Styrofoam, dan hanya 3 orang 13,0 yang mengemas makanan mengandung asam ke dalam kemasan Styrofoam.
4.3. Pengetahuan Responden
Pengetahuan responden yang diamati meliputi: fungsi kemasan makanan, keamanan kemasan Styrofoam, alasan bahaya Styrofoam, makanan yang boleh dan
tidak boleh dikemas dengan kemasan Styrofoam, minuman yang boleh dan tidak boleh dikemas dengan Styrofoam, pengaruh dampak penggunaan Styrofoam bagi
kesehatan dan lingkungan, serta upaya untuk mengurangi bahaya Styrofoam.
Tabel 4.4. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Penggunaan Styrofoam Sebagai Kemasan Makanan di Kelurahan Padang Bulan
Selayang I Kecamatan Medan Selayang Tahun 2010
No. Pengetahuan Responden
Jumlah Orang
Persentase
1.
Pengetahuan tentang fungsi kemasan makanan
a. Sebagai pelindung agar makanan aman 9
39,1 b. Agar terlihat menarik Promosi
6 26,1
c. Sekedar pembungkus makanan 8
34,8
Jumlah 23
100,0
2.
Pengetahuan tentang keamanan penggunaan Styrofoam
a. Aman untuk makanan tertentu 11
47,8 b. Aman untuk semua makanan
4 17,4
c. Tidak aman 8
34,8
Jumlah 23
100,0
3.
Pengetahuan tentang alasan bahaya penggunaan Styrofoam
a. Dapat lumer dan tercampur ke dalam makanan 8
34,8 b. Karena bukan kemasan alami
12 52,2
c. Tidak tahu 3
13,0
Jumlah 23
100,0
4.
Pengetahuan tentang makanan yang boleh dikemas dengan Styrofoam
a. Makanan yang tidak panas 14
60,9 b. Makanan siap saji
4 17,4
c. Semua makanan 5
21,7
Jumlah 23
100,0
Universitas Sumatera Utara
Lanjutan Tabel 4.4. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang
Penggunaan Styrofoam Sebagai Kemasan di Kelurahan Padang Bulan Selayang I Kecamatan Medan Selayang Tahun 2010
No. Pengetahuan Responden
Jumlah Orang
Persentase
5.
Pengetahuan tentang makanan yang tidak boleh dikemas dengan Styrofoam
a. Tahu dapat menyebutkan:
1. Makanan dengan suhu yang panas 2. Makanan yang baru selesai dimasak
3. Makanan yang berminyak dan berlemak 4. Makanan yang mengandung asam
17 73,9
b. Tidak tahu 6
26,1
Jumlah 23
100,0
6.
Pengetahuan tentang minuman yang boleh dikemas dengan Styrofoam
a. Minuman yang tidak mengandung asam, alkohok, dan berlemak tinggi
5 21,7
b. Minuman yang tidak panas 6
26,1 c. Semua minuman
12 52,2
Jumlah 23
100,0
7.
Pengetahuan tentang minuman yang tidak boleh dikemas dengan Styrofoam
a. Minuman yang mengandung asam, alkohok, dan berlemak tinggi
5 21,7
b. Minuman yang panas 6
26,1 c. Tidak Tahu
12 52,2
Jumlah 23
100,0
8.
Pengetahuan tentang pengaruh dampak styrofam terhadap kesehatan
a. Menyebabkan kanker 10
43,5 b. Menyebabkan penyakit
11 47,8
c. Tidak berpengaruh terhadap kesehatan 2
8,7
Jumlah 23
100,0
9.
Pengetahuan tentang pengaruh dampak Styrofoam terhadap lingkungan
a. Menimbulkan tumpukan sampah karena tidak dapat diuraikan oleh alam
11 47,8
b. Menyebabkan penipisan lapisan ozon 4
17,4 c. Tidak berpengaruh terhadap lingkungan
8 34,8
Jumlah 23
100,0
10.
