sebanyak 10 orang 43,5. Responden yang mengetahui bahwa penggunaan Styrofoam dapat menimbulkan tumpukan sampah ada sebanyak 11 orang 47,8.
Responden yang mengetahui bahwa melapisi mengalasi dasar kemasan dengan kertas atau daun merupakan upaya untuk mengurangi bahaya Styrofoam ada sebanyak
15 orang 65,2. Penilaian terhadap tingkatan pengetahuan dilakukan dengan menghitung
jumlah total skor jawaban responden. Berdasarkan skoring yang dilakukan terhadap pengetahuan responden tentang penggunaan Styrofoam sebagai kemasan makanan
maka diketahui kategori pengetahuan responden, yaitu sebagai berikut.
Tabel 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Pengetahuan Tentang Penggunaan Styrofoam Sebagai Kemasan Makanan di Kelurahan Padang
Bulan Selayang I Kecamatan Medan Selayang Tahun 2010
No Kategori Pengetahuan
Jumlah Orang Persentase
1. Baik
5 21,7
2. Sedang
11 47,8
3. Buruk
7 30,4
Jumlah 23
100,0
Tabel 4.5. di atas dapat menunjukkan bahwa secara umum pengetahuan responden tentang penggunaan Styrofoam sebagai kemasan makanan berada pada
kategori pengetahuan sedang, yaitu 11 orang 47,8. Responden dengan kategori pengetahuan buruk ada sebanyak 7 orang 30,4, dan hanya 5 orang 21,7
responden dengan kategori pengetahuan baik.
4.4. Sikap Responden
Gambaran mengenai sikap responden tentang penggunaan Styrofoam sebagai kemasan dapat dilihat secara rinci pada tabel 4.6.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.6. Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Tentang Penggunaan Styrofoam Sebagai Kemasan Makanan di Kelurahan Padang Bulan Selayang I
Kecamatan Medan Selayang Tahun 2010
No. Sikap Responden
Setuju Tidak Setuju
Jumlah n
N n
1. Kemasan berfungsi sebagai
pelindung makanan agar aman dikonsumsi
18 78,3
5 21,7
23 100,0
2. Kemasan makanan tidak dapat
merusak kualitas makanan 6
26,1 17
73,9 23
100,0 3.
Makanan yang tercemar zat kimia dari kemasan dapat menimbulkan
masalah kesehatan 23 100,0
0,0 23
100,0 4.
Styrofoam berbahaya jika
digunakan untuk mengemas makanan yang panas
19 82,6
4 17,4
23 100,0
5. Makanan yang baru masak boleh
langsung dikemas dalam wadah Styrofoam
7 30,4
16 69,6
23 100,0
6. Suhu makanan yang tinggi dapat
menyebabkan zat kimia dari kemasan mencemari makanan
22 95,7
1 4,3
23 100,0
7. Makanan berlemak sebaiknya tidak
dikemas dalam Styrofoam 17
73,9 6
26,1 23
100,0 8.
Makanan berminyak boleh dikemas dalam Styrofoam
8 34,8
15 65,2
23 100,0
9. Makanan atau minuman yang
mengandung asam sebaiknya tidak dikemas dalam Styrofoam
16 69,6
7 30,4
23 100,0
10. Semakin lama makanan disimpan
dalam Styrofoam semakin banyak zat kimia dari kemasan yang
mencemari makanan 22
95,7 1
4,3 23
100,0 11.
Penggunaan Styrofoam yang tidak tepat dapat menyebabkan kanker
15 65,2
8 34,8
23 100,0
12. Melapisi Styrofoam dengan kertas
atau daun tidak dapat mengurangi bahaya Styrofoam
3 13,0
20 87,0
23 100,0
13. Sampah Styrofoam bisa diuraikan
oleh alam 9
39,1 14
60,9 23
100,0 14.
Styrofoam dapat menyebabkan
penipisan lapisan ozon 8
34,8 15
65,2 23
100,0 15.
