2. Praktis
a. Memberikan sumbangan bagi penegak hukum terutama dalam menyelesaikan
masalah hukum yang berkenaan dengan transaksi e-commerce. b.
Memberikan masukan kepada pemerintah akan pentingnya mengkaji lebih dalam mengenai e-commerce dan menetapkan aturan-aturan hukumnya
sehingga sangketa yang berkaitan dengan transaksi tersebut dapat ditanggulangi dengan adanya payung hukum yang jelas.
E. Keaslian Penelitian
Berdasarkan informasi dan penelusuran yang dilakukan oleh peneliti terhadap hasil-hasil penelitian yang pernah dilakukan di lingkungan Universitas
Sumatera Utara, maka diketahui bahwa belum ada penelitian yang serupa dengan apa yang menjadi bidang dan ruang lingkup penelitian penulis ini, yaitu mengenai
Analisis Hukum Kontrak Dalam Transaski E-Commerce di Indonesia. Oleh karena itu penulis berkeyakinan bahwa penelitian yang penulis lakukan
ini jelas dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, karena senantiasa memperhatikan ketentuan-ketentuan atau etika penelitian yang harus dijunjung tinggi
bagi peneliti atau akademisi.
F. Kerangka Teori dan Konsepsi
1. Kerangka Teori
Universitas Sumatera Utara
Kerangka teori merupakan kerangka pemikiran atau butir-butir pendapat, teori, tesis, si penulis mengenai sesuatu kasus ataupun permasalahan problem, yang
bagi si pembaca menjadi bahan perbandingan, pasangan teoritis, yang mungkin ia setujui ataupun tidak disetujuinya dan ini merupakan masukan eksternal bagi
pembaca.
10
Menurut Kaelan M.S. Landasan teori pada suatu penelitian adalah merupakan dasar-dasar operasional penelitian. Landasan teori dalam suatu penelitian
adalah bersifat strategis artinya memberikan realisasi pelaksanaan penelitian.
11
Sejalan dengan hal tersebut diketahui bahwa transaksi e-commerce pada dasarnya merupakan suatu online contract, jadi dalam hal ini transaksi e-commerce
tidak lagi dibatasi oleh batas teritorial hukum suatu negara. Di dalam Hukum Perdata Internasional jika telah ditentukan di dalam
klausula perjanjian tersebut mengenai pilihan hukum, maka pilihan hukum itulah yang akan menyelesaikannya. Tetapi jika ternyata tidak dicantumkan mengenai
pilihan hukum tersebut maka hukum yang berlaku dapat ditentukan berdasarkan teori-teori yang ada
12
: a
Teori kotak pos mail box theory Menurut teori ini, suatu kontrak atau perjanjian terjadi pada saat jawaban yang
berisikan penerimaan tersebut dimasukkan ke dalam kotak pos. Dalam hal transaksi e-commerce maka hukum yang berlaku adalah hukum dimana pembeli
mengirimkan pesanan melalui komputernya. Teori ini mempunyai kelemahan,
10
Solly Lubis, Filsafat Ilmu dan Penelitian, Bandung : Mandar Maju, 1994, hlm. 80.
11
Kaelan M.S, Metode Penelitian Kualitatif Bidang Filsafat Paradigma bagi Pengembangan Penelitian Interdisipliner bidang Filsafat, Budaya, Sosial, Semiotika, Sastra, Hukum
dan Seni, Yogyakarta : Paradigma, 2005, hlm. 239.
12
Edmon Makarim, Op.Cit., hlm. 245.
Universitas Sumatera Utara
sebab ada kemungkinan pihak lawan tidak menerima pesannya atau terlambat menerima pesan tersebut. Oleh karena itu diperlukan konfirmasi pihak penjual.
b Acceptance Theory teori penerimaan
Menurut teori ini, hukum yang berlaku adalah hukum dimana pesan dari pihak yang menerima tawaran tersebut disampaikan. Dalam transaksi e-commerce maka
hukum yang berlaku menurut teori ini adalah hukum si penjual. c
Proper Law of The Contract Menurut teori ini hukum yang berlaku adalah hukum yang mempunyai titik-titik
pertalian yang paling banyak, atau hukum yang paling sering dipergunakan pada saat pembuatan perjanjian. Misalnya bahasa yang dipergunakan bahasa Jepang,
mata uang yang dipakai dalam transaksi yen, arbitrase yang dipergunakan arbitrase Jepang, maka yang menjadi pilihan hukumnya adalah hukum Jepang.