Pengetahuan tentang upaya mengurangi bahaya
a. Melapisi mengalasi dasar kemasan dengan daun atau kertas
15 65,2
b. Mendinginkan makanan terlebih dahulu 0,0
c. Mengganti kemasan Styrofoam 8
34,8
Jumlah 23
100,0
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa dari 23 orang responden, 9 orang 39,1 mengetahui fungsi kemasan makanan sebagai pelindung agar makanan aman
dikonsumsi, namun masih terdapat banyak juga responden yang mengatakan bahwa kemasan hanya sekedar pembungkus makanan saja, yaitu 8 orang 34,8.
Responden yang mengetahui keamanan penggunaan Styrofoam sebagai kemasan makanan untuk jenis makanan tertentu saja ada 11 orang 47,8 sedangkan 8 orang
34,8 mengatakan Styrofoam tidak aman digunakan sebagai kemasan makanan. Alasan terbanyak yang diketahui oleh responden mengenai bahaya kemasan
Styrofoam adalah karena Styrofoam bukan merupakan kemasan alami, yaitu sebanyak 12 orang 52,2. Responden yang mengetahui bahwa makanan dengan suhu yang
tidak panas sebagai jenis makanan yang boleh dikemas dengan Styrofoam ada 14 orang 60,9. Responden yang mengetahui tentang makanan yang tidak boleh
dikemas dengan kemasan Styrofoam ada sebanyak 17 orang 73,9. Responden yang mengetahui bahwa minuman yang boleh dikemas dengan Styrofoam adalah
minuman yang tidak mengandung asam, alkohol, dan berlemak tinggi hanya ada 5 orang 21,7. Sedangkan sebagian besar responden, yaitu 12 orang 52,5
mengatakan semua minuman boleh dikemas dengan Styrofoam. Demikian pula dengan pengetahuan responden tentang minuman yang tidak boleh dikemas dengan
Styrofoam. Sebagian besar responden, yaitu 12 orang 52,5 tidak mengetahui tentang minuman yang tidak boleh dikemas dengan Styrofoam. Dampak pengaruh
penggunaan Styrofoam bagi kesehatan yang diketahui oleh sebagian besar responden, yaitu 11 orang responden 47,8 adalah dapat menyebabkan penyakit dan responden
yang mengetahui bahwa penggunaan Styrofoam dapat menyebabkan kanker adalah
Universitas Sumatera Utara
sebanyak 10 orang 43,5. Responden yang mengetahui bahwa penggunaan Styrofoam dapat menimbulkan tumpukan sampah ada sebanyak 11 orang 47,8.
Responden yang mengetahui bahwa melapisi mengalasi dasar kemasan dengan kertas atau daun merupakan upaya untuk mengurangi bahaya Styrofoam ada sebanyak
15 orang 65,2. Penilaian terhadap tingkatan pengetahuan dilakukan dengan menghitung
jumlah total skor jawaban responden. Berdasarkan skoring yang dilakukan terhadap pengetahuan responden tentang penggunaan Styrofoam sebagai kemasan makanan
maka diketahui kategori pengetahuan responden, yaitu sebagai berikut.
Tabel 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Pengetahuan Tentang Penggunaan Styrofoam Sebagai Kemasan Makanan di Kelurahan Padang
Bulan Selayang I Kecamatan Medan Selayang Tahun 2010
No Kategori Pengetahuan
Jumlah Orang Persentase
1. Baik
5 21,7
2. Sedang
11 47,8
3. Buruk
7 30,4
Jumlah 23
100,0
Tabel 4.5. di atas dapat menunjukkan bahwa secara umum pengetahuan responden tentang penggunaan Styrofoam sebagai kemasan makanan berada pada
kategori pengetahuan sedang, yaitu 11 orang 47,8. Responden dengan kategori pengetahuan buruk ada sebanyak 7 orang 30,4, dan hanya 5 orang 21,7
responden dengan kategori pengetahuan baik.
4.4. Sikap Responden