Tempat makanan jajanan sebaiknya memberikan pilihan kemasan selain
Styrofoam kepada pembeli 20
87,0 3
13,0 23
100,0
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel 4.6. dapat diketahui bahwa 18 orang 78,3 menyatakan sikap setuju terhadap fungsi kemasan makanan sebagai pelindung makanan agar
aman untuk dikonsumsi. Sebanyak 17 orang 73,9 responden tidak setuju bila kemasan makanan tidak dapat merusak kualitas makanan pada kondisi apa pun.
Seluruh responden, yaitu 23 orang 100,0 menyatakan sikap setuju bila makanan yang telah tercemar tercampur dengan zat kimia dari kemasan dapat menimbulkan
masalah kesehatan. Sebanyak 19 orang 82,6 responden setuju bila kemasan Styrofoam berbahaya jika digunakan untuk mengemas makanan yang panas. Sebagian
besar responden, yaitu 16 orang 69,6 tidak setuju bila makanan yang baru selesai dimasak boleh langsung dikemas dalam wadah Styrofoam.
Responden yang menyatakan sikap setuju bila suhu makanan yang tinggi panas dapat menyebabkan zat kimia dari kemasan mencemari makanan sebanyak 22
orang 95,7. Responden yang menyatakan sikap setuju bila makanan berlemak sebaiknya tidak dikemas dalam wadah Styrofoam sebanyak 17 orang 73,9.
Responden yang menyatakan sikap tidak setuju bila makanan berminyak boleh dikemas dalam wadah Styrofoam sebanyak 15 orang 65,2. Responden yang
menyatakan sikap setuju bila makanan atau minuman yang mengandung asam sebaiknya tidak dikemas dalam wadah Styrofoam sebanyak 16 orang 69,6.
Responden yang menyatakan sikap setuju bila semakin lama makanan disimpan dalam wadah Styrofoam semakin banyak zat kimia dari kemasan yang mencemari
makanan di dalamnya sebanyak 22 orang 95,7. Responden yang menyatakan sikap setuju bila penggunaan kemasan
Styrofoam yang tidak tepat dapat menyebabkan kanker sebanyak 15 orang 65,2.
Universitas Sumatera Utara
Responden yang menyatakan sikap tidak setuju bila melapisi kemasan Styrofoam dengan kertas atau daun tidak dapat mengurangi bahaya kemasan Styrofoam yang
mungkin muncul sebanyak 20 orang 87,0. Responden yang menyatakan sikap tidak setuju bila sampah Styrofoam dapat diuraikan oleh alam sebanyak 14 orang
60,9 dan sebanyak 15 orang 65,2 responden setuju bahwa Styrofoam dapat menyebabkan penipisan lapisan ozon. Mengenai upaya mengurangi bahaya
Styrofoam, 20 orang 87,0 responden menyatakan sikap setuju terhadap pernyataan bahwa tempat makanan jajanan sebaiknya memberikan pilihan kemasan lain selain
Styrofoam kepada pembeli untuk mengemas makanan yang dibeli. Berdasarkan perhitungan jumlah skor yang didapat dari pernyataan responden
pada pengukuran sikap, maka tingkatan sikap responden tentang penggunaan Styrofoam sebagai kemasan makanan dapat dikategorikan menjadi kategori baik,
sedang, dan buruk. Pengkategorian sikap responden tentang penggunaan Styrofoam sebagai kemasan makanan dapat dilihat pada Tabel 4.7. berikut.
Tabel 4.7. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Sikap Tentang Penggunaan Styrofoam Sebagai Kemasan Makanan di Kelurahan Padang Bulan
Selayang I Kecamatan Medan Selayang Tahun 2010
No Kategori Sikap
Jumlah Orang Persentase
1. Baik
15 65,2
2. Sedang
6 26,1
3. Buruk
2 8,7
Jumlah 23
100,0
Tabel 4.7. di atas menunjukan bahwa sebagian besar responden, yaitu 15 orang 65,2 memiliki sikap yang baik tentang penggunaan Styrofoam sebagai
kemasan makanan. Sedangkan sebanyak 6 orang 26,1 responden termasuk ke
Universitas Sumatera Utara
dalam kategori sikap sedang dan selebihnya masih termasuk ke dalam kategori sikap buruk, yaitu 2 orang 8,7.
4.5. Tindakan Responden