secara nyata dalam kehidupan. Iklan mampu menimbulkan respon. Iklan cetak bersifat statis dan tidak mudah untuk membuat pembaca untuk melakukan
tindakan sesuai yang diinginkan.
Pada pentahahapan ini mengandung maksud bahwa komunikasi itu hendaknya dimulai dengan membangkitkan perhatian attention. Dalam hal ini komunikator harus
dapat menimbulkan daya tarik. Oleh karena itu, iklan harus mempergunakan trik-trik khusus untuk menimbulkan perhatian calon pembeli Jeffkins, 1996:82, seperti :
1. Menggunakan headline yang mengarah.
2. Menggunakan slogan yang mudah diingat.
3. Menonjolkan selling point suatu produk.
4. Menggunakan huruf tebal.
3. Variabel Antara Karakteristik Responden, antara lain adalah : a. Nama : Identitas Responden
b. Usia : Umur responden sejak lahir sampai dengan penelitian dilakukan. c. Jenis Kelamin : Laki-laki atau perempuan.
d. Pendidikan : Latar belakang tingkatan terakhir sekolah responden.
I.10 Hipotesis
Hipotesis secara etimologis terdiri dari dua perkataan. Perkataan pertama adalah HYPO yang berarti kurang dari, dan THESA yang berarti pendapat atau teori. Oleh
sementara yang setelah diuji mungkin benar dan mungkin juga salah Nawawi,1995:33. Suatu hipotesa selalu dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang menghubungkan antara
dua variabel atau lebih. Singarimbun,1995:43. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah :
Ho : Tidak terdapat pengaruh antara situs
www.dpreview.com terhadap minat
beli mahasiswa USU anggota UKM Fotografi. Ha
: Terdapat pengaruh antara situs www.dpreview.com
terhadap minat beli mahasiswa USU anggota UKM Fotografi.
URAIAN TEORITIS
II.1 Komunikasi dan Komunikasi Massa II.1.1 Pengertian Komunikasi
Pengertian komunikasi secara umum dapat dilihat dari dilihat dua segi, yaitu : 1. Pengertian Komunikasi Secara Etimologis
Secara etimologis asal katanya, komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu communication, bersumber dari kata communis yang berarti sama, dalam hal ini berarti
membuat kebersamaan makna dalam suatu hal antara dua orang atau lebih. Jadi komunikasi berlangsung apabila antara orang-orang yang terlibat dalam
proses komunikasi itu terdapat kesamaan makna mengenai suatu hal yang dikomunikasikan. Jelasnya jika seseorang mengerti tentang sesuatu yang dinyatakan
orang lain kepadanya, maka komunikasi sudah berlangsung. Namun jika seseorang tidak mengerti tentang sesuatu yang dinyatakan orang lain kepadanya, maka hal tersebut
bukanlah suatu komunikasi. 2. Pengertian Komunikasi Secara Terminologis
Secara terminologis komunikasi berarti proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Pengertian tersebut menjelaskan bahwa komunikasi
melibatkan sejumlah orang, dimana seseorang menyatakan seseuatu kepada orang lain. Onong Uchyana dalam bukunya Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek, mengatakan
komunikasi pada hakekatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh komunikator kepada komunikan.
mengkhususkan diri pada studi komunikasi antar manusia human communication bahwa komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang
mengatur lingkungannya dengan 1 membangun hubungan antar sesama manusia 2 melalui pertukaran informasi 3 untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain 4
serta berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu Cangara, 2002 : 19. Banyak sekali definisi komunikasi yang berbeda-beda yang disampaikan oleh para
ahli komunikasi. Menurut Anderson 1959 komunikasi adalah suatu proses dengan mana kita bisa memahami dan dipahami oleh orang lain. Komunikasi merupakan suatu proses
yang dinamis dan secara konstan berubah sesuai dengan situasi yang berlaku. Sementara Berelson dan Steiner 1964 mendefinisikan komunikasi sebagai penyampaian informasi,
gagasan, emosi, keahlian dan lain-lain melalui penggunaan simbol-simbol, seperti kata- kata, gambar-gambar, angka-angka, dan lain-lain. Miller 1996 mengatakan bahwa
komunikasi pada dasarnya adalah penyampaian yang disengaja dari sumber terhadap penerima dengan tujuan mempengaruhi tingkah laku pihak penerima Purba dkk, 2006 :
32-33. Suatu proses komunikasi tidak hanya berupa memberitahukan dan mendengarkan
saja, namun didalam suatu proses komunikasi harus mengandung pembagian ide, pikiran, fakta, ataupun pendapat dari satu orang kepada orang lain.
