Pengertian Bank Syariah LANDASAN TEORI

24

2. Tujuan dan Manfaat Laporan Keuangan

Tujuan utama laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi, menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu entitas syariah yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Beberapa tujuan lannya adalah : 14 a. Meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam semua transaksi dan kegiatan usaha b. Informasi kepatuhan entitas syariah terhadap prinsip syariah serta informasi aset, kewajiban, pendapatan dan beban yang tidak sesuai dengan prinsip syariah bila ada dan bagaimana perolehan dan penggunaannya. c. Informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhan tanggung jawab entitas syariah terhadap amanah dalam mengamankan dana, menginvestasikannya pada tingkat keuntungan yang layak. d. Informasi mengenai tingkat keuntungan investasi yang diperoleh penanam modal dan pemilik dana syirkah temporer, dan informasi mengenai pemenuhan kewajiban fungsi sosial entitas syariah termasuk pengelolaan dan penyaluran zakat, infaq, sedekah dan waqaf. 14 Sri Nurhayati dan Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia Jakarta : Salemba Empat, 2011 h. 95 25 Adapun manfaat laporan keuangan adalah : 15 a. Bagi pemilik perusahaan dapat menilai sukses tidaknya manajer dalam memimpin perusahaannya dan kesuksesan seorang manajer biasanya diukur dari laba yang diperoleh perusahaan. b. Bagi pihak manajemen berguna untuk menyusun rencana yang lebih baik, memperbaiki sistem pengawasan dan menentukan kebijakan yang lebih tepat. c. Bagi investor dapat mengetahui prospek keuntungan di masa mendatang dan perkembangan perusahaan di masa selanjutnya, mengetahui jaminan investasi dan mengetahui kondisi kinerja atau kondisi keuangan jangka pendek perusahaan tersebut d. Bagi kreditur dapat mengetahui penentuan kebijaksanaan penanaman modal, apakah perusahaan mempunyai prospek yang cukup baik dan akan diperoleh keuntung rate of return yang cukup baik e. Bagi pemerintah untuk mengetahui besarnya pajak yang harus ditanggung oleh perusahaan. Laporan keuangan menjadi penting karena memberikan input informasi yang bisa dipakai untuk mengambil keputusan. Banyak pihak yang berkepentingan dalam laporan keuangan, mulai dari investor atau calon investor,pihak pemberi dana maupun calon pemberi dana,sampai dengan 15 Munawir, Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Yogyakarta : BPFE,2002, h.2 26 manajemen perusahaan itu sendiri. Berikut ini pos-pos yang ada dalam laporan keuangan perbankan syariah adalah sebagai berikut : 16 - Laporan Posisi KeuanganNeraca Laporan posisi keuangan mencerminkan sumber dana dan pengelolaan dana atau menggambarkan hak dan kewajiban dari perbankan syariah. Oleh karena karakteristik bank syariah berbeda dengan bank konvensional dimana lembaga keuangan syariah tidak membedakan dengan jelas pada sektor keuangan atau sektor riil, maka beberapa akun dalam laporan posisi keuangan bank syariah menunjukan karakteristik tersebut. akun-akun pokok yang ada pada laporan posisi keuangan neraca dapat digambarkan sebagai berikut : Neraca,minimal mencakup pos-pos berikut : a. Posisi Aktiva Aset Yaitu kekayaan bank yang berbentuk benda berwujud atau tidak berwujud yang diperoleh melalui utang dan atau modal sendiri. Lembaga keuangan seperti bank mempunyai karakteristik khusus karena asetnya ada yang berbentuk penyaluran dana pembiayaan. Contohnya : Kas dan Setara Kas, Penempatan pada Bank Indonesia,Giro pada Bank Lain, Penempatan pada bank lain,Efek-Efek atau Surat Berharga Syariah,Piutang Usaha dan Piutang lainnya,Investasi,Pinjaman Qard, 16 Dwi Nur‘aini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah, Jakarta : UIN Jakarta Press,2013. h.29 27 Persediaan, Aset yang diperoleh untuk Ijarah, Aset Istishna dalam penyelesaian setelah dikurangi termin istishna, Penyertaan pada Entitas Lain, Aset tetap dan Akumulasi Penyusutan,dan Aset lain-lain. b. Posisi Kewajiban Yaitu kemungkinan pengorbanan manfaat ekonomi masa depan dengan adanya keharusan bank saat periode berjalan untuk mentransfer aktiva atau menyediakan jasa kepada entitas lainnya dimasa depan sebagai akibat transaksi atau kejadian masa lalu atau hak para kreditur atas kekayaan bank yang berasal dari dana masyarakat,dana pinjaman dari pihak ketiga bukan bank dan sumber dana lain yang sesuai syariah. Contohnya : Kewajiban Segera, Bagi hasil yang belum dibagikan, Kewajiban kepada Bank Indonesia, Kewajiban kepada bank lain,Simpanan Wadiah, Simpanan bank lain,Kewajiban lain,Pembiayaan yang dterima, Hutang Pajak,Estimasi kerugian dan komitmen kontinjensi,Pinjaman Subordinasi, Dana