2. Struktur Gaji Berbentuk angka terendah dan tertinggi range rate. Bentuk “Range” ini biasanya digunakan oleh perusahaan yang member
kesempatan bagi karyawannya untuk bersaing dalam prestasi sehinngga mendapatkan “kemajuan” gaji yang berbeda satu dengan yang lainya.
Pengunaan struktur gaji seperti ini biasanya hanya untuk golongan manager staff senior.
3. Struktur gaji berbentuk skala Struktur gaji bentuk ini digunakan terutama oleh organisasi yang
mempunyai falsafah bahwa kemajuan gaji seorang karyawan juga harus mengikuti lamanya masa kerja. Perusahaan berpendapat bahwa lamanya
masa kerja mencerminkan “loyalitas” seorang pegawai. Persoalan karyawan tersebut berprestasi atau tidak itu soal kedua.
Pada PT Putra Niaga Bimo gaji untuk pegawai yang berada dan aktif pada perusahaan menggunakan struktur gaji berbentuk skala dimana lamanya masa
kerja pegawai pada perusahaan merupakan dasar dalam penentuan gaji pokok pegawai dengan perhitungan Gaji Pokok + Uang Makan + Tunjangan Nikah +
Tunjangan Anak + Kinerja - Potongan Absensi - Potongan Pajak = Total gaji. Untuk Detailnya Terlampir di Lampiran I.
2.4 Kinerja dan Penilaian Prestasi