xliv demikian Eysenck mengatakan bahwa seseorang dengan salah satu tipe
kepribadian di atas tidak selamanya selalu berperilaku sama, sebagai contoh seorang dengan tipe kepribadian neurosis tidak selamanya berperilaku neurosis.
Ahli kepribadian yang lain yang juga menggolongkan beberapa tipe kepribadian adalah Jung. Pembagian kepribadian menurut Jung didasarkan atas
arah aktivitas psikis dan arah orientasi manusia yang mengarah ke dalam diri individu tersebut atau sebaliknya mengarah ke luar dari diri individu tersebut
dalam Suryabrata, 1982. Dengan demikian, Jung berpendapat bahwa apabila seseorang memiliki orientasi ke luar terhadap segala sesuatu yang ditentukan oleh
faktor-faktor objektif maka individu tersebut mempunyai orientasi ekstravert. Dan sebaliknya, individu yang memiliki orientasi ke dalam diri terhadap faktor-faktor
subjektif, maka individu tersebut dikatakan memiliki orientasi introvert. Dari gambaran di atas dapat dilihat kesamaan kedua tokoh di atas yang
membagi beberapa tipe kepribadian, dimana kedua tokoh di atas menggolongkan manusia ke dalam tipe kepribadian ekstrovert dan introvert.
II. B. 3. Tipe Kepribadian Ekstrovert
Eysenck dalam Hall dkk., 1985 memberikan beberapa karakteristik yang dimiliki oleh individu dengan tipe kepribadian ekstrovert, yaitu:
a. keras hati
b. impulsif
c. cenderung santai
d. mencari sesuatu yang baru
Universitas Sumatera Utara
xlv e.
kinerja ditingkatkan oleh kesenangan f.
lebih menyukai lapangan pekerjaan yang melibatkan hubungan dengan orang lain
g. tahan terhadap rasa sakit
h. suka mengambil kesempatanresiko
Dari karakteristik- karakteristik di atas, dapat dilihat bahwa individu dengan tipe kepribadian ekstrovert sangat berorientasi ke dunia luar. Dalam
melakukan tindakan, seperti memutuskan untuk melakukan sesuatu, individu bertipe kepribadian ekstrovert cenderung akan memperhatikan dan bergantung
pada rational reasoning alasan rasional dan akan menekan perasaannya sendiri http:mentalhelp.netpsyhelpchap9chap9c.htm
. Selain itu tipe kepribadian ekstrovert cenderung agresif dan kehilangan kesabaran Zulkarnain dan Ginting,
2003.
II. B. 4 Tipe Kepribadian Introvert
Tipe kepribadian introvert, menurut Eysenck dalam Hall dkk., 1985, memiliki karakterisitik:
a. lemah lembut
b. introspeksi
c. serius
d. cenderung menyukai hal-hal yang tetap
e. kinerja terganggu oleh kesenangan
f. lebih menyukai lapangan pekerjaan yang individual
Universitas Sumatera Utara
xlvi g.
sensitif terhadap rasa sakit h.
cenderung menahan diri dalam mengambil kesempatan Dalam melakukan suatu tindakan, individu bertipe kepribadian ini sangat
ditentukan oleh pendapat dari dalam dirinya sendiri. Individu bertipe kepribadian ini akan sangat cemas dalam membuat keputusan dikarenakan rasa takutnya akan
membuat kesalahan yang salah. Individu-individu dengan tipe kepribadian introvert akan cenderung menyalahkan diri mereka sendiri atas kesalahan yang
telah terjadi http:www.capitalideasonline.com articlesindex.php?id=1800
.
II. C. Perbedaan Postpurchase Dissonance Antara Konsumen Dengan Tipe Kepribadian Ekstrovert dan Introvert
Postpurchase dissonance dapat diartikan sebagai keraguan atau kecemasan yang dialami oleh seorang konsumen setelah melakukan suatu keputusan yang
sulit dan relatif permanen Hawkins, 1986. Keraguan ini akan dapat dialami oleh seorang konsumen yang harus membuat keputusan di antara banyak pilihan
alternatif. Karena banyaknya pilihan yang dihadapkan pada seorang konsumen dapat membuat konsumen tersebut merasa bingung untuk memutuskan alternatif
mana yang harus dipilih Pada konsumen bertipe kepribadian ekstrovert, keputusan membeli yang
dilakukannya akan banyak dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti informasi dari teman sebaya, dimana pola berpikir yang dimiliki tipe kepribadian ini didasarkan
atas penilaian objektif dan sangat ditentukan oleh keinginan dan harapan dari orang lain, dan mereka cenderung menekan perasaan ataupun penilaian yang
Universitas Sumatera Utara
xlvii berasal dari dalam diri mereka. Individu bertipe ekstrovert cenderung membuat
keputusan yang involuntarily tidak bebas dikarenakan keinginan untuk memenuhi ataupun menyenangkan harapan dari orang lain. Oleh karena itu
informasi dari luar serta penilaian yang objektif terhadap suatu produk yang didapatkan oleh konsumen bertipe kepribadian ekstrovert akan mengurangi
tingkat keraguan ataupun kecemasan yang dapat mereka rasakan setelah melakukan pembelian.
Bertolak belakang dengan konsumen bertipe kepribadian ekstrovert, seorang konsumen bertipe kepribadian introvert sangat berorientasi ke dalam
dunia mereka sendiri atau ke dalam diri sendiri. Pola pemikiran dalam memutuskan sesuatu sangat bersifat subjektif yang berarti memakai penilaian atas
sesuatu yang berasal dari dalam diri sendiri. Individu dengan tipe kepribadian introvert cenderung membuat keputusan membeli yang bersifat bebas
voluntarily yang didasarkan oleh pendapat dan keinginan sendiri. Konsumen tipe ini akan sangat berhati-hati dalam membuat suatu keputusan karena tingginya
rasa cemas atau rasa takut akan membuat suatu kesalahan yang dialaminya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa konsumen bertipe kepribadian introvert
akan cenderung merasakan keraguan ataupun kecemasan yang terjadi setelah mereka melakukan pembelian terhadap suatu produk.
Dari gambaran di atas dapat dilihat bahwa ada perbedaan tingkat keraguan atau kecemasan postpurchase dissonance yang dialami oleh seorang konsumen
bertipe kepribadian ekstrovert dengan seorang konsumen bertipe kepribadian introvert setelah melakukan pembelian terhadap suatu produk. Dimana seorang
Universitas Sumatera Utara
xlviii konsumen dengan tipe kepribadian ekstrovert akan mengalami tingkat keraguan
atau kecemasan postpurchase dissonance yang lebih rendah daripada konsumen bertipe kepribadian introvert.
II. D. Hipotesa Penelitian