BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini telah membawa umat manusia pada era teknologi informasi dan komputerisasi. Dengan pemanfaatan
teknologi tersebut telah banyak memberikan kemudahan bagi manusia dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari. Sebagai contoh yaitu dalam dunia perdagangan,
di dalam melakukan transaksi bisnis seorang pembeli tidak mesti bertatapan langsung dengan penjual seperti layaknya dalam pasar tradisional melainkan hanya melalui
suatu media elektronik yang terhubung secara online, yang dikenal dengan internet. Sekarang ini di dunia bisnis dikenal ada dua model utama, yaitu bisnis
konvensional yang merujuk kepada nilai dan tata cara yang tradisional, yang lazim dikenal dengan bisnis klasik atau konvensional, dan bisnis modern yang bersifat
kontemporer.
1
Masing-masing model bisnis memiliki cara, permasalahan, konsekuensi yuridis, dan solusi yang berbeda.
Istilah “sistem hukum konvensional” penulis gunakan untuk menunjuk kepada sistem hukum yang berlaku saat ini yang belum mempertimbangkan
pengaruh-pengaruh dari pemanfaatan internet. Sedangkan bisnis modern yang bersifat kontemporer sudah dipengaruhi oleh pemanfaatan dari internet.
1
Kontemporer dalam hal ini diartikan bahwa bisnis modern pada masa sekarang ini sering berubah-ubah dan bersifat sementara dimana perkembangannya sangat berkaitan dengan
perkembangan teknologi.
Universitas Sumatera Utara
Perkembangan yang paling mutakhir muncul sebuah model atau sistem transaksi bisnis yang sangat inovatif dan kreatif mengikuti high tehc improvement
kemajuan teknologi tinggi di bidang komunikasi dan informasi. Canggihnya teknologi modern saat ini dan terbukannya jaringan informasi global yang serba
transparan. Hal ini ditandai dengan kemunculan internet, cybernet, atau word wide web www yakni sebuah teknologi yang memungkinkan adanya transformasi
informasi secara cepat keseluruh dunia maya.
2
Dengan teknologi internet semacam ini, human cation prilaku manusia, human interaction interaksi antar manusia dan human relation hubungan manusia
mengalami perubahan yang cukup signifikan khususnya di dalam hubungan dagang atau bisnis.
Bisnis teknologi informasi seperti ini dikenal dengan istilah Electronic commerce atau electronic bussiness. E-commerce perniagaan teknologi, sebagai
bagian dari e-business bisnis yang dilakukan dengan menggunakan electronic transmission, oleh para ahli dan pelaku bisnis dicoba dirumuskan definisinya dari
terminologi e-commerce perniagaan elektronik. Secara umum e-commerce dapat didefinisikan sebagai segala bentuk transaksi perdaganganperniagaan barang atau
jasa trade of goods and service dengan menggunakan media elektronik.
3
2
M. Arsyad Sanusi, Transaksi Bisnis dalam E-comerce: Studi Tentang Permasalahan Hukum dan Solusinya, dalam Jurnal Hukum Ius Quia Iustum, No. 16 Vol. 8 Maret 2001: 10-29,
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia, 2001, hlm. 11.
3
Ibid., hlm. 12.
Universitas Sumatera Utara
Ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dengan menggunakan internet sebagai media perdagangan, yaitu
4
: 1. Keuntungan bagi pembeli:
a. menurunkan harga jual produk; b. meningkatkan daya kompetisi penjual;
c. meningkatkan produktivitas pembeli; d. manajemen informasi yang lebih baik;
e. mengurangi biaya dan waktu pengadaan barang; f. kendali inventory yang lebih baik.
2. Keuntungan bagi penjual: a. identifikasi target pelanggan dan definisi pasar yang lebih baik;
b. manajemen cash flow yang lebih baik; c.
meningkatkan kesempatan berpartisipasi dalam pengadaan barang atau jasa tender;
d. meningkatkan efisiensi; e. kesempatan untuk melancarkan proses pembayaran pesanan barang;
f. mengurangi biaya pemasaran.
Dengan sistem e-commerce ini seorang penjual seller tidak harus bertemu langsung face to face dengan pembeli buyersconsumers, dalam suatu transaksi
dagang. Transaksi bisa tejadi hanya lewat surat menyurat melalui e-mail, telekopi dan lain-lain. Pembayaran payment bisa dilakukan juga melalui internet. Data message
pesan data yang berisi aggrement perjanjian dan kesepakatan kontrak bisa disampaikan oleh salah seorang diantara pihak yang terkait sebagai originator
kepada pihak lain si penerima, addressee secara langsung atau melewati mediator intermediary melalui jasa elektronik seperti internet, ekstranet, email dan lainnya.