Syirkah Temporer dari bukan bank dan bank,Ekuitas. - Laporan Kinerja Laba Rugi Laporan kinerja atau laporan laba rugi bank syariah ini menunjukan kinerja yang telah dicapai oleh bank syariah. Bank syariah memiliki kegiatan usaha yang lebih luas dari bank konvensional sehingga dalam laporan kinerja ini juga dapat menggambarkan hasil usaha yang diperoleh bank syariah. Beberapa unsur laporan laba rugi yang ada dalam laporan laba rugi bank syariah adalah : 28 1. Pendapatan Operasi Utama Pendapatan usaha utama bank syariah ini bukan seluruhnya pendapatan bank syariah, tetapi merupakan pendapatan milik bersama antara bank syariah dan pemilik dana shahibul maal yang diperoleh dari pengelolaan dana yang dilakukan oleh bank syariah. Oleh karena itu bank syariah hendaknya menjaga amanah ini dan tidak diperkenankan untuk digabung dengan pendapatan milik bank syariah sendiri. Pendapatan operasi utama terdiri dari pendapatan dari transaksi jual beli,pendapatan dari sewa,pendapatan bagi hasil, dan pendapatan operasi utama lainnya. Pendapatan operasi utama ini dipisahkan supaya dapat memberikan informasi kepada pemakaian laporan keuangan atas pendapatan utama operasional bank syariah dan akan dikaitkan dengan bagi hasil yang telah diberikan oleh bank syariah. 2. Hak Pihak Ketiga Atas Bagi Hasil Investasi Tidak Terikat Dana Syirkah Temporer Hak pihak ketiga atas bagi hasil dana syirkah temporer merupakan bagian bagi hasil milik pihak ketiga yang didasarkan pada prinsip mudharabah mutlaqah atas hasil pengelolaan dana mereka oleh Bank dengan menggunakan sistem revenue sharing. Tidak dikategorikan sebagai beban bank syariah karena besarnya sangat tergantung pada pendapatan operasi utama bank syariah, besarnya sebanding dengan pendapatan operasi utama,besarnya tidak tetap. 29 3. Pendapatan Operasi Lainnya Unsur ini untuk menampung pendapatan operasi utama lainnya,yang merupakan milik bank syariah sepenuhnya tidak dibagi hasilkan. Seperti pendapatan atas fee mudharabah muqqayadah, fee wakalah, fee kafalah dan pendapatan atas layanan berdasarkan imbalan lainnya. 4. Beban-beban Beban-beban ini adalah semua beban yang menjadi tanggugan bank sebagai mudharib sebagaimana layaknya bank. Seperti beban tenaga kerja,beban umum dan administrasi dan beban operasi lainnya. 5. Pendapatan Non Operasi Terdiri dari : a. Keuntungan pelepasa aktiva tetap b.Pendapatan hibah c. Pendapatan lainnya 6. Beban Non Operasi Terdiri dari : a. Kerugian pelepasan aktiva tetap b.Beban lainnya 7. Zakat adalah pengeluaran zakat bank selama satu periode akuntansi 8. Pajak Penghasilan adalah taksiran pajak penghasilan yang harus dibayarkan bank selama satu periode akuntansi yang meliputi pajak kini,tangguhan dan pajak penghasilan. 30 9. Laba adalah keuntungan yang diperoleh bank selama satu atau periode akuntansi. Laba mencakup laba bersih dan laba bersih per saham dasar atau earning per share. Laba bersih yaitu keuntungan bank setelah dikurangi semua biaya dan pajak. Laba bersih per saham dasar adalah hak perlembar atas laba bersih bank. - Laporan Arus Kas Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukan penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas pada bank selama periode tertentu yang dikelompokan dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. - Laporan Perubahan Ekuitas Laporan perubahan ekuitas adalah laporan yang menunjukan perubahan ekuitas bank yang menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode pelaporan. - Laporan Perubahan Dana Investasi Terikat Investasi terikat adalah investasi yang bersumber dari pemilik dana investasi terikat dan sejenisnya yang dikelola oleh bank syariah sebagai agen investasi. 17 - Laporan Rekonsiliasi Pendapatan dan Bagi Hasil Bank syariah menyajikann Laporan Rekonsiliasi Pendapatan dan Bagi hasil yang merupakan rekonsiliasi pendapatan bank syariah, yang menggunakan dasar akrual accrual basic,dan pendapatan yang 17 Ibid, h. 45. 31 dibagihasilkan kepada pemilik,dana yang menggunakan dasar kas cash basis. Perbedaan dasar pengakuan tersebut mengharuskan bank syariah menyajikan Laporan Rekonsiliasi Pendapatan dan Bagi Hasil sebagian bagian komponen utama laporan keuangannya. - Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat Laporan sumber dan penggunaan ZIS merupakan laporan yang menunjukan sumber dan penggunaan dana selama suatu jangka waktu tertentu,serta saldo ZIS pada tanggal tertentu. - Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan Laporan ini berisi informasi penerimaan dana kebajikan dari beberapa komponen yang mungkin diterima oleh bank syariah seperti infaq, shodaqoh, hasil pengelolaan dana wakaf.