Dari definisi-definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian komunikasi adalah seni menyampaikan informasi pesan, ide, sikap, gagasan dari komunikator untuk
merubah serta membentuk perilaku komunikan pola, sikap, pandangan dan pemahamannya ke pola dan pemahaman yang dikehendaki komunikator.
Wilbur Schramm mengatakan dalam karyanya “Communication Research in the United States” bahwa komunikasi akan berhasil apabila pesan yang disampaikan oleh
komunikator cocok dengan kerangka acuan frame of reference, yakni paduan
diperoleh komunikan Effendy, 2005 : 13. Untuk memahami pengertian komunikasi sehingga dapat dilancarkan secara efektif
dapat dijelaskan dengan menjawab pertanyaan dari paradigma Lasswell yang dikemukanan oleh Harold D.Lasswell, yaitu : Who Says What In Which Channel To
Whom With What Effect? Paradigma Lasswell ini menunjukkan bahwa ada lima unsur dasar dalam komunikasi, yakni :
1. Who Siapa : Komunikator, orang yang menyampaikan pesan.
2. Says What Mengatakan Apa : Pesan, pernyataan yang diukung oleh lambang,
dapat berupa ide atau gagasan. 3.
In Which Channel Saluran : Media, sarana atau saluran yang mendukung pesan bila komunikan jauh tempatnya atau banyak jumlahnya.
4. To Whom Kepada Siapa : Komunikan, orang menerima pesan.
5. With What Effect Dampak : Efek, dampak sebagai pengaruh dari pesan atau
dapat juga dikatakan sebagai hasil dari proses komunikasi. Berdasarkan paradigma Lasswell tersebut dapat dikaji model komunikasi yaitu :
Sender : Komunikator pengirim informasi yang menyampaikan pesan kepada
seseorang atau sejumlah orang.
Sender Message
Media Receiver
Effect
Feedback
disampaikan oleh komunikator. Media
: Saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada
komunikan. Receiver : Komunikan orang yang menerima pesan dari komunikator.
Effect : Perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh
komunikan sebelum dan sesudah menerima pesan. Feedback : Umpan balik, yakni tanggapan komunikan apabila tersampaikan atau
disampaikan kepada komunikator. Fungsi komunikasi adalah :
a. Menyampaikan informasi to inform.
b.Mendidik to educate. c.
Menghibur to entertain. d.Mempengaruhi to influence.
Tujuan komunikasi adalah : a.
Mengubah sikap to change the attitude. b.Mengubah opinipendapatpandangan to change the opinion.
c. Mengubah perilaku to change the behavior.
d. Mengubah masyarakatperubahan sosial to change the society.
II.1.2.1 Pengertian Komunikasi Massa
Pengertian komunikasi massa, merujuk pada pendapat Tan dan Wright, merupakan bentuk komunkasi yang menggunakan saluran media dalam menghubungkan
komunikator dan komunikan secara massal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh terpencar, sangat heterogen dan menimbulkan efek tertentu Ardianto, 2004 : 3.
Menurut Bittner, komunikasi massa adalah penyampaian pesan, informasi, gagasan dan sikap kepada komunikan yang beragam dalam jumlah yang banyak dengan
menggunakan media massa. Dari definisi tersebut jelaslah bahwa komunikasi massa harus menggunakan media massa, sekalipun komunikasi itu disampaikan kepada
khalayak yang banyak, seperti rapat akbar di lapangan luas yang dihadiri olah ribuan bahkan puluhan ribu orang, jika tidak menggunakan media massa, maka itu bukanlah
komunikasi massa. Ahli komunikasi lainnya, Joseph A.Devito merumuskan komunikasi massa adalah
komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ia juga mengatakan bahwa komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh
pemancar-pemancar yang audio atau visual Effendy, 2000 : 21. Dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa adalah penyebaran pesan dengan
menggunakan media modern yang ditujukan kepada massa yang abstrak, yakni sejumlah orang yang tidak tampak oleh si penyampai pesan, misalnya pembaca surat kabar,
pendengar radio, penonton televisi dan film. Mempelajari komunikasi massa tidak ada gunanya tanpa mengkaitkan peran medianya, bahkan bisa dikatakan media massa menjadi
alat utama dalam proses komunikasi massa.
Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat kita simpulkan beberapa karakteristik dari komunikasi massa, yaitu :
1. Komunikasi massa bersifat satu arah
Komunikasi massa bersifat satu arah, artinya setiap pesan yang disampaikan oleh komunikator tidak diketahui apakah pesan itu dapat diterima dan dimengerti dengan baik
oleh komunikan atau tidak. Dalam komunikasi massa, komunikator tidak tahu sama sekali apakah komunikasinya berhasil atau gagal. Umpan balik terhadap pesan yang
disampaikan itu tidak langsung saat ia berkomunikasi, akan tetapi jauh sesudah pesan itu disampaikan sifatnya tertundadelayed feedback. Artinya, komunikan tidak dapat secara
langsung memberikan umpan balik atas pesan yang disampaikan oleh komunikator. 2.
Komunikator pada komunikasi massa melembaga Komunikator dalam komunikasi massa itu bukan satu orang, tetapi kumpulan orang-
orang. Artinya, gabungan antar berbagai macam unsur dan bekerja satu sama lain dalam sebuah lembaga. Lembaga yang dimaksud disini menyerupai sebuah sistem. Di dalam
komunikasi massa, yang namanya komunikator itu lembaga media massa itu sendiri. Dalam sebuah sistem ada interdependensi, artinya adanya interaksi, saling keterkaitan dan
saling ketergantungan antara komponen-komponen didalamnya. Jadi apabila ada satu komponen yang tidak bekerja akan mempengaruhi kinerja komponen yang lainnya.
3. Pesan pada komunikasi massa bersifat massa Komunikasi massa bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditujukan untuk
semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. Dengan kata
lain, pesan-pesannya ditujukan pada khalayak yang plural. Oleh karena itu, pesan-pesan yang disampaikanpun tidak boleh bersifat khusus. Khusus disini artinya pesan itu
ditujukan dan untuk dinikmati oleh orang banyak, maka pesannya harus bersifat umum. Misalnya dalam pilihan kata-katanya, sebisa mungkin memakai kata-kata popular bukan
kata-kata ilmiah. Sebab kata ilmiah itu hanya dapat dimengerti oleh kelompok tertentu. 4. Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan
Kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya adalah jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapainya relatif banyak dan tidak
terbatas. Dalam komunikasi massa, komunikasi yang banyak itu secara serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama pula. Effendy mengartikan
keserempakan media massa itu ialah keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator dan penduduk tersebut satu sama
lainnya berada dalam keadaan terpisah. 5. Komunikan komunikasi massa bersifat anonim dan heterogen
Dalam komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikan anonim, karena komunikasinya menggunakan media massa dan tidak tatap muka. Dalam
komunikasi massa, komunikannya juga heterogen karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda. Baik dari segi usia, jenis kelamin, agama, pendidikan, tingkat
ekonomi dan lain-lain. 6. Stimuli alat indera “terbatas”
Karakteristik komunikasi massa lainnya yang dapat dianggap salah satu kelemahannya adalah stimuli alat indera yang terbatas. Pada komunikasi antar pribadi
yang bersifat tatap muka., maka seluruh alat indera pelaku komunikasi komunikator dan komunikan dapat digunakan secara maksimal. Kedua belah pihak dapat melihat,
mendengar secara langsung, bahkan mungkin merasa. Dalam komunikasi massa, stimuli alat indera bergantung pada jenis media massanya. Pada surat kabar dan majalah,
penglihatan dan pendengaran, sedangkan pada media radio kita menggunakan indera pendengaran.