5
Menurut Bajjaj dalam bukunya yang berjudul E-commerce: The cutting edge of business menyebutkan sejumlah keuntungan advantage yang bisa diperoleh dari
e-commerce ini, antara lain :
4
Riyeke Ustadiyanto, Framework E-Commerce, Yogyakarta: Andi, 2001, hlm. 138.
5
M. Arsyad Sanusi, Transaksi Bisnis dalam E-comerce…….., Ibid., hlm. 13
Universitas Sumatera Utara
1 Penghematan waktu
Transaksi bisnis antar negara yang biasanya menghabiskan waktu beberapa hari dalam bisnis konvensional dapat dipersingkat menjadi beberapa menit saja
dengan menggunakan jasa internet. 2
Mengurangi kemungkinan melakukan kesalahan dalam pengetikan dan sebagainya karena sudah disiapkan model standar yang tidak pernah diketik
ulang. 3
Karena waktu bisnis dapat digunakan seefisien mungkin, maka sangat memungkinkan untuk mendapat lebih banyak informasi mengenai bisnisnya
sehingga menunjang efektivitas dan efesiensi suatu perusahaan atau bisnis.
6
Terlepas dari keuntungan yang ditawarkan oleh e-commerce tersebut di atas, terdapat pula permasalahan-permasalahan hukum yang sangat krusial. Kalau dilihat
dari proses dan mekanisme terjadinya transaksi dapat dikemukakan beberapa permasalahan hukum sehubungan dengan masalah kontrak atau perjanjian antara lain
sebagai berikut : a
Masalah kapan terjadinya atau lahirnya kesepakatan dalam transaksi e-commerce Permasalahan ini erat kaitannya dengan saat bertemunya permintaan dan
penawaran melalui media maya tersebut. Kapankah dikatakan sebagai lahirnya perjanjian, apakah pada saat mengklik simbol-simbol yang ada di internet atau
pada saat lain yang bisa dikualifikasikan secara yuridis sebagai saat lahirnya
6
Nindya Pramono, Revolusi Dunia Bisnis Indonesia Melalui E-commerce dan E-Bussines: Bagaimana solusi hukumnya, Artikel Dalam Jurnal Hukum No. 16 Vol. 82001, Jakarta: Universitas
Islam Indonesia, 2001, hlm 2. Lihat juga Kamlesh, K. Bajjaj dan Nebjani Nag, Electronic Commerce The Cutting of Bussines, New Delhi: Tata Mc-Graw Hill Publishing Company Limited, 2000, hlm
14-15.
Universitas Sumatera Utara
perjanjian. Secara konvensional, perjanjian lahir, terjadi, timbul, dan bahkan berlaku segera setelah terjadi kesepakatan antara para pihak. Demikian menurut
Pasal 1320 ayat 1 KUHPerdata Indonesia. Kemudian apabila salah satu pihak dalam transaksi e-commerce berada di negara lain. Apakah Pasal 1320 ayat 1
KUHPerdata itu dengan sendirinya berlaku. b
Masalah pilihan hukum dan masalah pembuktian Transaksi bisnis melalui media internet atau e-commerce tidak menjelaskan
tempat dimana transaksi itu terjadi. Hal ini sangat penting secara yuridis karena berkaitan dengan yurisdiksi pengadilan yang berwenang jika timbul sengketa.
Kebanyakan transaksi e-commerce dilakukan oleh pihak yang berada pada yurisdiksi hukum negara yang berbeda, sementara dalam terms on condition pada
saat kesekapatan secara online dibuat tidak dengan secara tegas dan jelas menunjukkan atau memuat klausul choise of law, maka menjadi persoalan hukum
negara atau hakim manakah yang berwenang mengadili, jika kemudian hari menjadi sengketa. Masalah ini dapat dikaji melalui Hukum Perdata Internasional
HPI. Namun demikian, tidak semua hakim Indonesia paham benar dengan seluk beluk HPI dan penyelesaian melalui HPI sendiri tidak sepenuhnya dapat
memuaskan justisiabelen dari kalangan bisnis. c
Masalah keabsahan digital signature dan data message Apakah tanda tangan digital dapat diakui secara yuridis sebagai alat bukti yang
sah atau dapat dikatakan sebagai data asli atau sebagai tulisan asli. Masalah digital signature dan data message erat kaitannya dengan kerahasiaan
Universitas Sumatera Utara
confidentiality, keutuhan integrity dan keabsahan atau keotentikan authencity dari pihak pemesan.