d The Most Characteristic Connection
Di lihat dari teori ini, hukum yang berlaku adalah hukum pihak mana yang melakukan prestasi yang paling karakteristik atau paling banyak. Dengan
demikian teori-teori tersebut dapat dipakai untuk menentukan hukum mana yang berlaku jika terjadi sangketa di kemudian hari.
Teori tentang lahirnya suatu kontrakperjanjian dikemukakan oleh Mariam Darus Badrulzaman, diantaranya yaitu :
1 Teori kehendak wilstheorie mengajarkan bahwa kesepakatan terjadi saat
kehendak pihak penerima dinyatakan, misalnya dengan menulis surat.
Universitas Sumatera Utara
2 Teori pengiriman verzendtheorie, mengajarkan bahwa kesepakatan terjadi pada
saat kehendak yang dinyatakan itu dikirim oleh pihak yang menerima tawaran. 3
Teori kepercayaan vertromenstheorie, mengajarkan bahwa kesepakatan itu terjadi pada saat pernyataan kehendak dianggap layak diterima.
13
Secara konvesional yang dapat dijadikan teori maupun rujukan untuk menangani kasus e-commerce yang mungkin terjadi di Indonesia adalah
14
: KUHPerdata pada Pasal 1313 tentang pengertian perjanjian, Pasal 1320 tentang
syarat-syarat perjanjian, Pasal 1338 tentang asas-asas pokok dalam perjanjian, Pasal 163 HIR 283 RBG dan Pasal 164 HIR 284 RBG tentang pembuktian. Undang-
undang lain yang berkaitan dengan transaksi e-commerce seperti Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1997 tentang dokumen perusahaan.
Disamping teori-teori dikemukakan di atas penulis juga melampirkan beberapa teori yang dijadikan teori pendukung, diantaranya yaitu :
1 Teori Kepentingan
15
Tujuan adalah pencipta dari seluruh hukum, tidak ada suatu peraturan hukum yang tidak memiliki asal-usulnya pada tujuan ini, yaitu pada motif praktis.
Hukum itu dibuat dengan sengaja oleh manusia untuk mencapai hasil-hasil tertentu yang diinginkan. Hukum itu mengalami suatu perkembangan sejarah dan
hukum bukan merupakan hasil dari kekuatan-kekuatan histories murni yang tidak direncanakan oleh negara dan ditujukan kepada tujuan tertentu. Tujuan hukum
13
Mariam Darus Badrulzaman, Aneka Hukum Bisnis, Bandung : Alumni, 1994, hlm. 24.
14
Nindyo Pramono, Op.Cit., hlm. 5, Lihat juga HP Pangabean, Pembentukan Hukum dalam Transaksi E-commerce, Artikel dalam Newsletter No. 42IXSeptember2000, Jakarta.
15
Teori ini dikemukakan oleh Roscoue Pound 1870-1964, seorang ahli hukum berkebangsaan Amerika melihat Social Engineering sebagai persoalan pokok dari hukum.
Universitas Sumatera Utara
adalah untuk melindungi kepentingan sebagai pengajaran kesenangan dan menghindari penderitaan.
2 Teori Berlakunya Hukum
16
Hukum merupakan hasil interaksi sosial dalam kehidupan di masyarakat, hukum adalah gejala masyarakat, karenanya perkembangan hukum timbul, berubah, dan
lenyapnya sesuai dengan perkembangan masyarakat. Hukum itu bukan suatu himpunan norma-norma, bukan himpunan peraturan-peraturan yang memaksa
orang berkelakuan menurut tata tertib masyarakat, tetapi suatu himpunan peraturan-peraturan yang menunjuk “kebiasaan” orang dalam pergaulan dengan
orang lain di dalam masyarakat itu. Hukum yang hidup tidak bisa ditemukan dalam bahan-bahan hukum formal, melainkan diluarnya yaitu di dalam
masyarakat.
2. Konsepsi