Konsep Kontrak Dalam Sistem Hukum Perdata Internasional

3. Persetujuan approval: Dalam penggunaanya dalam berbagai konteks baik oleh hukum atau oleh kebiasaan, tandatangan melambangkan adanya persetujuan atau otorisasi terhadap suatu tulisan, atau penandantangan telah secara sadar mengetahui bahwa tanda tangan tersebut mempunyai konsekuensi hukum. 4. Effeciency and Logistics Tanda tangan dalam suatu dokumen tertulis seringkali menimbulkan kejelasan dan keabsahan dari suatu transaksi dan juga akan mengurangi kebutuhan untuk mengecek keabsahan suatu dokumen kepada orang yang bersangkutan, sedangkan dalam pasal 187 KUHP kitab undang-undang hukum acara pidana, undang-undang nomor 8 tahun 1981, diebutkan bahwa pengadilan juga menerima segala macam tulisansurat, baik tulisansurat yang bertandatangan maupun yang tidak ditandatangani. Salah satu alasan untuk memasukkan surat ’tak bertandatangan’ dalam KUHP adalah karena beberapa alat bukti tulisan mungkin bukan berupa ’perjanjian’ tetapi bisa jadi merupakan alat bukti yang ditemukan dalam proses penyidikan. Pada dasarnya penggunaan tandatangan didalam suatu akta adalah sangat penting, karena tanpa adanya tandatangan maka surat tersebut hanyalah bersifat sebagai surat belaka dan bukan bersifat sebagai akta.

2. Konsep Kontrak Dalam Sistem Hukum Perdata Internasional

Universitas Sumatera Utara Hukum perdata internasional adalah hukum yang mengatur kegiatan perdata yang mengandung unsur-usnur internasional atau dengan kata lain melewati batas hukum internasional atau yang melintas dua atau lebih sistem hukum nasional. Perjanjian internasional juga menjadi dasar kegiatan perdata secara internasional seperti transaksi perdagangan internasional dan kegiatan peradta lainnya. 90 Subjek hukum perdata internasional melakukan hubungan perdata yang menjadi peristiwa hukum perdata. Hanya saja dalam hukum perdata internasional, peristiwa hukum perdata yang terjadi antara para pihak mengandung unsur-unsur asing atau internasional. Unsur-unsur asing tersebut ditentukan melalui Titik Taut Primer TTP dan Titik Pertalian Sekunder TPS. 91 TTP dan TPS tersebut contohnya adalah kewarganegaraan para pihak yang berbeda, pilihan hukum, status personal badan hukum yang berbeda, tempat perbuatan melanggar hukum, tempat kontrak dan pelaksanaan kontrak dibuat, cara penerimaan kontrak, sistem hukum yang berbeda dan sebagainya. Kesemua hal tersebut yang membuat peristiwa hukum tersebut menjadi hukum perdaat internasional. Asas kebebasan berkontrak juga dianut dalam hukum perdata internasional, maka pilihan hukum dan pilihan forum, merupakan dasar yang penting bagi suatu kontrak atau perjanjian para pihak yang secara alamiah mempunyai dan menganut sistem hukum yang berbeda. Pilihan hukum 90 http:www.indocybeenlawnet, diakses pada tanggal 23 Juni 2009, Pukul 11.00 91 http..www.fh.iu.ac.id, diakses pada tanggal 10 Mei 2009, Pukul 11.30 Universitas Sumatera Utara merupakan titik taut penentu dalam menentukan hukum mana yang digunakan dalam suatu perjanjian internasional. Apabila dalam suatu kontrak internasional tidak nampak bahwa para pihak telah memilih hukum tertentu, maka dapat dimengerti orang hendak mencari juga apakat terdapat suatu presumed intention of the parties. Secara tradisional terdapat asas. 92 a. Lex Loci Contracturs, yakni hukum yang digunakan adalah hukum dimana kontrak tersebut dibuat, dan b. Lex Loci Solutionis, bahwa hukum yang berlaku adalah tempat dimana perjanjian dilaksanakan. Asas ini telah banyak menjadi perdebatan dan sengketa dan menjadi jarang sekali dipakai Selain hal tersebut di atas di dalam hukum perdata international dikenal istilah interlegal yang bermakna di dalam setiap kasus terdapat lebih dari satu yurisdiksi. 93 Interlegal tersebut memiliki dua aspek, pertama adalah yurisdiksi berarti tentang kewenangan suatu pengadilan di bawah hukum nasional untuk menangani masalah yang akan diselesaikan dengan hukum nasional baik itu ketentuan secara eksplisit ataupun implisit berdasarkan prosedur perdata atau pidana. Kedua berkaitan masalah hukum manakah yang tepat yang akan diberlakukan apabila terdapat lebih dari satu yurisdiksi dalam sebuah masalah. Hal ini dalam HPI dikenal dengan pilihan hukum The choise of law sedangkan 92 Sudargo Gautama, Hukum Perdata Internastional Indonesia, Cetakan Kedua. Bandung: Alumni, 1987, hlm. 82. 93 Nidyo Pramono, Op.Cit., hlm. 18. Universitas Sumatera Utara situasinya disebut dengan konflik hukum. Dalam HPI dikenal adanya pilihan hukum seperti lex forum masalah-masalah hukum prosedur dan lex cause masalah-masalah pembuktian. 94 Perkembangan terakhir hukum perdata internasional memakai asas The Proper Law of the Contract dan The Most Characteristie of the Conection. 95 1. The Proper Law of the Conract Menurut azas ini hukum yang berlaku adalah hukum yang mempunyai titik-titik pertalian yang paling banyak atau hukum yang paling sering dipergunakan pada saat pembuatan perjanjian. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pilihan hukum yang akan memayungi perjanjian tersebut harus ditulis dalam perjanjiankontrak. 2. The Most Characteristic of Connection Yang dimaksud dengan the most characteristic of connection adalah kita melihat kepada faktor-faktor objektif dan keadaan-keadaan sekitar kontrak, melihat konteksnya dan juga bagaimana dapat dilokasilir dalam suatu tempat negara tertentu. Hubungan yang penting diperhatikan adalah antara tempat yang bersangkutan dalam pelaksanaan kewajiban yang karakteristik menurut sifatnya. 94 Ibid., hlm. 19. 95 Edmon Makarim, Op.Cit., hlm. 245. Universitas Sumatera Utara

3. Dasar Hukum Dan Legalitas Transaksi E-Commerce