7
Bagaimanakah memastikan bahwa data pesan yang sangat erat kaitannya dengan privacy pemesan, confidentiality pemesan dan pesanan, integrity dan
authencity, benar-benar data asli yang disepakati dan diakui menjadi pihak pemesan. Permasalahan di atas menunjukkan bahwa dalam beberapa segi, transaksi
dalam e-commerce sangat riskan, penuh resiko, terlebih karena pihak konsumen memiliki kewajiban melakukan pembayaran terlebih dahulu advance payment
sementara ia tidak bisa melihat kebenaran adanya barang yang dipesan ataupun kualitasnya.
Pembayaran yang dilakukan secara elektronik baik melalui transfer bank atau, lewat pengisian nomor kartu kredit di dalam internet sangat membuka peluang
terjadinya kecurangan perdata dan pidana, sementara belum ada jaminan pasti exact guaranteed bahwa barang yang dipesan telah dikirimkan sesuai dengan pesanan.
Apakah yang menjadi alat bukti ketika nantinya terdapat gugatan hukum, dasar apakah yang digunakan untuk menilai keotentikan sebuah dokumen elektronik dalam
e-commerce yang rata-rata tidak memiliki tanda-tangan signature.
8
Kemudian, berdasarkan ketentuan Pasal 1 Angka 10 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, disebutkan bahwa
transaksi elektronik adalah perbuatan hukum yang dilakukan dengan menggunakan komputer, jaringan komputer atau media elektronik lainnya. Transaksi jual beli secara
7
Nindyo Pramano, Op.Cit., hlm. 3-4.
8
M. Arsyad Sanusi, Op.Cit., hlm. 12.
Universitas Sumatera Utara
elektronik merupakan salah satu perwujudan ketentuan di atas. Pada transaksi jual beli secara elektronik ini, para pihak yang terkait didalamnya, melakukan hubungan
hukum yang dituangkan melalui suatu bentuk perjanjian atau kontrak yang juga dilakukan secara elektronik dan sesuai ketentuan Pasal 1 angka 18 Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, disebut sebagai kontrak elektronik yakni perjanjian yang dimuat dalam dokumen elektronik atau
media elektronik lainnya. Pada transaksi jual beli secara elektronik, sama halnya dengan transaksi jual
beli biasa yang dilakukan di dunia nyata, dilakukan oleh para pihak yang terkait, walaupun dalam jual beli secara elektronik ini pihak-pihaknya tidak bertemu secara
langsung satu sama lain, tetapi berhubungan melalui internet. Dalam transaksi jual beli secara elektronik, pihak-pihak yang terkait antara lain
9
: 1.
Penjual atau merchant atau pengusaha yang menawarkan sebuah produk melalui internet sebagai pelaku usaha;
2. Pembeli atau konsumen yaitu setiap orang yang tidak dilarang oleh undang-
undang, yang menerima penawaran dari penjual atau pelaku usaha dan berkeinginan untuk melakukan transaksi jual beli produk yang ditawarkan oleh
penjualpelaku usahamerchant. 3.
Bank sebagai pihak penyalur dana dari pembeli atau konsumen kepada penjual atau pelaku usahamerchant, karena pada transaksi jual beli secara elektronik,
penjual dan pembeli tidak berhadapan langsung, sebab mereka berada pada lokasi
9
Edmon Makarim, Kompilasi Hukum Telematika, Jakarta : PT. Grafindo Persada, 2000, hlm. 65.
Universitas Sumatera Utara
yang berbeda sehingga pembayaran dapat dilakukan melalui perantara dalam hal ini bank;
4. Provider sebagai penyedia jasa layanan akses internet.
Pada dasarnya pihak-pihak dalam jual beli secara elektronik tersebut diatas, masing-masing memiliki hak dan kewajiban. Penjualpelaku usahamerchant
merupakan pihak yang menawarkan produk melalui internet, oleh karena itu, seorang penjual wajib memberikan informasi secara benar dan jujur atas produk yang
ditawarkannya kepada pembeli atau konsumen. Disamping itu, penjual juga harus menawarkan produk yang diperkenankan oleh undang-undang, maksudnya barang
yang ditawarkan tersebut bukan barang yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, tidak rusak ataupun mengandung cacat tersebunyi, sehingga
barang yang ditawarkan adalah barang yang layak untuk diperjualbelikan. Dengan demikian transaksi jual beli termaksud tidak menimbulkan kerugian bagi siapapun
yang menjadi pembelinya. Di sisi lain, seorang penjual atau pelaku usaha memiliki hak untuk mendapatkan pembayaran dari pembelikonsumen atas harga barang yang
dijualnya, juga berhak untuk mendapatkan perlindungan atas tindakan pembelikonsumen yang beritikad tidak baik dalam melaksanakan transaksi jual beli
secara elektronik ini. Atas ketertarikan dengan permasalahan di atas penulis mencoba melakukan
penelitian yang diberi judul, Analisis Hukum Kontrak Dalam Transaksi E-Commerce Di Indonesia.
B. Perumusan Masalah