24
II. A. 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Organizational Citizenship Behavior OCB
Podsakoff, dkk dalam Burton, 2003 mengidentifikasikan 4 elemen yang memiliki hubungan dengan OCB, yaitu :
1. Karakteristik individual karyawan anggota organisasi
Penelitian menunjukkan jenis kelamin mempengaruhi OCB yaitu bahwa wanita lebih perhatian dan terkait dengan perilaku menolong orang
lain dibandingkan pria. Konovsky Organ 1996 mengatakan bahwa faktor bawaan atau karakteristik psikologis individu seperti kepribadian,
kebutuhan psikologis, dan sikap merupakan prediktor OCB. Sedangkan Becker, 1992 dalam Burton, 2003 menemukan penyebab dari OCB
adalah komitmen karyawan terhadap organisasi. Beberapa variabel demografis diuji untuk melihat hubungannya
dengan OCB. Beberapa penelitian menemukan variabel-variabel tersebut adalah masa jabatan, tingkat pendidikan, jenis kelamin, usia dan tipe
tempat tinggal Burton, 2003. 2.
Karakteristik tugas pekerjaan Studi-studi yang berfokus pada karakteristik tugas pekerjaan
membedakan berdasarkan lima area, yaitu : 1 Task feedback, 2 Task rutinization, 3 Intinsically satisfying tasks, 4 Task interdependence, dan
5 Employee involvement Podsakoff, Mackenzie Bommer, dalam Burton, 2003. Hasil dari penelitian-penelitian tersebut ditemukan bahwa
employee involvement memperlihatkan signifikansi dengan OCB, sedangkan task rutinization menjadi satu-satunya variabel yang memiliki
Universitas Sumatera Utara
25 hubungan yang negatif dengan OCB. Kemudian ditemukan juga bahwa
task interdependence tidak langsung berhubungan dengan OCB, melainkan melalui variabel lain seperti perasaan tanggung jawab terhadap
rekan kerja dan suatu pekerjaan. 3.
Karakteristik kepemimpinan Secara keseluruhan, perilaku kepemimpinan memiliki hubungan
yang signifikan dengan OCB Podsakoff, dkk dalam Burton, 2003. Transformational leadership, leader-member exchange, “super”
leadership, traditional path goal leadership dan subtitutes for leadership memiliki hubungan dengan OCB. Namun, “super” leadership tidak
memiliki hubungan dalam menampilkan OCB dalam organisasi Burton, 2003.
4. Karakteristik Organisasi
Penelitian sebelumnya menemukan bahwa organization formalization, organization flexibility, dan advisorystaff support tidak
menunjukkan signifikansi yang konsisten terhadap OCB. Di sisi lain, perceived organizational support POS menunjukkan hubungan yang
signifikan terhadap OCB. Penghubung yang kuat tersebut adalah pada dimensi altruism yang dikemukakan oleh Settoon, Bennett, dan Liden
sebagai OCB-I, dimana “I” menunjukkan interaksi dengan individe bukan dengan organisasi Burton, 2003. Berdasarkan penelitian Hardaningtyas
2004 didapatkan bahwa budaya organisasi mempunyai hubungan yang signifikan terhadap OCB.
Universitas Sumatera Utara
26 Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa OCB bukan
hanya dipengaruhi oleh faktor internal karakteristik individu saja tetapi juga dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal yaitu seperti karakteristik tugas,
karakteristik kepemimpinan dan karakteristik organisasi.
II. B. Komitmen Karyawan terhadap Organisasi II. B. 1. Pengertian Komitmen Karyawan terhadap Organisasi
Komitmen terhadap organisasi adalah variabel sikap dalam konteks kerja. Ada beberapa definisi dari komitmen, namun semuanya terkait dengan
kelekatan individu pada organisasi Spector, 2000. Komitmen organisasi dapat didefinisikan sebagai 1 keinginan yang
kuat untuk berada atau tetap tinggal menjadi anggota dari organisasi, 2 kerelaan untuk mengerahkan usaha yang besar untuk kepentingan organisasi, 3
keyakinan, dan penerimaan dari nilai dan tujuan organisasi. Dengan kata lain, komitmen organisasi adalah sikap yang merefleksikan kesetiaan karyawan
terhadap organisasi Mowday, Steers, Porter, dalam Spector, 2000. Steers 1988, berpendapat bahwa komitmen organisasi merupakan
kondisi dimana pegawai sangat tertarik terhadap tujuan, nilai-nilai, dan sasaran organisasinya. Komitmen terhadap organisasi artinya lebih dari sekedar
keanggotaan formal, karena meliputi sikap menyukai organisasi dan kesediaan untuk mengusahakan tingkat upaya yang tinggi bagi kepentingan organisasi demi
pencapaian tujuan. Selain itu, komitmen organisasi didefinisikan sebagai rasa identifikasi kepercayaan terhadap nilai-nilai organisasi, keterlibatan kesediaan
untuk berusaha sebaik mungkin demi kepentingan organisasi dan loyalitas
Universitas Sumatera Utara
27 keinginan untuk tetap menjadi anggota organisasi yang bersangkutan yang
dinyatakan oleh seorang pegawai terhadap organisasinya. Dengan adanya rasa identifikasi, keterlibatan dan loyalitas tersebut, maka karyawan yang memiliki
komitmen organisasi akan menunjukkan adanya rasa penerimaan terhadap nilai- nilai dan tujuan organisasi, memiliki kesiapan dan kesediaan untuk berusaha
dengan sungguh-sungguh atas nama organisasi dan memiliki keinginan untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi menjadi bagian dari organisasi.
Meyer dan Allen 1990 menyatakan bahwa karyawan yang memiliki komitmen organisasi akan bekerja penuh dedikasi. Karena, karyawan yang
memiliki komitmen tinggi menganggap bahwa hal paling penting yang harus dicapai adalah pencapaian tugas dalam organisasi. Karyawan yang memiliki
komitmen organisasi yang tinggi juga memiliki pandangan yang positif dan akan melakukan yang terbaik untuk kepentingan organisasi. Hal ini membuat karyawan
memiliki keinginan untuk memberikan tenaga dan tanggung jawab yang lebih menyokong kesejahteraan dan keberhasilan organisasi tempatnya bekerja.
Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan diatas dapat diketahui bahwa komitmen organisasi merupakan variabel sikap dalam dunia kerja.
Komitmen organisasi merupakan proses pada individu karyawan dalam mengidentifikasikan dirinya dengan nilai-nilai, aturan-aturan, dan tujuan
organisasi. Komitmen organisasi ini meliputi hubungan yang aktif antara karyawan dengan organisasi. Karyawan yang memiliki komitmen organisasi
tinggi akan bersedia memberikan sesuatu atas kemauan sendiri agar dapat mendukung tercapainya tujuan organisasi. Definisi komitmen organisasi dalam
penelitian ini mengarah kepada teori dari Allen dan Meyer 1990 yang
Universitas Sumatera Utara
28 mengatakan bahwa karyawan yang memiliki komitmen akan bekerja penuh
dedikasi, yang membuat karyawan memiliki keinginan untuk memberikan tenaga dan tanggung jawab yang lebih untuk menyokong kesejahteraan dan keberhasilan
organisasi tempatnya bekerja.
II. B. 2. Karakteristik Individu yang memiliki Komitmen Organisasi