7. Umpan balik pada komunikasi massa tertunda delayed Ciri ini berhubungan dengan ciri komunikasi massa yang bersifat satu arah. Umpan
balik feedback merupakan faktor penting dalam bentuk komunikasi apa pun. Pada komunikasi massa, umpan baliknya bersifat tertunda delayed, artinya komunikan tidak
dapat secara langsung memberikan respon terhadap pesan yang telah diterimanya dari komunikator media.
II.1.2.3 Fungsi Komunikasi Massa
Wilbur Schramm menyatakan komunikasi massa berfungsi sebagai decoder, interpreter dan encoder. Komunikasi massa men-decode lingkungan sekitar untuk kita,
mengawasi kemungkinan timbulnya bahaya, mengawasi terjadinya persetujuan dan juga efek-efek dari hiburan. Komunikasi massa menginterpretasikan hal-hal yang di decode
sehingga dapat mengambil kebijakan terhadap efek, menjaga berlangsungnya interaksi serta membantu anggota-anggota masyarakat menikmati kehidupan. Komunikasi massa
juga meng-encode pesan-pesan yang yang memelihara hubungan kita dengan masyarakat lain serta menyampaikan kebudayaan baru kepada anggota-anggota masyarakat.
Pendapat Schramm pada dasarnya tidak berbeda dengan pendapat Harold D.Lasswell yang menyebutkan fungsi-fungsi komunikasi massa sebagai berikut :
a. Surveillance of the environment Fungsinya sebagai pengamatan lingkungan, yang oleh Schramm disebut sebagai
decoder yang menjalankan fungsi The Watcher.
Fungsinya menghubungkan bagian-bagian dari masyarakat agar sesuai dengan lingkungan. Schramm menamakan fungsi ini sebagai interpreter yang melakukan fungsi
The Forum. c. Transmission of the social heritage from one generation to the next
Fungsinya penerusan atau pewarisan sosial dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Schramm menamakan fungsi ini sebagai encoder yang menjalankan fungsi
The Teacher. Lasswell tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai fungsi-fungsi yang ia
kemukakan itu, sehingga terbuka kesempatan terhadap berbagai spekulasi dan penafsiran. Seorang ahli sosiologi, Charles R.Wright, menambahkan fungsi keempat, yaitu
entertainment dan ia memberikan penjelasan keempat fungsi tersebut sebagai berikut : a. Surveillance
Menunjuk pada fungsi pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai kejadian- kejadian dalam lingkungan, baik di luar maupun di dalam masyarakat. Fungsi ini
berhubungan dengan apa yang disebut Handling of News. b. Correlation
Meliputi fungsi interpretasi pesan yang menyangkut lingkungan dan tingkah laku tertentu dalam mereaksi kejadian-kejadian. Untuk sebagian, fungsi ini diidentifikasikan
sebagai fungsi editorial atau propaganda. c. Transmission
Menunjuk pada fungsi mengkomunikasikan informasi, nilai-nilai dan norma-norma sosial budaya dari satu generasi ke generasi yang lain atau dari anggota-anggota suatu
pendidikan. d. Entertainment
Menunjuk pada kegiatan-kegiatan komunikatif yang dimaksudkan untuk memberikan hiburan tanpa mengharapkan efek-efek tertentu Wiryanto, 2000 : 10-12.
II.1.2.4 Umpan Balik Komunikasi Massa
Dalam proses komunikasi massa dikenal istilah feedback atau umpan balik yaitu reaksi tanggapan yang diberikan oleh penerima pesan atau komunikan kepada
penyampai pesan atau komunikatorsumber. Selain itu, umpan balik juga dapat berupa reaksi yang timbul dari pesan kepada komunikator Ardianto, 2004 : 45-47.
a. Internal Feedback
Internal feedback adalah umpan balik yang diterima oleh komunikator bukan dari komunikan, akan tetapi datang dari pesan itu atau dari komunikator itu sendiri. Ketika
menyampaikan pesan, komunikator menyadari telah melakukan kesalahankekhilafan, kemudian ia meminta maaf dan memperbaiki kesalahan tersebut.