C. Laba

Bagi perusahaan yang bertujuan untuk mencari keuntungan laba merupakan hal penting sekaligus menjadi tujuan pokok pendirian perusahaan. Untuk dapat mencapai laba yang diharapkan diperlukan perhatian yang cermat terdapat pendapatan dan biaya sebagai unsur-unsur laba. Dan juga dibutuhkan pengukuran yang wajar atas keduanya agar dapat diperoleh perhitungan- perhitungan laba yang tetap setiap periode. 32 Pada dasarnya laba merupakan kelebihan pendapatan atas biaya yang terjadi selama satu periode akuntansi. semua perhitungan ini akan terlihat dalam laporan keuangan. Dilihat dari segi penghasilannya laba dapat dibagi kedalam dua bagian yaitu : a. Laba yang sudah di realisasikan yaitu laba yang sudah bias diakui yang terjadi karena adanya transaksi penjualan. b. Laba yang belum di realisasikan yaitu laba yang terjadi karena peningkatan kekayaan, sebagai akibat dari kenaikan aktiva dan belum terjadi transaksi penjualan. Menurut Syofyan Syarif laba didefinisikan sebagai berikut : ―Perbedaan revenue yang di realisasi yang timbul dari transaksi pada periode tertentu diharapkan dengan biaya yang dikeluarkan pada periode tersebut‖. 18 Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa laba merupakan suatu kelebihan pendapatan atau keuntungan yang layak diterima oleh perusahaan,karena perusahaan tersebut telah melakukan pengorbanan untuk kepentingan pihak lain pada jangka waktu tertentu.

D. Manajemen Laba

Ada alasan mendasar mengapa manajer melakukan manajemen laba. Harga pasar saham suatu perusahaan secara signifikan dipengaruhi oleh laba, risiko dan spekulasi. Oleh sebab itu perusahaan yang labanya selalu mengalami 18 Sofyan Syarif, Teori Akuntansi, Jakarta : Lembaga Pengembangan Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti LPFE Usakti,1999, h. 147. 33 kenaikan dari periode ke periode secara konsisten akan mengakibatkan risiko perusahaan ini mengalami penurunan lebih besar dibandingkan prosentase kenaikan laba. Hal inilah yang mengakibatkan banyak perusahaan yang melakukan pengelolaan dan pengaturan laba sebagai salah satu upaya untuk mengurangi risiko. Secara logika hal itu bisa dipahami karena manusia merupakan pribaadi yang cenderung menghindari risiko risk adverse yang selalu berusaha mengeliminasi atau meminimalkan kerugian yang mungkin akan dialaminya,walaupun upaya yang dilakukannya mungkin merugikan pihak lain. Secara umum ada beberapa definisi yang berbeda satu dengan yang lainyaitu definisi manajemen laba yang diciptakan oleh Davidson, Stickney,dan Weil 1987, Schipper 1989, Fisher dan Rozenzweig 1995, Lewitt, serta Healy dan Wahlen 1999. 19 1. Davidson, Stickney,dan Weil Earning management is the process of taking deliberate steps within the constrains of generally accepted accounting principles to bring about desired level of reported earnings Manajemen laba merupakan proses untuk mengambil langkah tertentu yang disengaja dalam batas-batas prinsip akuntansi berterima umum untuk menghasilkan tingkat yang diinginkan dari laba yang dilaporkan. 19 Sri,Sulistyanto,Manajemen Laba dan Teori Empiris. Jakarta : Grasindo,2008 h. 47.