Pengetahuan Pemilik Tempat Makanan Jajanan Tentang Penggunaan

5.2. Pengetahuan Pemilik Tempat Makanan Jajanan Tentang Penggunaan

Styrofoam Sebagai Kemasan Makanan Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa secara umum tingkat pengetahuan pemilik tempat makanan jajanan tentang penggunaan Styrofoam sebagai kemasan makanan di Kelurahan Padang Bulan Selayang I Kecamatan Medan Selayang termasuk ke dalam kategori sedang dengan persentase 47,8 tabel 4.5. Banyaknya responden yang berada pada kategori sedang ini menunjukkan bahwa pengetahuan responden tentang Styrofoam masih kurang baik. Menurut Notoatmodjo 2003, pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia namun bukan hanya sekedar tahu tapi juga dapat memahami, mengaplikasi, menganalisis, merangkum dan melakukan penilaian terhadap suatu objek tertentu. Dari tabel 4.4. diketahui bahwa sebagian besar responden telah mengetahui tentang fungsi makanan sebagai pelindung agar makanan aman dikonsumsi 39,1, namun bagi beberapa responden 34,8 kemasan makanan hanya sekadar bungkus makanan saja. Sebagian besar responden 47,8 juga telah mengetahui bahwa Styrofoam aman digunakan sebagai kemasan untuk jenis makanan tertentu saja. Adapun alasan terbanyak yang diketahui oleh responden mengenai bahaya kemasan Styrofoam adalah karena Styrofoam bukan merupakan kemasan alami 52,2. Dari alasan yang mereka kemukan tersebut dapat dikatakan bahwa sebagian besar responden hanya tahu namun tidak memahami alasan keamanan styrofom. Mereka tidak mampu untuk menjelaskan secara benar tentang alasan bahaya Styrofoam. Hanya ada 34,8 responden yang dapat menyebutkan bahwa alasan bahaya styofoam Universitas Sumatera Utara adalah karena ada zat kimia dari kemasan dapat lumer dan bercampur dengan makanan. Dari hasil penelitian juga diketahui sebanyak 60,9 responden tahu bahwa makanan dengan suhu dingin tidak terlalu panas merupakan makanan yang boleh dikemas dengan Styrofoam dan 73,9 responden dapat menyebutkan jenis makanan yang tidak boleh dikemas dengan Styrofoam tabel 4.4.. Namun tidak demikian halnya dengan jenis minuman yang boleh dan tidak boleh dikemas dengan Styrofoam. Sebagian besar responden 52,5 tidak tahu mengenai jenis minuman yang tidak boleh dikemas dengan Styrofoam dan mengatakan bahwa semua minuman boleh dikemas dengan Styrofoam. Ini diasumsikan karena penggunaan Styrofoam sebagai kemasan minuman memang tidak lazim dilakukan di Kota Medan, khususnya di Kelurahan Padang Bulan Selayang I Kecamatan Medan Selayang sehingga mereka tidak tahu informasi tentang jenis-jenis minuman yang boleh dan tidak boleh dikemas dengan Styrofoam. Sama halnya dengan pengetahuan responden tentang alasan bahaya kemasan Styrofoam, pengetahuan responden tentang dampak pengaruh penggunaan Styrofoam bagi kesehatan juga hanya masih sampai pada tingkat tahu. Sebagian besar responden 47,8 mengaku tahu bahwa penggunaan Styrofoam sebagai kemasan makanan dapat menyebabkan penyakit, namun mereka tidak dapat menjelaskan secara benar penyakit apa yang dapat ditimbulkan. Sedangkan untuk dampak pengaruh penggunaan Styrofoam bagi lingkungan, sebanyak 47,8 responden telah mengetahui bahwa penggunaan Styrofoam dapat menimbulkan tumpukan sampah. Menurut mereka apabila Styrofoam dibuang ke tempat sampah tidak dapat hancur dengan Universitas Sumatera Utara sendirinya seperti kertas dan daun sehingga dapat menimbulkan tumpukan sampah. Beberapa orang responden 17,4 bahkan mengetahui bahwa Styrofoam dapat menyebabkan penipisan lapisan ozon apabila sampah Styrofoam dibakar. Untuk upaya pencegahan bahaya, 65,2 responden telah mengetahui bahwa melapisi mengalasi dasar kemasan dengan kertas atau daun dapat mengurangi bahaya Styrofoam. Sebanyak 34,8 responden bahkan mengatakan langsung mengganti kemasan Styrofoam dengan kemasan lain yang lebih aman. Dan tidak ada satu pun responden yang mengatakan bahwa mendinginkan makanan terlebih dahulu sebagai upaya untuk mengurangi bahaya Styrofoam. Menurut mereka konsumen yang membeli makanan jajanan untuk dibawa pulang take away biasanya menginginkan agar makanan yang mereka beli tetap dalam keadaan panas dan tidak mau lama-lama menunggu sehingga tidak memungkinkan untuk mendinginkan makanan terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam Styrofoam.

5.3. Sikap Pemilik Tempat Makanan Jajanan Tentang Penggunaan Styrofoam