b. Eksternal Feedback External feedback adalah umpan balik yang diterima oleh komunikator dari
komunikan. External feedback ini sifatnya bisa langsung dan bisa juga tidak. 1.Umpan balik langsung
Umpan balik yang sifatnya langsung yaitu reaksi yang dapat segera ditangkap oleh komunikator, misalnya anggukan kepala pertanda komunikan mengerti atau setuju
terhadap pesan yang diterimanya atau komunikan menggelengkan kepala yang
oleh komunikan. 2.Umpan balik tertunda
Umpan balik yang sifatnya tidak langsung delayed feedback adalah umpan balik yang datang kepada komunikator sumber setelah melewati suatu rentang waktu
selang waktu, contohnya rubrik “Surat Pembaca” pada surat kabar dan sejenisnya. c. Representative Feedback
Sesuai dengan karakteristik komunikasi massa yang komunikannya bersifat heterogen, maka tidak mudah untuk mengukur umpan balik yang dari semua komunikan.
Karena itu umpan balik yang datang biasanya merupakan representative wakil sampel, sehingga walaupun yang ditanggapi hanya satu atau dua komunikan, namun hal tersebut
sudah dianggap dapat mewakili sejumlah komunikan yang lainnya. d. Cumulative Feedback
Cumulative feedback adalah umpan balik yang datang kepada komunikator dihimpun dahulu dan tidak segera diubah dalam pesan berikutnya, karena komunikator
harus mempertimbangkannya dahulu untuk dapat membuat kebijaksanaan selanjutnya. e. Quantitative Feedback
Quantitative feedback adalah umpan balik yang datang pada umumnya diukur dengan jumlahnya kuantitas.
f. Institutionalized Feedback Institutionalized Feedback adalah umpan balik yang terlembagakan, artinya umpan
balik yang diupayakan oleh lembaga, yang dilakukan dengan cara mendatangi langsung khalayak untuk mengumpulkan pendapatnya, kemudian dianalisis oleh lembaga tersebut.
II.1.2.5 Efek Pesan Media Massa
1. Efek Kognitif Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya
informatif bagi dirinya. Efek kognitif ini membahas tentang bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan
mengembangkan keterampilan kognitifnya. Melalui media massa, kita memperoleh informasi tentang benda, orang, atau tempat yang belum pernah kita kunjungi secara
langsung. 2. Efek Afektif
Efek ini kadarnya lebih tinggi daripada efek kognitif. Tujuan dari komunikasi massa bukan sekedar memberitahu khalayak tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu, khalayak
diharapkan dapat turut merasakan perasaaan senang, marah, sedih dan sebagainya. Misalnya dengan melihat situs dpreview.com akan timbul perasaan senang melihat
tampilan kamera DSLR. 3. Efek Behavioral
Efek behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan. Dewasa ini, media massa telah melakukan sesuatu yang
bermanfaat bagi khalayak. Contohnya adalah berbagai jenis buku, majalah ataupun surat kabar yang telah membahas berbagai macam keterampilan. Dengan demikian, media
massa tersebut dapat dijadikan atau digunakan sebagai media pendidikan Ardianto, 2004 : 52-56.
Seorang komunikator akan dapat melakukan perubahan sikap dan tingkah laku komunikan apabila antara mereka merasa adanya persamaan. Oleh karena itu seorang
komunikator harus dapat membangkitkan perhatian komunikan sehingga diantara mereka timbul persamaan makna akan suatu hal yang akan menjadi langkah awal suksesnya
komunikasi. Apabila perhatian telah dibangkitkan, maka selanjutnya diikuti dengan upaya menumbuhkan minat. Minat sifatnya sangat pribadi personal. Minat merupakan
keinginan yang kuat, gairah, kecenderungan hati yang sangat kuat terhadap sesuatu. Menurut A.W.Wijaya 1993 : 45, secara teori minat mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut : a.
Minat tidak dibawa sejak lahir. b.
Minat dapat berubah-ubah sifatnya situasional dan temporal. c.
Minat tidak berdiri sendiri, senantiasa mengandung reaksi dengan stimulus maupun objek.
d. Objek minat dapat merupakan suatu hal tertentu, tetapi dapat juga merupakan
kumpulan dari hal-hal tertentu tersebut.
II.3 Teori AIDDA